Virus Corona
Sudah Lewat Prediksi Puncak Corona, Kasus Infeksi Covid-19 di Italia Belum Reda, Ini Kata Ahli
Sudah lewat prediksi puncak Corona, kasus infeksi covid-19 di Italia belum reda, ini kata ahli.
Dan kini, infeksi mulai meningkat di Selatan Italia, tempat di mana banyak orang Italia pindah setelah dimulainya tindakan pengendalian di Utara.
Pihak CNR sendiri memperkirakan angka-angka di seluruh Italia akan mulai stabil antara 25 Maret sampai 15 April mendatang.
Namun prediksi itu masih belum pasti. "Sebagian besar faktor berpengaruh dan terus menerus dikalibrasi ulang sesuai dengan data terbaru yang ada," kata pihak CNR dalam sebuah pernyataan.
Giorgio Sestili juga melaporkan pada Harian Avvenire bahwa langkah-langkah penahanan wabah dan penghindaran munculnya wabah di Italia bagian tengah dan Selatan sangat penting dilanjutkan.
Sementara itu, Giovanni Rezza, Kepala Departemen Penyakit Menular di Institut Kesehatan Nasional Italia (ISS) mengatakan bahwa pembicaraan tentang puncak wabah nasional sangat tidak masuk akal.
"Tidak mungkin membuat prediksi karena epidemi itu muncul seperti bintik-bintik pada macan tutul di beberapa tempat dan tidak sekaligus," kata Rezza kepada radio Italia.
Dia mengatakan yang terburuk telah berakhir di Provinsi Lodi, tempat virus pertama kali muncul di Tenggara Milan, sementara di Brescia dan Bergamo di Timur Milan situasinya semakin memburuk.
Pierluigi Lopalco, seorang ahli epidemiologi di Universitas Pisa mengatakan bahwa seluruh warga harus saling berhati-hati. "Model prediksi untuk virus Corona seperti prakiraan cuaca," kata Lopalco di Twitter.
"Mereka bagus selama 24 jam, mereka baik-baik saja selama 48 jam ke depan, tetapi mereka tidak lagi dapat diandalkan untuk 72 jam berikutnya." Pungkasnya.
Suasana Mencekam di Italia
Mengutip Kompas.com yang melansir AFP Minggu (29/3/2020), wabah virus Corona adalah kondisi darurat yang dihadapi Italia sejak Perang Dunia II silam.
Secara perlahan, lockdown yang sudah berlangsung selama tiga pekan itu sudah menggerus ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa tersebut.
Rasa putus asa itu dilaporkan mulai dirasakan oleh penduduk di Region Sisilia, salah satu daerah berkembang di Negeri Pizza.
Hingga membuat polisi bersenjatakan tongkat dan senjata api terpaksa bergerak melindungi supermarket di Sisilia, Italia, buntut laporan adanya penjarahan.
Berdasarkan pemberitaan harian La Repubblica, sekelompok orang memasuki supermarket di Palermo dan pergi tanpa membayar.