Paskah

Makna Paskah 12 April 2020, Minggu Kebangkitan, Peringatan Peristiwa Sakral dalam Hidup Yesus

Hari Raya Paskah yang jatuh pada 12 April 2020 memiliki makna penting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen.

Freepik.com
Ilustrasi Hari Raya Paskah. Apa makna perayaan Paskah? 

Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu sakramen Ekaristi/Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen, atau Perjamuan Kudus Jumat Agung, yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi.

Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah.

Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah disebutkan sebanyak 80 kali dalam 72 ayat sementara di dalam terjemahan BIS disebutkan sebanyak 86 kali dalam 77 ayat.

Kumpulan Ucapan Paskah, Kata-kata Bijak dalam Bahasa Inggris dan Artinya, Cocok Dikirim via WhatsApp

Paskah pada Gereja Mula-mula

Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa.

Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir.

Sumber yang paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul Peri Pascha (Tentang Paskah).

Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib (Via Dolorosa) yang dilalui oleh Tuhan Yesus.

Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi (bahasa Ibrani: Zerah Syelamin).

Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati.

Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah).

Perbedaan timbul di seputar tanggal Paskah.

Orang Kristen Yahudi dan jemaat provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan Paskah Yahudi, yaitu sehari setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka – kematian Yesus pada 15 Nisan dan kebangkitan Yesus pada 17 Nisan – tanpa mempedulikan harinya.

Namun orang Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan Aleksandria merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu – hari kebangkitan Yesus, tanpa mempedulikan tanggalnya.

Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak digunakan di gereja, dan penganut metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved