Breaking News

Virus Corona

Selain Amerika dan Eropa, WHO Beber Indonesia Bisa Jadi Sarang Virus Corona, Yurianto Singgung PSBB

Selain Amerika Serikat dan Eropa, WHO beber Indonesia bisa jadi sarang Virus Corona, Achmad Yurianto singgung PSBB

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kompas.com
Update kasus Virus Corona atau covid-19 di 34 Provinsi Indonesia jumlahnya terus bertambah. Data terbaru Jumat (10/4/2020), Provinsi Papua kini salip Kalimantan Timur (Kaltim), sedangkan Sulawesi Selatan (Sulsel) masuk 5 besar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Selain Amerika Serikat dan Eropa, WHO beber Indonesia bisa jadi sarang Virus Corona, Achmad Yurianto singgung PSBB.

Langkah Pemerintah Jokowi mengambil opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB tampaknya diragukan dunia internasional.

WHO menyebut, Asia Tenggara, terlebih Indonesia, bisa menjadi episentrum baru alias sarang Virus Corona atau covid-19.

Diketahui, setelah China, Eropa dan Amerika Serikat kini jadi episentrum baru Virus Corona.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) untuk mencegah potensi Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran covid-19.

Jangan Senang Dulu Jika Sembuh dari Virus Corona, Tak Main-Main, Sederet Organ Vital Ini Bisa Rusak

Viral Foto Surat Edaran Bansos Corona, Syarat Ini Diprotes Warga, Gubernur Langsung Beri Teguran

Hal ini disampaikan Achmad Yurianto menanggapi Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Diah Saminarsih yang menyebutkan, Indonesia berpotensi menjadi episentrum baru penyebaran covid-19 jika tidak segera melakukan kontrol.

"Nah itu (PSBB), apakah kita selama ini tidak melakukan pencegahan?," kata Achmad Yurianto ketika dihubungi wartawan, Sabtu (11/4/2020).

Achmad Yurianto mengatakan, untuk mencegah penyebaran covid-19 di tengah masyarakat, pemerintah sudah membuat berbagai aturan.

Dan saat ini masyarakat harus mematuhi aturan tersebut.

"Iya, (butuh kerja sama masyarakat).

Peraturannya sudah banyak, tinggal dipatuhi saja.

Banyak aturan kalau tidak ada yang mematuhi ya percuma," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, setelah Amerika Serikat dan Eropa, Asia Tenggara disebut berpeluang menjadi episentrum baru pandemi covid-19 jika wabah tidak terkontrol.

Regional Director WHO kawasan Asia Tenggara telah mengeluarkan sebuah media briefing sebagai peringatan dan saran kehati-hatian untuk negara di Asia Tenggara.

Ia berujar, gelombang episentrum wabah Virus Corona dari Amerika dan Eropa akan menuju Asia Tenggara.

Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG Diah Saminarsih menyampaikan bahwa potensi pergeseran gelombang episentrum wabah ke wilayah Asia Tenggara ini bisa jadi sangat besar jika tidak terkontrol dari sekarang.

Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara.

Selain itu, India di Asia Selatan juga disorot WHO sebagai negara yang padat penduduk.

"Indonesia dan India, apabila epidemi tidak terkontrol di dua negara tersebut, maka kawasan Asia Tenggara menjadi episentrum baru (covid-19) di dunia," kata Diah dalam diskusi daring bertajuk "Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi", Kamis (9/4/2020).

Saat ini, episentrum ada di Amerika dan Eropa.

Dalam Situasi Sulit Akibat Corona, Disnakertrans Kukar Minta Perusahaan Tetap Bayarkan THR Pekerja

Di Amerika Serikat, angka kematian bahkan bisa mencapai sekitar 1.000 kematian per hari.

"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," ujar dia.

Oleh sebab itu, Diah berujar Indonesia sebagai negara yang "terlambat" terinfeksi Virus Corona bisa mengambil pelajaran akan hal-hal yang dilakukan di negara lain.

Vaksin yang dibiayai Bill Gates Diuji coba

Di tempat lain, secercah harapan muncul di tengah ketidakpastian kapan wabah covid-19 akan berakhir.

Sebuah vaksin anti - Virus Corona akan diuji coba secara klinis setelah mendapat restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Vaksin itu diajukan oleh perusahaan bio teknologi yang berbasis di Pennsylvania, Amerika Serikat bernama Inovio Pharmaceuticals.

Pengembangan vaksin ini, turut disokong oleh pendiri Microsoft, Bill Gates, beserta sang istri, Melinda Gates melalui yayasan Bill and Melinda Gates Foundation.

Pasangan tersebut memang dikenal sebagai filantropi yang kerap menyumbangkan harta kekayaannya untuk kegiatan sosial.

Selain disokong yayasan milik Bill Gates, eksperimen ini juga didukung yayasan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations.

Kandidat vaksin bernama INO-4800 ini, rencananya akan disuntikkan kepada relawan di AS pada Senin (13/4/2020) mendatang.

Pengembangan vaksin ini sejatinya tidak dibuat dari nol. Inovio Pharmaceuticals, sebelumnya telah menyelesaikan fase pertama kandidat vaksin DNA untuk virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Pengembangan vaksin untuk virus MERS tersebut dikabarkan menuai hasil yang positif.

MERS sendiri diketahui berasal dari keluarga virus yang sama dengan covid-19 yakni Virus Corona.

Vaksin ini diklaim bisa menghasilkan antibodi tingkat tinggi yang dihasilkan di dalam tubuh dan bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Nantinya, Invio akan menguji coba vaksin ini ke 40 relawan sehat berusia dewasa yang sudah lebih dulu diseleksi.

Uji coba ini akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan.

Relawan tersebut diambil dari sekolah kedokteran Perelman School of Medicine di Universitas Pennsylvania atau Pusat Penelitian Farmasi di Kansas.

Masing-masing relawan akan mendapatkan dua dosis vaksin selama empat minggu dengan jeda waktu tertentu.

 Kabar Baik di Saat Wabah Corona: Virus Tak Cepat Bermutasi & Vaksin yang Dikembangkan Bertahan Lama

Diharapkan, hasil uji coba berupa data respons kekebalan tubuh serta hal-hal yang mendukung keselamatan pengobatan, bisa diperoleh pada akhir musim panas atau sekitar bulan September mendatang.

Jika hasilnya positif, Inovio akan mulai penelitian lanjutan agar vaksin dapat benar-benar mengatasi virus tersebut.

Dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Rabu (8/4/2020) perusahaan ini berencana memproduksi satu juta dosis vaksin pada akhir 2020 yang bisa digunakan dalam uji klinis tambahan atau untuk keadaan darurat.

Pengembangan vaksin anti- Virus Corona ini membutuhkan waktu cukup lama.

Anthony Fauci, dokter dan ahli imunologi asal AS, beberapa kali mengatakan, butuh setidaknya satu tahun untuk memastikan apakah vaksin yang digunakan akan dan efektif melawan virus atau tidak.

(*)

IKUTI >> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Disebut Berpotensi Jadi Episentrum Baru Covid-19, Ini Respons Jubir Pemerintah", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/11/20351811/indonesia-disebut-berpotensi-jadi-episentrum-baru-covid-19-ini-respons-jubir.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved