Virus Corona

Muncul Gejala Baru Virus Corona, hingga Pemerintah Mulai Singgung Potensi Gelombang Kedua Covid-19

Muncul gejala baru Virus Corona, hingga Pemerintah mulai singgung potensi gelombang kedua covid-19 di Indonesia

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Muncul gejala baru Virus Corona, hingga Pemerintah mulai singgung soal potensi gelombang kedua di Indonesia, Selasa (14/4/2020) 

TRIBUNKALTIM.CO - Muncul gejala baru Virus Corona, hingga Pemerintah mulai singgung potensi gelombang kedua covid-19 di Indonesia.

Terungkap gejala baru Virus Corona, kini tak cuma demam, batuk, dan sesak nafas.

Penemuna gejala baru Virus Corona ini terungkap seiring jumlah kasus positif yang melonjak dari hari ke hari di dunia.

Namun, jumlah kasus covid-19 yang terus meningkat di dunia ini justru menyebabkan kemunculan berbagai gejala baru yang jauh lebih luas.

Sementara itu, di tanah air, Pemerintah mulai menyinggung soal puncak pandemi Virus Corona hingga gelombang kedua covid-19 yang disebut-sebut bakal lebih berbahaya.

Deskripsi lebih rinci dari gejala Virus Corona menunjukkan bagaimana dokter dan peneliti masih mempelajari tentang virus itu.

Hasil Investigasi Terbaru Ungkap Kronologi Penularan Virus Corona Tanpa Gejala di Singapura

UPDATE Virus Corona di Kaltara, ODP Menurun, Orang Tanpa Gejala Masih Sama di Angka 207 Orang

Bukan Demam atau Sesak, 5 Gejala Ringan Ini Bisa Tanda Terinfeksi Covid-19, Satunya Sering ke Toilet

covid-19 dapat dimulai dengan cara yang sama di antara pasien tanpa memandang usia atau status kesehatan seseorang.

Kelelahan Ekstrem

Hedy Bauman (74), seorang pria dari Silver Spring, Maryland merasa sangat lemah sehingga ia hampir tak bisa bejalan ke sudut-sudut rumahnya.

Menurutnya, membaca beberapa halaman koran cukup melelahkan.

"Kamar mandi saya mungkin berjarak 15 langkah dari temput tidur.

Aku tak yakin bisa pergi dari kamar mandi ke tempat tidur," kata Bauman, dilansir dari NBC News.

Kendati tidak menderita demam, Bauman mengaku kedinginan.

Dokter Bauman mengatakan, gejalanya konsisten dengan apa yang dipelajari dokter tentang kasus Virus Corona lain, meski mereka masih menunggu hasil dari tes Virus Corona Bauman.

Pasien Virus Corona yang Diumumkan Jokowi Bukan Tertular Warga Jepang, Pakar Ungkap Fakta Sebaliknya

Nyeri Otot

Brendan McLaughlin (28), seorang penjaga keamanan di Holy Name Medical Center di Teaneck, New Jersey merasakan pusing sebelum demam, kedinginan, dan nyeri otot.

Ia kemudian pergi ke ruang gawat darurat di rumah sakit tempatnya bekerja dan berpikir mungkin terserang flu.

Tes Virus Corona menunjukkan hasil positif.

McLaughlin mengaku tak pernah merasa begitu sakit dalam hidupnya.

"Aku sehat. Aku mencoba makan dengan benar dan menjaga diriku sendiri," kata McLaughlin.

Salah satu laporan utama pertama pada gejala Virus Corona yang diterbitkan WHO pada bulan Februari lalu menunjukkan hampir 56.000 kasus di China memiliki gejala demam dan batuk kering.

Beberapa di antaranya mengalami kelelahan, napas pendek, masalah perut, dan tubuh lemah.

Sejak laporan itu, gejala lain yang terkait dengan covid-19 telah muncul.

Banyak pasien yang telah dites positif terkena Virus Corona juga mengalami sakit kepala dan sakit tenggorokan.

Beberapa pasien mengatakan mereka tidak memiliki nafsu makan.

Banyak yang melaporkan bahwa mereka kehilangan indera pengecap dan penciuman, kata British Rhinological Society baru-baru ini.

Tetapi juga menjadi lebih jelas bahwa beberapa orang yang terinfeksi dan menyebarkan virus, tidak memiliki gejala sama sekali.

Merinding, Pakar Ungkap Korban Virus Corona Indonesia Bisa Capai Jutaan, Kalahkan Amerika dan Italia

Menular sebelum gejala

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield mengatakan kepada NPR bahwa sebanyak seperempat pasien tidak menunjukkan gejala.

Laporan yang diterbitkan CDC juga menemukan bukti bahwa orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus sebelum mereka menunjukkan gejala, meski jarang terjadi.

Fenomena ini disebut dengan "penularan presimptomatik" yang juga dikenal sebagai cara penyebaran flu.

Laporan CDC didasarkan pada 243 kasus Virus Corona di Singapura.

Para peneliti melacak semua individu yang telah melakukan kontak dengan pasien yang menunjukkan gejala sakit.

Mereka menemukan 6,4 persen dari transmisi dalam penelitian ini berasal dari pasien yang belum menunjukkan gejala.

Singgung gelombang kedua covid-19

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, disiplin masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan langkah pencegahan penting untuk menghadapi perkiraan puncak pandemi maupun gelombang kedua penularan covid-19.

"Jadi kuncinya adalah bagaimana masyarakat disiplin. Sekarang intinya masyarakat diminta disiplin (menerapkan pola hidup sehat). Nanti setelah sampai puncak ya tetap saja harus disiplin," ujar Achmad Yurianto saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Sikap disiplin ini meliputi penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, berolahraga.

Kemudian, memakai masker, menjaga etika batuk dan bersin, menjaga jarak saat komunikasi sosial, tetap berada di rumah, hingga disiplin untuk tidak bekerumun di luar rumah.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona itu, masyarakat yang berada di daerah berstatus pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) juga harus disiplin menjalankan aturan yang ada.

"Intinya disiplin (dalam melakukan pencegahan) hingga hal-hal terkecil sampai penyakit ini tidak ada," ucap dia.

"Ini ( covid-19 ) penyakit menular. Kalau penyakit menular itu tak tergantung aturan, tetapi tergantung bagaimana aturan itu dijalankan," kata Achmad Yurianto.

Sementara itu, bagi masyarakat yang sudah terlanjur pulang kampung, mereka tetap harus melakukan disiplin isolasi mandiri.

Merinding, Pakar Ungkap Korban Virus Corona Indonesia Bisa Capai Jutaan, Kalahkan Amerika dan Italia

"Kan instruksi presiden sudah jelas kan kalau sudah terlanjur pulang harus isolasi mandiri, melapor RT/RW, ya itu patuhi saja.

Kalau belum terlanjur pulang ya tidak usah pulang dulu.

Disiplin hingga ke hal-hal kecil, " ucap Achmad Yurianto.

Sebelumnya diberitakan, para ahli menyebutkan wabah covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak pandemi.

Namun, di sisi lain kita juga harus bersiap pada gelombang kedua pandemi Virus Corona, jika sistem melemah.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas covid-19, Prof Akmal Taher.

"Saya kira memang gelombang kedua (pandemi) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Akmal dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020).

Potensi terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia ini bisa terjadi, kata dia, jika sistem yang saat ini sudah dibuat oleh pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar.

Lantas, jika ada satu wilayah yang ditemukan lagi kasus infeksi, akan di-lockdown wilayah tersebut.

Akmal berkata, saat jumlah kasus terjadi penurunan setelah mencapai puncaknya nanti.

Bukan berarti di masyarakat tidak ada sama sekali transmisi atau penularan terjadi tanpa diketahui.

"Kalau sistem tetap jalan itu bisa teratasi. Tapi kalau sistem kita longgar. Wah, itu masih mungkin terjadi ( gelombang kedua pandemi Virus Corona di Indonesia )," ujar dia.

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Puncak Pandemi dan Gelombang Kedua covid-19, Kemenkes: Kuncinya Disiplin Masyarakat ", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/08382201/soal-puncak-pandemi-dan-gelombang-kedua-covid-19-kemenkes-kuncinya-disiplin?page=all#page3.
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Icha Rastika
dan 
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Gejala Baru Virus Corona Mulai Muncul, Apa Saja? Simak Ulasan Berikut, https://jakarta.tribunnews.com/2020/04/14/gejala-baru-virus-corona-mulai-muncul-apa-saja-simak-ulasan-berikut.
Editor: Muji Lestari
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved