Virus Corona
Virus Corona di Surabaya Melonjak, Wilayah Risma Didesak Susul Anies Baswedan Terapkan PSBB
Kasus Virus Corona di Surabaya melonjak, Gubernur Jatim Khofifah meminta wilayah Tri Rismaharini alias Risma susul Anies Baswedan terapkan PSBB
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Virus Corona di Surabaya melonjak, anak buah Khofifah di Pemprov Jatim meminta wilayah Tri Rismaharini alias Risma susul Anies Baswedan terapkan PSBB.
Perlahan jumlah kasus Virus Corona di Surabaya melonjak.
Saat ini sudah ada 208 kasus positif covid-19 di wilayah Tri Rismaharini.
Jumlah tersebut menjadikan kasus Virus Corona Surabaya tertinggi di Jawa Timur, Selasa (14/4/2020).
Hal ini membuat jajaran Khofifah Indar Parawwansa di Pemprov Jawa Timur mendesak agar wilayah Tri Rismaharini segera mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ).
Wilayah Anies Baswedan, DKI Jakarta menjadi daerah pertama yang menetapkan PSBB demi mencegah penyebaran Virus Corona.
Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono mengatakan bahwa Kota Surabaya dan sekitarnya berpotensi untuk dilakukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi menekan tingkat penyebaran covid-19.
• Didominasi Cluster Jamaah Tabligh 84 Spesimen Asal Kalimantan Utara Bakal Diperiksa di BBLK Surabaya
• Suporter Persebaya Surabaya Bonek dan Klub Idola Aremania, Arema FC Kompak Lawan Virus Corona
• Lonjakan Kasus Virus Corona di Surabaya, Gubernur Jatim Khofifah Geram di Kota Risma Bandel Soal Ini
Hal ini menyusul melonjaknya kasus covid-19 di Kota Surabaya dan juga daerah sekitarnya seperti Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo.
Dimana pada hari Minggu (12/4/2020), penambahan kasus positif covid-19 di Kota Surabaya dalam sehari ada 83 kasus.
Dan disusul pada hari ini Senin (13/4/2020), penambahan kasus positif covid-19 di Kota Surabaya mencapai 28 orang.
Akan tetapi meski dalam kondisi seperti ini ditegaskan Heru bahwa sampai saat ini belum ada daerah yang mengajukan penerapan PSBB di Jatim, termasuk Kota Surabaya dan sekitarnya.
“Kabupaten Kota belum ada yang mengusulkan untuk penerapan PSBB.
Tapi melihat perkembangan kasus terkonfirmasi covid-19 hari-hari ini, kami sudah berkoordinasi dengan Sekkota Surabaya dan sekitarnya termasuk Gresik dan Sidoarjo.
Maka kita ini lagi kita koordinasikan, terkait kemungkinan akan dilakukan PSBB,” kata Heru di gedung Grahadi, Senin (12/4/2020), malam.
Kata Heru, penerapan PSBB tentunya akan dikoordinasikan secara masif jika memang akan diberlakukan di suatu daerah.
Tidak bisa diputuskan oleh satu daerah tertentu saja.
Sebab penerapan PSBB kaitannya juga terhadap pemenuhan logistik, penerapan pembatasan dan lain-lain.
“Tapi sampai saat ini belum ada. Akan tetapi terkait hal-hal yang terkait PSBB sebenarnya kita sudah melakukan,” kata Heru.
• Pasien Virus Corona di Wilayah Risma ini Kapok Sepelekan Imbauan Pemerintah, Kini Sudah Sembuh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa saat ini Kota Surabaya memang menjadi daerah tertinggi kasus covid-19 se Jatim.
Dengan kasus positif covid-19 di Jatim sebanyak 438 orang, diantaranya Surabaya kasusnya mencapai 208 orang.
“ Surabaya hari ini tambah 28 orang. Sehingga per hari ini di Surabaya ada sebanyak 208 orang. Surabaya masih menjadi daerah yang paling banyak memiliki kasus positif covid-19,” ucapnya.
Di urutan kedua, Gubernur Khofifah menyebut bahwa daerah yang paling banyak setelah Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo yaitu sejumlah 39 orang kasus psoitif covid-29.
Lalu disusul dengan Lamongan dengan total kasus positif covid-19 sebanyak 24 orang.
Lebih lanjut dikatakan Khofifah bahwa dari total 438 kasus positif covid-19 di Jatim, yang masih ada dalam perawatan ada sebanyak 322 orang.
“Dan hari ini Alhamdulillah kita dapat informasi hari ini ada 7 orang positif covid-19 yang sembuh. Satu dari Gresik, empat dari Kota Surabaya, satu dari Sidoarjo dan satu dari Situbondo,” tegas Khofifah.
“Sedangkan per hari ini yang meninggal ada sebanyak 11 orang, terinci 9 orang dari Surabaya dan 1 dari Situbondo,” tegas Khofifah.
Selain update kasus positif covid-19, di Jatim kasus PDP juga masih bertambah. Per hari ini ada sebanyak 1.447 orang PDP, dengan jumlah yang masih diawasi ada sebanyak 872 orang.
Dan untuk kasus ODP per hari ini ada sebanyak 14.432 orang dengan yang masih dirawat ada sebanyak 7.813 orang.
“Dengan kondisi semacam ini, maka mutlak bagi kita semua untuk tidak keluar rumah.
Batasi keluar rumah hanya untuk hal yang sangat penting.
Kalau tidak penting maka lebih baik untuk tinggal di rumah.
Kita harus patuhi itu karena melihat peta persebarannya yang sudah semakin seperti ini,” kata Khofifah.
• Kasus Virus Corona di Surabaya Meningkat Sabtu 11 April 2020, Risma Kasi Makan PDP dan ODP Covid-19
Reaksi Pemkot Surabaya
Tingginya kasus covid-19 di Surabaya membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan evaluasi atas berbagai upaya pencegahan yang telah dilakukan selama ini.
Tak hanya di lingkungan Pemkot Surabaya, evaluasi itu juga diikuti oleh Forkopimda Surabaya.
"Sedang dievaluasi oleh Ibu Wali Kota (Tri Rismaharini, red), Dinas Kesehatan dan juga Forkopimda," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Surabaya, Eddy Christijanto, Senin (13/4/2020).
Eddy mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan beberapa hal dalam kaitan pencegahan penanganan covid-19 di Surabaya.
Di antaranya, upaya preventif seperti penyemprotan disinfektan yang sampai saat ini mencapai 26.000 titik di seluruh Surabaya.
"Juga ada 18 posko di perbatasan untuk mensterilisasi orang dan kendaraan yang masuk ke Kota Surabaya," tutur Eddy.
Sementara untuk upaya edukasi, Pemkot Surabaya mendirikan dapur umum yang memproduksi pokak dan telur rebus. Minuman khas nenek moyang ini dipercaya dapat meningkatkan imun tubuh.
Juga termasuk penggunaan masker untuk melindungi dari penyebaran Virus Corona ini.
"Kita juga membuat wastafel di tempat umum yang di lakukan Dinas Cipta Karya," terangnya.
• Lonjakan Kasus Virus Corona di Surabaya, Gubernur Jatim Khofifah Geram di Kota Risma Bandel Soal Ini
Eddy juga mengungkapkan, pihaknya juga butuh kerja sama aktif dari warga Surabaya, yakni dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan seperti physical distancing.
Sebab, dalam situasi saat ini, garda terdepan dalam pencegahan menyebarnya virus corona ini adalah warga masing-masing.
Menurutnya, memang belum ada opsi melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020, dalam rangka percepatan penanganan covid-19.
"Ketika masyarakat disiplin melaksanakan (protokol) Insya Allah pandemi ini bisa kita cegah," katanya.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona