Virus Corona

Hal yang Paling Dikhawatirkan Jusuf Kalla Terkait Mudik dan Penanganan Virus Corona di Indonesia

Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) buka-bukaan tentang hal yang paling dikhawatirkan terkait mudik dan penanganan Virus Corona atau covid-19

Editor: Syaiful Syafar
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) memberikan sambutan dalam acara peluncuran program DMI penataan akustik masjid di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (26/1/2014). Terbaru, JK bicara bersama Ustadz Abdul Somad mengungkap hal yang paling dikhawatirkan terkait mudik dan penanganan Virus Corona atau covid-19 di Indonesia, Selasa (14/4/2020). 

"Sekarang ini alhamdulillah kita masih cukup pangan karena desa masih jalan. Masih bertani. Kalau desa juga kena, makanan kita akan putus. Itu risikonya kalau mudik."

"Berkumpul saja bahaya, contohnya di Gowa, itu (kegiatan Ijtima Tablig) bulan lalu, sekarang ratusan kena, bahkan bisa lebih hebat lagi," ungkap Jusuf Kalla.

Kritik PSBB

Dalam obrolan bersama Ustadz Abdul Somad, Jusuf Kalla juga sempat mengkritik kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) terkait Virus Corona di beberapa kota.

Menurut JK, kebijakan PSBB seperti yang diterapkan di Jakarta masih ada kekurangan.

Kekurangan itu karena tidak disertai sanksi tegas.

"Karena tidak ada sanksi yang tegas, mengikat, maka seperti contohnya di Jakarta, dia (warga) disuruh di rumah tapi karena kebutuhannya untuk bekerja, maka sebagian jalan juga tetap ramai, sehingga terjadilah sesuatu yang tidak terlalu besar akibat itu (PSBB). Perlu aturan yang lebih tegas lagi," kata pria yang akrab disapa Daeng Ucu.

Jokowi Dapat Ancaman dari BEM Seluruh Indonesia, Bakal Lancarkan Aksi Andai Presiden Tak Lakukan Ini

Kabar Gembira, Usai Daya 450 VA dan 900 VA, Pemerintah Jokowi Buka Peluang Diskon Listrik 1.300 VA

Di ILC, Anies Baswedan Beri 2 Pilihan ke Rakyat Kecil, Beber 1.000 Lebih Pemakaman Protokol Covid-19

Terkait hal itu, Ustadz Abdul Somad juga sempat menyinggung soal tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia.

JK mengakui tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia termasuk rendah.

"Baru bisa jalan apabila ada sanksi. Yang dilakukan pemeritah baru imbauan, sanksi keras belum. Tapi soal kedisiplinan ini juga terjadi di negara-negara lain, Amerika juga begitu. Faktor disiplin dan keterlambatan mengambil kebijakan," kata JK.

Lebih Dulu dari Jokowi, Diam-Diam, Anies Baswedan Sudah Antisipasi Virus Corona Jakarta, Ada Kodenya

Ia mengibaratkan pandemi Virus Corona ini seperti deret ukur.

Makin lambat penanganannya, makin besar akibatnya.

"Jadi, kita berjuang degan waktu. Setiap hari bertambah karena semakin tidak disiplin," kata Jusuf Kalla.

(TribunKaltim.co)

IKUTI >> UPDATE VIRUS CORONA

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved