Mata Najwa Tadi Malam, Jenazah Istri Ditolak karena Perawat Corona, Suami Ungkap Perasaan Sang Anak

Acara Mata Najwa tadi malam, Rabu (15/4/2020), mengangkat tema Setop Stigma Corona. Pada edisi tersebut, Najwa Shihab mewawancarai Joko Wibowo,

Editor: Syaiful Syafar
Facebook Trans 7
Acara Mata Najwa tadi malam, Rabu (15/4/2020), mengangkat tema Setop Stigma Corona. Pada edisi tersebut, Najwa Shihab mewawancarai Joko Wibowo, suami dari perawat yang meninggal dan jenazahnya ditolak karena Virus Corona. 

TRIBUNKALTIM.CO - Acara Mata Najwa tadi malam, Rabu (15/4/2020), mengangkat tema Setop Stigma Corona.

Pada edisi tersebut, Najwa Shihab mewawancarai Joko Wibowo, suami dari perawat yang meninggal dan jenazahnya ditolak karena Virus Corona.

Tak hanya curhat soal perasaannya, Joko Wibowo juga menceritakan perasaan anak-anaknya saat jenazah ibunya ditolak warga.

Seperti diketahui, Nuria Kurniasih merupakan perawat di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah yang telah gugur berjuang merawat pasien-pasien positif Virus Corona ( covid-19).

Penguburan jenazah Alm. Nuria menjadi perhatian publik karena sempat ditolak oleh warga setempat, yakni di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Lewat acara Mata Najwa, Rabu (15/4/2020), suami Alm. Nuria, menceritakan bagaimana kondisinya, dan anak-anaknya pasca peristiwa penolakan jenazah oleh warga setempat.

Di Mata Najwa, Anies Baswedan Sindir Kemampuan Jajaran Jokowi Tes Virus Corona, Jakarta Mirip Wuhan

Anies Baswedan Dicecar Najwa Shihab Soal Ojek Online saat PSBB Jakarta, Ini Reaksinya di Mata Najwa

Di Mata Najwa, Refly Harun Bongkar Habis Kelemahan PSBB Atasi Wabah Virus Corona, Bukan Hal Darurat

Sandiaga Uno Beber ke Aa Gym, Dunia Internasional Puji Warga Indonesia Tangani Pandemi Virus Corona

Awalnya Joko bercerita bahwa dirinya adalah seorang ayah dari tiga gadis yang masih muda.

Anaknya yang pertama kini sudah menduduki bangku kelas satu SMA, dan berusia 16 tahun.

Lalu anaknya yang kedua sudah masuk ke usia 11 tahun, dan sedang menempuh tingkat pendidikan kelas 5 SD.

Sedangkan anak yang paling bungsu masih berada di kelas 3 SD, dan berusia 9 tahun.

Joko mengatakan ketika jenazah ibunya ditolak oleh warga setempat, anak-anaknya stres, dan trauma.

"Awalnya tentu stres, trauma melihat ibunya seperti itu," tuturnya.

"Sudah merawat pasien sampai dia mengorbankan diri meninggal," lanjut Joko.

Namun Joko mengatakan dirinya terus menerus memberikan pengertian kepada ketiga anaknya tersebut.

Hingga pada akhirnya ketiga anaknya bisa menerima kepergian Ibundanya tersebut.

"Tentu saat pertama trauma, tapi saya sebagai orangtua harus tetap terus mengedukasi terus sehingga bisa menerima bahwa manusia itu hanyalah sekadar hidup di dunia ini, Tuhan yang menentukan," papar Joko.

"Akhirnya anak-anak bisa menerima," sambungnya.

Berkaca dari kejadian malang yang menimpa istrinya, Joko menyuarakan harapannya lewat acara tersebut.

Pada acara malam itu juga hadir Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Hal yang Paling Dikhawatirkan Jusuf Kalla Terkait Mudik dan Penanganan Virus Corona di Indonesia

Bukan Hanya Foto Dinikahi Ariel NOAH, Ternyata Pedangdut Putri Jamila juga Pamer Video Mesra

Sejarah 16 April Kelahiran Charlie Chaplin, Tokoh Dunia yang Menjadi Legenda Film Bisu

Jokowi Dapat Ancaman dari BEM Seluruh Indonesia, Bakal Lancarkan Aksi Andai Presiden Tak Lakukan Ini

Joko lalu mengungkapkan apa yang diinginkan olehnya.

Ia ingin agar peristiwa penolakan jenazah cukup berakhir pada penolakan istrinya tersebut.

"Mudah-mudahan ini yang terakhir, yang terjadi pada istri saya," kata Joko.

Mengenang kembali penolakan tersebut, Joko mengungkapkan rasa sakit hatinya melihat istrinya yang telah berjuang sampai titik darah penghabisan, namun masih mendapat penolakan dari warga sekitar.

"Karena memang benar rasanya pahit, rasanya getir melihat penolakan seperti itu," ucap Joko.

Joko kemudian lanjut mengungkapkan harapannya terkait nasib anak-anaknya.

Ia ingin agar ke depannya nanti anak-anaknya tidak dikucilkan karena peristiwa penolakan jenazah tersebut.

"Yang kedua saya berharap di kemudian hari, anak-anak kami juga intinya tidak diisolasikan oleh penduduk lagi," ucap Joko.

"Artinya, anak-anak ini masih kecil, nanti ketika dia masuk sekolah jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, dikucilkan oleh teman-temannya."

"Kemudian, mudah-mudahan anak-anak saya dapat melanjutkan pendidikan yang lebih baik tanpa Ibu disampingnya," tambahnya.

Narasumber acara Mata Najwa yang lain, yakni Ganjar Pranowo, dan Ketua IDI menyimak serius setiap ungkapan perasaan, dan harapan yang disampaikan oleh Joko.

Videonya viral

Sebelumnya sempat viral sebuah video warga menolak jenazah korban Virus Corona yang terjadi pada Kamis (9/4/2020).

Penolakan jenazah covid-19 itu terjadi di Semarang, Jawa Tengah.

Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Jumat (10/4/2020), jenazah tersebut merupakan perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Sebelum meninggal, perawat tersebut sudah sempat dirawat di RS tempatnya bekerja.

Mulanya perawat berinisial NK itu rencananya dikubur di TPU Sewakul, Ungaran, Semarang.

Pihak keluarga sudah meminta warga untuk menerima jenazah tersebut.

Namun warga tetap tak mengindahkan penjelasan dari keluarga.

Lebih Dulu dari Jokowi, Diam-Diam, Anies Baswedan Sudah Antisipasi Virus Corona Jakarta, Ada Kodenya

Dalam video yang viral itu, perekam video justru mengucap syukur lantaran jenazah tidak jadi dimakamkan di daerah sekitar rumahnya.

Karena penolakan yang dilakukan warga, jenazah akhirnya dimakamkan di TPU Bergota, Semarang.

"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota, makam keluarga RS Kariadi Semarang. Karena almarhum bertugas di sana," jelas Humas Tugas Pencegahan covid-19 di Kabupaten Semarang, Alexander Gunawan, dikutip dari Kompas.com.

Alexander Gunawan mengatakan, awalnya RT setempat sudah mengizinkan jenazah dimakamkan di sana.

Namun, penolakan tersebut terjadi secara tiba-tiba.

"Bahkan sudah dilakukan penggalian makam. Entah dari mana, tiba-tiba ada penolakan oleh sekelompok masyarakat."

"Padahal informasi awal dari RT setempat sudah tidak ada masalah,” kata Alexander saat dihubungi, Kamis (9/4/2020).

Padahal, jenazah dimakamkan dengan sesuai aturan.

Sehingga, warga tak perlu khawatir secara berlebihan.

"Sebenarnya secara medis proses pemulasaran dan pemakaman jenazah sudah aman karena dilakukan oleh petugas khusus, jadi masyarakat tidak perlu khawatir yang berlebihan," ujar dia.

Reaksi Ganjar Pranowo

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku merasa kaget dan terpukul saat mengetahui sejumlah warganya menolak pemakaman jenazah covid-19.

Mereka adalah warga Ungaran, daerah Sewakul, Kabupaten Semarang. Hal ini ia sampaikan dalam unggahan video di akun resmi instagram miliknya, @ganjar_pranowo, pada Jumat (10/4/2020).

"Saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati). Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien covid-19. Ini kejadian kesekian kali, dan saya mohon maaf," ujarnya.

Nasib Puluhan Warga Usai Mandikan Jenazah Positif Covid-19, Dikira Meninggal Gara-gara Sakit Jantung

Ganjar memastikan, proses pengurusan jenazah covid-19 sudah dilakukan dengan standari internasional.

Tak hanya itu, penyelenggaraan jenazah ini juga sudah sesuai dengan aturan yang sebelumnya dikomunikasikan dengan Majelis Ulama Indonesia ( MUI).

Ia berharap, agar peristiwa serupa tak lagi terjadi.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Lewat Mata Najwa, Suami Kenang Jenazah Istri Ditolak karena Perawat Pasien Corona: Rasanya Pahit Penulis: anung aulia malik
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved