Virus Corona

Bukan Orang Sembarangan, Perawat Relawan Corona Ini Ternyata Putri Kerajaan, Hampir Tak Dikenali

Relawan pejuang Virus Corona yang satu ini ternyata bukan orang sembarangan. Ia adalah Putri Kerajaan. Penampilannya yang sederhana

Kolase/Instagram
Putri Sofia dari Swedia jadi relawan pejuang Virus Corona di Swedia 

TRIBUNKALTIM.CO - Relawan pejuang Virus Corona yang satu ini ternyata bukan orang sembarangan.

Ia adalah Putri Kerajaan. Penampilannya yang sederhana saat menjadi relawan membuatnya hampir tak dikenali.

Sang putri rela terjun langsung bersama tenaga medis untuk memerangi covid-19 di negaranya.

Dikutip dari Daily Mail, foto-foto Putri Sofia dari Kerajaan Swedia telah mencuri perhatian.

 Di Tangan Perempuan Inilah Virus Corona Pertama di Dunia Ditemukan, Sudah Ada Sejak 1965

 Donald Trump Bongkar Asal Mula Virus Corona, Bukan dari Pasar Wuhan, Italia dan Amerika Jadi Target

 3,1 Juta Orang Gagal Dapatkan Kartu Pra Kerja Gelombang I, Masih Ada Peluang Asal Perbaiki 2 Hal Ini

 Di Kalimantan, Lahir Saat Pandemi Virus Corona, Bayi Ini Menangis Darah, Simak Penjelasan Dokter

Dalam sederet foto tersebut, Putri Sofia menanggalkan mahkota dan gaun mahalnya.

Ia memakai seragam perawat berwarna biru.

Rambutnya diekor kuda dengan riasan wajah natural.

Putri Sofia terjun langsung menangani pasien Virus Corona di negaranya.

Petugas medis yang menjadi rekan kerjanya terlihat menyambut hangat niat baik Putri Sofia.

Mereka berfoto bersama dengan tetap menjaga jarak aman.

Sebelumnya, Putri Sofia terlebih dahulu mendapat pelatihan selama 3 hari di Universitas Sophiahemmet, Stockholm.

Putri Sofia dari Swedia jadi relawan pejuang Virus Corona di Swedia
Putri Sofia dari Swedia jadi relawan pejuang Virus Corona di Swedia (Kolase/Instagram)

Di mana di universitas tersebut, ia menduduki jabatan sebagai dewan kehormatan.

Setelah menjalani pelatihan, Putri Sofia langsung terjun ke lapangan.

Ia ditugaskan di Rumah Sakit Sophiahemmet.

Program pelatihan relawan yang diikuti Putri Sofia melatih setidaknya 80 orang tiap minggu.

Kebijakan tersebut diberlakukan untuk mengangkat beban berat yang dipikul oleh dokter dan pekerja medis di negara tersebut.

Direktur Departemen Informasi dan Pers di Royal Court Margaretha Thorgren mengatakan, sang putri secara sukarela ingin memberikan kontribusi untuk perawatan kesehatan selama masa pandemi covid-19.

Apa yang dilakukan oleh sang putri mendapat pujian dari masyarakat.

Apalagi saat ini Swedia sudah melaporkan 11.927 kasus terinfeksi dengan kematian mencapai 1.203.

 Warga Jakarta Siap-siap! Anies Ungkap Hal Mengejutkan, 8 Ribu Orang Kena Covid-19 dalam Waktu Dekat

Anies Baswedan Terapkan PSBB di DKI, Warga Jakarta Malah Tawuran di Manggarai, Gegara Hal Sepele

Pewaris Takhta Urutan Keempat

Putri Sofia yang kini berusia 35 tahun menjadi anggota keluarga Kerajaan Swedia setelah menikah dengan Pangeran Carl Philip.

Pangeran Carl Philip sendiri merupakan putra dari Raja Carl Gustaf.

Suami Putri Sofia berada di urutan keempat pewaris takhta setelah saudara perempuannya Putri Mahkota Victoria dan dua keponakannya, Putri Estelle dan Pangeran Oscar.

Putri Sofia yang kini menyandang gelar Duchess of Varmland memiliki dua anak dari suaminya.

Mereka adalah Pangeran Alexander dan Pangeran Gabriel, yang berada di urutan kelima dan keenam takhta.

Sebelum menjadi anggota keluarga Kerajaan, Putri Sofia memiliki karier yang sukses di dunia hiburan.

Ia adalah model dan bintang televisi terkenal.

Namanya melejit setelah menjadi bintang dalam acara Paradise Hotel versi Swedia.

Swedia sendiri mencetak korban meninggal baru pada hari Selasa lalu.

 Telegram Kapolri Idham Azis, Perintahkan Polisi Bergerak Serentak ke Masyarakat Jelang Bulan Ramadan

170 kematian baru dilaporkan sehingga jumlah kematian meningkat dari 1.033 menjadi 1.203.

Hingga saat ini, Swedia masih belum menerapkan kebijakan lockdown.

Sementara itu, jumlah orang yang terinfeksi meningkat sebesar 482 orang.

Peningkatan itu berada di level yang tidak terlalu mencolok.

Sebelumnya tercatat 11.445 orang terinfeksi, kini naik menjadi 11.927.

Di Tangan Perempuan Inilah Virus Corona Pertama di Dunia Ditemukan, Sudah Ada Sejak 1965

Tahukah Anda bahwa Virus Corona pertama di dunia sudah ada sejak 1965?

Siapa sangka, sosok penemu Virus Corona pertama di dunia itu ternyata adalah seorang perempuan.

Perempuan itu bernama June Almeida.

Untuk diketahui, penyakit covid-19 yang disebabkan Virus Corona kini telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang di dunia.

Virus Corona penyebab covid-19 sendiri dibedakan dengan nama SARS-CoV-2.

Sementara keluarga Virus Corona terdiri dari beberapa jenisnya, seperti salah satunya yang menyebabkan penyakit SARS dan MERS.

Virus Corona sebenarnya sudah ada sejak lama. Pertama kali ditemukan oleh June Almeida.

Dikutip dari BBC, June Almeida adalah putri seorang sopir bus asal Skotlandia.

June Almeida meninggalkan bangku sekolah pada usia 16 tahun.

Meksipun demikian, dia kemudian dikenal sebagai pelopor pencitraan virus, yang karyanya telah kembali menjadi fokus selama pandemi saat ini.

June Almeida dengan mikroskop elektronnya di Ontario Cancer Institute di Toronto.
June Almeida dengan mikroskop elektronnya di Ontario Cancer Institute di Toronto. (publicnews18.com)

Covid-19 adalah penyakit baru tetapi disebabkan oleh Virus Corona jenis baru.

Sedangkan Virus Corona yang pertama kali diidentifikasi oleh Dr Almeida ditemukan pada tahun 1964 di laboratoriumnya di Rumah Sakit St Thomas di London.

 Kabar Gembira, Wakil Anies Baswedan Buka Opsi Bagi Uang Tunai Bagi Warga Jakarta Terdampak covid-19

Ahli virologi itu dilahirkan di June Hart pada tahun 1930 dan dibesarkan di rumah petak dekat Alexandra Park di timur laut Glasgow.

Dia meninggalkan sekolah dengan sedikit pendidikan formal tetapi mendapat pekerjaan sebagai teknisi laboratorium histopatologi di Glasgow Royal Infirmary.

Kemudian dia pindah ke London untuk melanjutkan karirnya dan pada tahun 1954 menikahi Enriques Almeida, seorang seniman Venezuela.

Penelitian flu biasa

Pasangan dan putri kecil mereka pindah ke Toronto di Kanada dan menurut penulis medis George Winter, di Ontario Cancer Institute-lah Dr June Almeida mengembangkan keterampilannya yang luar biasa dengan mikroskop elektron.

Dia memelopori metode yang memvisualisasikan virus dengan lebih baik dengan menggunakan antibodi untuk menggabungkannya.

Bakatnya diakui di Inggris dan dia dibujuk kembali pada tahun 1964 untuk bekerja di Sekolah Medis Rumah Sakit St Thomas di London, rumah sakit yang sama yang merawat Perdana Menteri Boris Johnson ketika dia menderita covid-19.

 Minimnya Kasus Covid-19 Bali Disorot Media Asing, Keganjilan Diungkap, Sebut Ada Imunitas Misterius

Sekembalinya, dia mulai bekerja sama dengan Dr David Tyrrell, yang menjalankan penelitian di unit flu biasa di Salisbury di Wiltshire.

Dr Tyrrell sebelumnya telah mempelajari sampel virus flu yang kemudian dikenal sebagai B814, berasal dari pencucian hidung seorang murid di sekolah asrama di Surrey pada tahun 1960.

June Almeida
June Almeida (wikimedia.org)

Mereka menemukan bahwa mereka mampu menularkan gejala flu biasa ke sukarelawan tetapi mereka tidak dapat menumbuhkannya dalam kultur sel rutin.

Namun, penelitian sukarela menunjukkan pertumbuhannya dalam kultur organ dan Dr Tyrrell bertanya-tanya apakah itu dapat dilihat oleh mikroskop elektron.

Mereka mengirim sampel ke Juni Almeida yang melihat partikel virus dalam spesimen, yang dia deskripsikan sebagai virus influenza tetapi tidak persis sama.

Dia mengidentifikasi apa yang kemudian dikenal sebagai coronavirus manusia pertama.

Coronavirus adalah sekelompok virus yang memiliki penampilan halo atau mahkota (corona) ketika dilihat di bawah mikroskop.

Virus Corona saat dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Virus Corona saat dilihat dengan menggunakan mikroskop. (bbc)

Penemuan baru dari strain B814 ditulis dalam British Medical Journal pada tahun 1965 dan foto-foto pertama dari apa yang dilihatnya diterbitkan dalam Journal of General Virology dua tahun kemudian.

Dr Tyrrell dan Dr June Almeida, bersama dengan Prof Tony Waterson, orang yang bertanggung jawab di St Thomas's, yang menamakannya coronavirus karena mahkota atau lingkaran cahaya yang mengelilinginya pada gambar virus.

Dr June Almeida kemudian bekerja di Sekolah Kedokteran Pascasarjana di London, di mana ia dianugerahi gelar doktor.

 Jejak drh Indro Cahyono Bicara Virus Corona, Bareng Anang Hermansyah, Arie Untung, hingga Luna Maya

Dia menyelesaikan karirnya di Wellcome Institute, di mana dia ditunjuk pada beberapa paten di bidang pencitraan virus.

Setelah meninggalkan Wellcome, Dr June Almeida menjadi guru yoga tetapi kembali ke virologi dalam peran penasehat di akhir 1980-an ketika dia membantu mengambil gambar baru virus HIV.

Juni Almeida meninggal pada 2007, pada usia 77.

Sekarang 13 tahun setelah kematiannya, dia akhirnya mendapatkan pengakuan yang layak sebagai pelopor yang pekerjaannya mempercepat pemahaman tentang virus yang saat ini menyebar di seluruh dunia. 

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Nyaris Tak Dikenali, Perawat Relawan Pejuang Corona Ini Ternyata Putri Kerajaan Swedia, https://style.tribunnews.com/2020/04/18/nyaris-tak-dikenali-perawat-relawan-pejuang-corona-ini-ternyata-putri-Kerajaan-swedia?page=all.

Penulis: galuh palupi

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved