Hujan Meteor Lyrids di Langit Indonesia, Bisa Disaksikan di Tempat Manapun, Malam Ini Rabu 22 April
Hujan meteor menjadi salah satu fenomena menarik yang ditunggu pengamat ataupun masyarakat.
TRIBUNKALTIM.CO - Hujan meteor lyrids di langit Indonesia, malam ini Rabu 22 April 2020, bisa disaksikan di tempat manapun.
Hujan meteor lyrids akan terjadi malam ini dan esok hari, 22-23 April 2020.
Hujan meteor ini bisa jadi hiburan di saat kita hanya di rumah saja.
Meski hanya selintas, jangan lupa saksikan malam ini hujan meteor di langit Indonesia.
• Refly Harun Bongkar Kronologi Kasus Harun Masiku hingga Singgung Peran Bos PDIP Megawati dan Hasto
• Bos ILC Karni Ilyas Terang-terangan Tak Sepakat PSBB, Anies Baswedan Lebih Dulu Terapkan
• Pemuda Desa Nekat Ribut dengan Anggota TNI, Kapolres, Danbrigif Sampai Turun Tangan, Begini Akhirnya
• Kabar Terbaru Harga BBM dari Pemerintah Jokowi Saat Harga Minyak Dunia Sentuh 0 Dollar Per Barel
Hujan meteor menjadi salah satu fenomena menarik yang ditunggu pengamat ataupun masyarakat.
Anda dapat menyaksikan hujan meteor dari wilayah Indonesia pada bulan April ini.
Namanya hujan meteor lyrids. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional ( Lapan ) menyebutkan bahwa hujan meteor ini berlangsung setiap tahun mulai tanggal 16-25 April.
Namun, puncak hujan meteor Lyrids untuk tahun ini terjadi pada malam tanggal 22 dan pagi tanggal 23 April 2020.
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa ( Pussainsa) Dr Emanuel Sugging Mumpuni, menjelaskan bahwa hujan meteor lyrids diproduksi oleh partikel debu yang ditinggalkan oleh komet C/ 1861 G1 Thatcher, yang ditemukan pada tahun 1861.

Meteor ini kadang-kadang dapat menghasilkan jejak debu cerah yang bertahan selama beberapa detik.
Radian hujan meteor ini adalah konstelasi Lyra, tetapi dapat muncul di mana saja di langit.
• Artis Barbie Hsu Ikut Perangi Virus Corona, Pemeran Sanchai di Meteor Garden Sumbang 10.000 Masker
• Setelah Sulawesi, Cuaca Buruk Angin Muson Kini Melanda Sumatera, BMKG: Awas Bencana Hidrometeorologi
Prediksi terjadi pada sekitar tanggal 22-23 April yang hampir berbarengan dengan fenomena bulan baru, dianggap menjadi potensi yang bagus untuk melihat hujan meteor Lyrids dengan apik.
"Bulan yang hampir baru akan memastikan langit gelap untuk pertunjukan yang baik tahun ini," ujar dia.
Tampilan terbaik akan berasal dari lokasi yang gelap setelah tengah malam di wilayah Indonesia manapun.
Kendati demikian, pertunjukan yang menarik dari hujan meteor lyrids ini juga sangat berpengaruh dengan kondisi cuaca.
"Di tempat manapun (bisa melihat hujan meteor) yang (penting) terbuka, dan gelap," kata dia.
Hujan Meteor Melesat di Langit, Ada 100 Meteor Per Jam
Dilansir Kompas.com, puncak hujan meteor akan menghiasi langit pada besok malam.
Fenomena tersebut dinamakan hujan meteor perseid.
Hujan meteor perseid adalah fenomena langit tahunan yang selalu muncul di bulan Juli sampai Agustus.
Sebenarnya fenomena ini sudah berlangsung dari 17 Juli kemarin. Namun, puncak hujan meteor perseid baru akan terjadi 12 Agustus 2019 nanti.
Astronom amatir Marufin Sudibyo mengatakan, hujan meteor perseid akan berakhir pada 24 Agustus 2019.
Tentang hujan meteor perseid
Hujan meteor juga pernah terjadi pada tahun lalu.
Menurut situs Langit Selatan, hujan meteor perseid adalah adalah salah satu hujan meteor paling populer di kalangan pengamat, terutama yang ada di bagian utara.
Pasalnya, hujan meteor perseid selalu memberi "pertunjukan" hujan meteor menakjubkan, dengan sekitar 100 meteor melintasi langit setiap jamnya.
" Hujan meteor perseid memang tergolong kuat. Pada puncaknya dapat menghasilkan maksimum 100 meteor per jam," kata Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (10/8/2019).
Marufin menerangkan, hujan meteor perseid merupakan fenomena langit periodik.
Artinya, hujan meteor perseid terjadi setiap tahun dengan jadwal kemunculan relatif sama dari tahun ke tahun, yakni dalam rentang waktu 17 Juli sampai 24 Agustus, dan puncaknya pada 12 Agustus.
Marufin berkata, meteor-meteor dari hujan meteor perseid seakan berasal dari rasi Perseus yang ada di langit utara.
"Makanya, hujan meteor ini lebih mudah disaksikan dari belahan Bumi utara.
• Hujan Meteor dan Gerhana Matahari Cincin Melintasi Kaltim, Kado Akhir Tahun, Sayang Kalau Dilewatkan
• Video Detik-detik Meteor Jatuh dengan Daya Ledakan 10 Kali Bom Atom Hiroshima, NASA Melrilisnya
Belahan Bumi selatan yang bisa menyaksikannya hanya terbatas sampai garis lintang 30 LS. Lebih ke selatan lagi tidak bisa," terang dia.
Asal usul hujan meteor perseid Hujan meteor perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.
Komet ini kembali teramati pada tahun 1992 dan memiliki periode 130 tahun. Ia akan kembali ke Bumi pada tahun 2126.
Saat melintas, debu ekor komet yang berupa batuan mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana.
Debu yang masuk ke lapisan atmosfer atas tersebut akan membentuk plasma super panas di sepanjang lintasannya dan bergerak dengan kecepatan 60 km/detik.
Inilah lintasan cahaya yang melintas dan dilihat pengamat dari Bumi sebagai hujan meteor Perseid.
Keistimewaan hujan meteor perseid Marufin berkata, hujan meteor perseid memiliki banyak perbedaan dengan hujan meteor lain.
Mulai dari jumlah meteor maksimum (Zenith Hourly Rate/ZHR) yang tergolong besar sampai 100 meteor per jam bila langit dalam kondisi sempurna.
"Kemudian sumber hujan meteor perseid juga berbeda dengan hujan meteor lain. Seluruh hujan meteor periodik berasal dari remah-remah komet, tapi hanya Perseids yang punya karakter hujan meteor kuat sementara komet induknya punya periode agak panjang," jelas Marufin.
"Beda lainnya, Perseids berpotensi memproduksi meteor terang atau fireball dalam puncak hujan meteornya," imbuh dia.
Bisakah hujan meteor perseid tahun ini dilihat dari Indonesia? Marufin mengatakan, sebenarnya hujan meteor perseid bisa dilihat dari Indonesia.
"Hanya saja situasi langit sedang tak ideal karena (saat puncak meteor Perseid) ada Bulan yang tinggal tiga hari dari purnama," kata Marufin.
Karena puncak meteor perseid adalah H-3 sebelum bulan purnama, maka kondisi langit malam akan terlalu terang dan fenomena langit seperti hujan meteor akan sulit dilihat.
Secara teori, rasi Perseus sudah terbit di langit timur sejak pukul 00.00 WIB. Mulai saat itu pula, hujan meteor bisa dilihat.
"Namun karena ada Bulan yang masih sangat terang dan baru terbenam pukul 2.00 WIB, maka dalam praktiknya hujan meteor ini baru bisa dinikmati mulai jam 2.00 WIB dini hari sampai saat subuh," tutup Marufin.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Malam Ini, Saksikan Puncak Hujan Meteor Lyrids di Langit Indonesia", https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/22/130300023/malam-ini-saksikan-puncak-hujan-meteor-lyrids-di-langit-indonesia.
Penulis : Ellyvon Pranita