Virus Corona

Ahli Sebut Puncak Wabah Corona di Indonesia Terjadi Jelang Lebaran, dengan Catatan Warga Tidak Mudik

Beberapa ahli / ilmuwan memprediksi puncak wabah Virus Corona di Indonesia. Terbaru ada ahli yang menyebut jelang Lebaran dengan catatan tidak mudik.

Freepik.com
Ahli Sebut Puncak Wabah Corona di Indonesia Terjadi Jelang Lebaran, dengan Catatan Warga Tidak Mudik 

Menurut Sisriadi, pandemi covid-19 bukan semata-mata hanya sekadar masalah kesehatan. Melainkan juga menyangkut masalah sosial, politik, dan ekonomi.

Dia mengatakan, ketika permasalahan ekonomi menyentuh masyarakat akar rumput, maka hal itu berkaitan erat dengan masalah "perut" atau kebutuhan pokok.

Apabila hal tersebut dibiarkan, lanjut dia, maka bisa mengundang masalah keamanan yang lebih besar.

"Untuk itu dalam menyikapi hal ini TNI telah menyiapkan beberapa langkah urgensi untuk menghadapi kemungkinan terburuk di bidang keamanan masyarakat," kata dia.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi saat mengunjungi Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (12/2/2019).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi saat mengunjungi Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (12/2/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

 Jenderal KSAD Andika Perkasa Menangis, Lihat Kerinduan Keluarga Perawat RSPAD Gatot Soebroto

Siapkan rumah sakit rujukan

Selain itu, Sisriadi juga mengungkapkan, TNI telah menyiapkan 109 rumah sakit rujukan guna mengantisipasi apabila penyebaran Virus Corona atau covid-19 kian memburuk.

"TNI sekarang telah menyiapkan 109 fasilitas kesehatan, 109 rumah sakit TNI, baik itu TNI darat, laut dan udara," ujar Sisriadi dalam diskusi online Jakarta Defence Studies, Selasa (28/4/2020).

Sisriadi mengatakan, berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 pada Selasa (28/4/2020), laju curva perkembangan kasus Virus Corona di tanah air mengalami penurunan.

Namun demikian, hal itu belum meyakinkan mengingat kondisi saat ini masih dalam jangka pendek. Untuk itu, TNI menyiapkan kondisi terburuk terhadap kemungkinan yang terjadi.

Di sisi lain, TNI dan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga telah mengajukan anggaran untuk mengantisipasi hal terburuk itu terjadi.

"Sejalan dengan itu, TNI bersama Kementrian Pertahanan mengajukan anggaran untuk meminta persetujuan anggaran untuk menyiapkan hal-hal terburuk yang bisa saja terjadi," kata dia.

 Detik-detik Istri KASAD Jenderal TNI Andika Perkasa Menangis Ingin Peluk Tenaga Medis Covid-19

Peran TNI selama Virus Corona

Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan peranan pasukan TNI dalam ikut menangani penyebaran Virus Corona atau covid-19 di Tanah Air.

Hal ini disampaikan Hadi dalam rapat kerja dengan Komisi I melalui konferensi video, Rabu (16/4/2020).

Hadi Tjahjanto menyebut, selama pandemi covid-19, TNI terlibat dalam sejumlah upaya penanganan, mulai dari menertibkan PSBB, menyediakan tenaga medis, hingga menjaga perbatasan negara.

Dukung PSBB dan dapur umur Hadi mengatakan, TNI mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah di Indonesia.

Pasukan TNI, kata Hadi Tjahjanto, ikut melakukan kegiatan untuk menyukseskan kebijakan tersebut di antaranya dengan melakukan patroli dan menyosialisasikan pemakaian masker serta pentingnya physical distancing.

 Tak Main-main, Kapolri Idham Azis dan Panglima TNI Hadi Tjahjanto Tegas Soal Jenazah Virus Corona

"Kemudian, membantu melaksanakan verifikasi masyarakat penerima bantuan sosial baik dari pemerintah pusat dan daerah, memastikan arus dan jalur logistik tidak mengalami kendala, dan membantu menyalurkan bantuan logistik ke masyarakat yang membutuhkan," kata Hadi Tjahjanto.

Ia juga menyampaikan, TNI bersama dengan Polri kompak membangun dapur umur selama pandemi covid-19.

Menurut Hadi, TNI menggelar tiga dapur umum dan Polri membangun dua dapur umum di DKI Jakarta.

"Kostrad dapur umum yang sudah beroperasional yakni, di kelurahan Kapur Jakarta Barat, Marinir di Pasar Minggu, Mabes Angkatan Udara di Jakarta Utara, dan Polri di dua titik di Johar baru dan Kampung Rambutan," ujarnya.

Perketat penjagaan di perbatasan

Hingga saat ini, menurut Hadi Tjahjanto, TNI memperketat penjagaan di perbatasan yang menghubungkan dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia selama pandemi covid-19.

Penjagaan ketat termasuk di "jalan tikus" alias jalan tidak resmi.

Hadi Tjahjanto mencontohkan, perbatasan darat dari Entikong hingga Sebatik Raya di Pulau Kalimantan yang terhubung dengan Malaysia yang saat ini dijaga ketat pasukan TNI dan Tentara Diraja Malaysia.

Sebab, di sepanjang perbatasan darat tersebut, terdapat sejumlah jalan tikus dan jalur resmi untuk masuk ke Indonesia.

"Perbatasan darat Entikong, Aruk Bado, Sebatik Raya dari seluruh perbatasan di Kalimantan, itu hampir ribuan terdapat jalur-jalur tikus," ucapnya.

Hadi Tjahjanto mengatakan, tiga hari kemudian Tentara Diraja Malaysia menarik pasukan dari pos perbatasan.

Namun, ia meminta semuanya tetap berada di perbatasan dan memperketat penjagaan karena masih terdapat beberapa orang yang melewati akses jalan di tengah pandemi.

"Karena pemasalahannya adalah dari data yang kami terima, setiap hari ada juga para PMI dari Malaysia yang melalui jalan-jalan tikus," ucap dia.

 TNI dan Polri Turun Tangan Perang Lawan Virus Corona di Indonesia, Hadi Tjahjanto Siapkan Ini

Tenaga medis dan tenaga nonmedis

Di bidang lainnya, TNI berupaya mendukung penanganan covid-19 dengan tenaga medis, baik dokter spesialis dan dokter umum dikerahkan.

"TNI memiliki tenaga medis dari tiga angkatan darat laut dan udara itu dokter spesialis terutama banyak 988 orang memang tersebar di 109 RS dan ada sebagian ditugaskan di RS wisma atlet, RS Pulau Galang," kata Hadi Tjahjanto.

Panglima TNI Hadi Tjahjanto juga menyebut, tenaga medis dikerahkan di wilayah perbatasan terutama di pintu masuk WNI dari Malaysia seperti di Batam dan Tanjung Balai Karimun.

Namun, tenaga medis khususnya dokter spesialis masih kurang di wilayah perbatasan.

"Contohnya ada di Batam, Tanjung Balai Karimun karena Tenaga KKP, kantor kesehatan pelabuhan yang ada di wilayah perbatasan kekurangan, sehingga sebagian (dokter) memang kita tugaskan di sana," ujar dia.

Selain itu, Hadi Tjahjanto mengatakan, tenaga nonmedis dari pasukan TNI dikerahkan menggelar dapur umum, baik di RS Wisma Atlet dan RS Pulau Galang.

"Contohnya adalah para prajurit yang memberikan pelayanan di dapur umum, baik di RS wisma atlet, RS yang di Pulau Galang dan termasuk tempat lain yang terkonsentrasi pasukan TNI," ucap dia.

Distribusi APD

Lebih lanjut, Hadi Tjahjanto mengatakan, hampir setiap hari TNI membantu Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 mendistribusikan alat pelindung diri (APD) dan alat rapid test ke 34 provinsi di Indonesia.

"Termasuk di antaranya kota yaitu Merauke yang selalu meminta APD dan alat rapid test, kita laksanakan," ujar Hadi Tjahjanto.

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Diprediksi Berakhir Juni 2020, Benarkah Pandemi Virus Corona di Indonesia Sudah Mencapai Puncaknya?, https://mataram.tribunnews.com/2020/04/29/diprediksi-berakhir-juni-2020-benarkah-pandemi-Virus-Corona-di-indonesia-sudah-mencapai-puncaknya?page=all.

Sumber: Tribun Mataram
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved