Surat Terbuka Najwa Shihab Tanya Prioritas DPR, Ngotot Bahas RUU saat Pandemi, Kayak Kejar Setoran
Ini video lengkap surat terbuka Najwa Shihab untuk anggota DPR, kok ngotot bahas undang-undang di tengah wabah pandemi covid-19, kayak kejar setoran
TRIBUNKALTIM.CO - Ini video lengkap surat terbuka Najwa Shihab untuk anggota DPR RI, kok ngotot bahas RUU di tengah pandemi covid-19, kayak kejar setoran.
Surat terbuka ini dibuat Najwa Shihab lalu diunggah di akun Instagram dan juga YouTubenya.
Dalam surat terbuka ini, Najwa Shihab menyampaikan sindiran kepada anggota DPR yang ngotot membahas sederet undang-undang yang masih perlu ditinjau ulang.
Lewat surat tersebut Najwa Shihab mempertanyakan prioritas anggota DPR dalam melawan pandemi covid-19 saat ini.
Surat ini diungkapkan Najwa Shihab lewat sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya.
Berikut isi surat terbuka Najwa Shihab:
• Terungkap Angka Kematian Covid-19 Tertinggi Bukan Amerika Serikat dan Italia, Tapi Negara Ini
• Viral Video Cahaya Kecil yang Disebut Bintang Tsurayya, Pertanda Corona akan Berakhir? Ini Kata Ahli
• Usai Kritik Logo Bantuan Presiden, Fadli Zon Malah Dapat Kiriman Foto Prabowo, Ini Aktivitasnya
• Dampak Corona di PT Sampoerna Surabaya Melebar ke Daerah Lain, Jumlah Warga Diperiksa Tak Main-main
"Kepada Tuan dan Puan para anggota DPR yang terhormat, apa kabar hari ini?"
"Sepertinya tak sebaik biasanya, sama disini pun begitu," ujar Najwa Shihab.
Lantas Najwa Shihab memberikan sindiran terkait work from home yang dilakukan oleh anggota DPR.
"Kita semua memang sedang diuji, hidup tak selalu baik kan."
"Seperti kami-kami ini tuan dan puan juga banyak bekerja di rumah, kalau lihat siaran sidang atau rapat di gedung DPR sekarang sih kelihatannya banyak kursi yang kosong, eh tapi biasanya juga kosong kan ya," sambungnya.
Kemudian Najwa pun membandingkan kinerja parlemen di berbagai negara dengan di Indonesia dalam menghadapi pandemi covid-19.
Menurut Najwa, DPR di Indonesia saat ini justru lebih fokus terhada isu lain dibandingkan perang melawan covid-19.
Salah satunya adalah undang-undang Cipta Kerja.
"Tuan dan puan anggota DPR yang terhormat, saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain, foksu melawan Corona."
"Tapi rasanya isu-isu yang keluar dari Senayan belakang kok tidak terkait Corona ya, kami malah membaca DPR bersemangat membahas isu-isu lain."
"Contohnya rancangan undang-undang cipta kerja yang banyak ditolak karena dianggap mementingkan kepentingan investor di atas kebutuhan pekerja," papar wanita yang akrab disapa Nana tersebut.
Padahal sebelumnya Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) sempat mengumumkan bahwa pembahasan RUU Cipta Kerja terkait klaster Ketenagakerjaan tengah ditunda.
Penundaan ini dimaksudkan agar sejumlah subtansi memiliki kesempatan untuk memberikan pendapat tentang RUU tersebut.
"Presiden Jokowi pekan lalu sempat mengatakan pemerintah dan DPR tengah menundaan pembahsaan salah satu klaster di rancangan undang-undang itu , klaster ketenagakerjaan."
"Ini memberikan kesempatan untuk mendalami substansi dan mendapat masukan dari banyak pihak," ujarnya.
Melihat hal ini, Najwa mengatakan bahwa seharusnya sejumlah klaster dalam RUU Cipta Kerja juga harus ditinjau ulang.
"Berpegang dari alasan itu, maka sudah seharusnya klaster-klaster lain dalam RUU Cipta kerja pun perlu ditinjau ulang," imbuhnya.
Tak hanya itu, Najwa mengatakan bahwa pembahasan undang-undang di tengah mewabahnya pandemi covid-19 justru akan mengundang kecurigaan dari berbagai pihak.
"Terus terang saja membahas undang-undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak di masa sekarang ini terlalu mengundang curiga," ucap Najwa.
Lantas Najwa Shihab memberikan perbandingkan dengan sikap masyrakat.
Najwa Shihab merasakan bahwa saat ini DPR terlalu terburu-buru.
"Gara-gara pandemi yang pada jatuh cinta saja berani menunda nikah lho, ini kok DPR buru-buru banget kayak lagi kejar setoran," ujarnya.
Putri dari Muhammad Quraish Shihab menyadari bahwa undang-undang adalah sesuatu yang penting.
Oleh karena itu seharusnya DPR tidak melakukan pembahasan disaat situasi tengah seperti ini.
"Tidak ada undang-undang yang tidak penting, semua penting."
"Justru karena undang-undang itu penting aneh jika pembahsannnya diseriusi di waktu seperti sekarang."
"Saat dimana perhatian dan konsentrasi kita sedang terkuras bertahan hidup di tengah wabah," papar Mbak Nana.
Tak hanya itu, bahkan masyarakat akan menganggap DPR tidak memprioritaskan perang melawan covid-19.
"Produk hukumnya pun berpotensi cacat bila tidak memenuhi ketentuan, dan rasanya belum ada aturan membahas ruu secara virtual."
"Jika ngotot menuntaskan omnibus law, atau RUU KUHP atau RUU Permasyarakatan jangan salahkan jika ada yang menilai DPR tidak menjadikan perang melawan Corona sebagai prioritas," ungkapnya.
Nana menegaskan bahwa tingkah laku DPR akan selalu dilihat oleh rakyat.
"Tindak-tanduk DPR, salah-benarnya akan selalu dilihat," pungkasnya.
Berikut isi lengkap surat terbuka Najwa Shihab untuk anggota DPR:
Kepada tuan dan Puan para anggota DPR yang terhormat.
Apa kabar hari ini?
Sepertinya tidak sebaik biasanya?
Sama, di sini pun begitu.
Kita semua memang sedang diuji.
Hidup memang tidak selalu baik kan?
Seperti kami-kami ini tuan dan puan mungkin lebih banyak bekerja di rumah.
Kalau lihat siaran sidang atau rekaman di gedung DPR sekarang sih kelihatannya banyak kursi yang kosong.
Eh tapi biasanya juga kosong kan ya
Tuan dan puan anggota DPR yang terhormat.
Saya perhatikan parlemen-parlemen negara lain fokus melawan Corona.
Tapi rasa-rasanya, isu-isu yang keluar dari Senayan belakangan kebanyakan kok tidak terkait Corona ya?
Kami malah membaca DPR bersemangat membahas isu-isu lain, contohnya Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang banyak ditolak karena dinilai mementingkan kepentingan investor di atas kebutuhan pekerja.
Presiden Jokowi pekan lalu sempat mengatakan Pemerintah dan DPR menunda pembahasan salah satu Klaster di Rancangan Undang-undang itu, Klaster Ketenagakerjaan (dalam RUU Cipta Kerja)
Ini untuk memberikan kesempatan mendalami substansi dan mendapatkan masukan dari banyak pihak.
Berpegang pada alasan itu, maka sudah seharusnya kluster lain dalam RUU Cipta Kerja pun perlu ditinjau ulang.
Karena yang lain bukan tanpa masalah.
Terutama dalam perspektif lingkungan dan keadilan gender.
Tidak cukup hanya menunda pembahasan satu kluster saja!
Ada juga RUU lain yang masih nekat mau dibahas.
Ada RUU KUHP yang tahun lalu diserbu unjuk rasa.
Lalu RUU Pemasyarakatan. Ada koruptor yang ngebet pengen bebaskah?
Eh, apa kabar pak Yasonna..
Terus terang saja, membahas Undang-undang yang menyangkut hajat hidup orang banyak di masa seperti sekarang ini terlalu mengundang curiga.
Gara-gara pandemi, yang jatuh cinta saja berani menunda nikah lho.. Ini kok DPR buru-buru banget kayak lagi kejar setoran!," ungkap Najwa Shihab.
Tidak ada Undang-undang yang tidak penting, semua penting.
Justru karena Undang-undang itu penting, aneh jika pembahasannya diseriusi di waktu seperti sekarang.
Saat seluruh perhatian dan konsentrasi kita sedang terkuras bertahan hidup di tengah wabah.
Produk hukumnya pun berpotensi cacat bila tidak memenuhi ketentuan.
Dan rasanya belum ada aturan pembahasan RUU secara virtual!
Jika ngotot menuntaskan Omnibus Law, atau RUU KUHP atau RUU Permasyarakatan, jangan salahkan kalau ada yang menilai DPR tidak menjadikan perang melawan Corona sebagai prioritas.
Saya percaya setiap tindakan dan keputusan di masa krisis mencerminkan skala prioritas.
Atau inikah prioritas wakil-wakil rakat kami saat ini?
Bikin ribut juga jelas tak seharusnya jadi prioritas!
Satgas covid-19 DPR kemarin dikabarkan mengimpor jamu ilegal dari Tiongkok secara besar-besaran untuk pasien positif virus Corona.
Satgas kemudian membantah itu, katanya ini diproduksi di Jakarta dan merupakan sumbangan Wakil Ketua DPR RI Sumi Dasco yang akan dibagikan gratis ke berbagai rumah sakit.
Kemudian dikabarkan juga jamunya mengandung bahan berbahaya dan belum terbukti klinis.
Satgas lagi-lagi membantah katanya sedang proses mendapatka Izin Edar di Badan Pengawasan Obat dan Makanaan.
'Sedang' itu berarti belum kan ya?
Tuan dan Puan yang terhormat.
Niat naik pun perlu proses yang baik.
Proses yang semrawut hanya akan disusul polemik.
Sementara kita sekarang sedang banyak-banyaknya menaruh harapan kepada negara.
Tindak-tanduk DPR, salah-benarnya akan selalu dilihat.
Makanya sempat ramai juga warganet mengkritik Satgas covid-19 DPR RI yang berfoto mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) saat hendak berkunjung ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet menyerahkan sumbangan DPR.
Ini dinilai melukai hati masyarakat.
Tenaga medis kita saja bertaruh nyawa benar karena kekurangan APD.
Tidak ada yang meragukan jumlah sumbangan DPR, kami yakin pasti banyak! namanya juga DPR, beli ribuan rapid test aja mampu, ngeborong jamu apalagi!
Tapi ini soal rasa dan empati!
Kecuali ya, kalau yang dipakai anggota DPR itu APD yang lain.
Alat Pelindung Dewan.
Salam hormat dari kami yang kalian wakili.
Lihat video lengkapnya:
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Tulis Surat Terbuka untuk DPR, Najwa Shihab Singgung Pembahasan RUU: Buru-buru Kayak Kejar Setoran, https://palu.tribunnews.com/2020/05/02/tulis-surat-terbuka-untuk-dpr-najwa-shihab-singgung-pembahasan-ruu-buru-buru-kayak-kejar-setoran?page=all.
Penulis: Lita Andari Susanti
Editor: Imam Saputro