Virus Corona
Hasil Penelitian di China Temukan Akar Manis Berpotensi Obati Virus Corona
Sejumlah negara kini juga mengembangkan penelitian untuk mencari obat virus Corona
TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi virus Corona kini menghinggapi hampir seluruh negara di dunia.
Semua pihak kini berlomba-lomba mencari obat untuk menangkal atau mengobati covid-19.
Sejumlah negara kini juga mengembangkan penelitian untuk mencari obat virus Corona
Jutaan orang di dunia dilaporkan terinfeksi virus corona.
Namun hingga saat ini, belum ada obat ataupun vaksin yang terbukti efektif untuk menangkal atau mengobati Covid-19.
Terbaru, peneliti di China menemukan bahwa senyawa pada ekstrak akar manis berpotensi untuk mengobati virus corona.
• Nasib Tragis Pria Pasuruan Usai Berhubungan dengan Istri, Sang Istri Sekalinya Pasien Positif Corona
• Perdana, Ilmuwan Indonesia Memetakan Genom Corona SARS-CoV-2, Ada 3 Whole Genom Sequences
• Kisah Dua Pasien Positif Corona Diusir Warga, Proses Karantina Mandiri di Rumah Saudara
Mengutip dari worldometers.info, hingga Rabu (6/5/2020), sebanyak 3.727.936 orang di dunia terinfeksi.
Angka kematian mencapai 258.344 sementara itu 1.242.432 orang dinyatakan sembuh.
Hingga saat ini, WHO dan para ilmuwan di dunia masih mencari obat ataupun vaksin virus corona.
Sebuah penelitian terbaru di China menunjukkan, senyawa yang ditemukan dalam ekstrak licorice atau akar manis berpotensi menjadi antivirus corona.
Akar manis atau licorice biasa digunakan dalam pengobatan tradisional China.
Hal ini merupajan penelitian awal oleh para peneliti di Beijing.
Licorice mengandung senyawa yang disebut dengan liguirintin.
Menurut peneliti, kandungan tersebut dapat digunakan untuk mencegah replikasi cepat dari strain virus baru dalam sel monyet.
"Kami merekomendasikan liquiritin sebagai kandidat kompetitif untuk mengobati Covid-19," tulis tim pakar medis dari Universitas Peking dan Akademi Ilmu Militer, mengutip dari South China Morning Post.
Namun, hingga saat ini, para ilmuwan masih berlomba untuk mengembangkan obat dan vaksin.
Selama in, pasien virus corona kebanyakan diobati dengan obat antivirus, namun belum ada yang terbukti efektif melawan corona.
Obat yang berfungsi untuk menenangkan sistem kekebalan tubuh dan antibodi yang menyerang virus juga tengah digunakan.
Liquirintin banyak ditemukan dalam bentuk tablet licorice senyawa herbal di China.
Menurut makalah penelitian, liquirintin berfungsi sebagai antioksidan dan memiliki efek antidepresan, neuroprotektif, anti-inflamasi, serta terapeutik pada pasie penyakit jantung.
Ekstrak akar manis juga biasa digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan serta pernapasan.
Selain itu, licorice juga digunakan sebagai pemanis.
Para penliti menemukan bahwa penggunaan liquirintin secara signifikas dapat menghambat replikasi strain virus baru yang dikembangkan pada monyet.
Sementara itu, pada senyawa tikus yang diuji selama tujuh hari, liwuirintin tak menunjukkan efek samping dalam dua kali percobaan.
“Singkatnya, kami menyarankan bahwa liquiritin harus dipertimbangkan pada pasien manusia yang menderita Covid-19," kata peneliti.
• Tiba-Tiba PNS di Wilayah Anies Baswedan akan Kena Pemotongan Tunjangan dari Pemprov DKI Jakarta
Remdesivir Gagal Obati Pasien Corona dengan Kondisi Parah
Ada kabar kurang mengenakan terhadap salah satu obat yang diharapkan bisa mengobati virus Corona
Uji coba remdesivir terhadap manusia gagal dilakukan.
Diketahui, sebelumnya remdesivir diduga menjadi obat yang bisa menyembuhkan Virus Corona.
Alih-alih menyembuhkan, remdesivir disebut justru memicu efek samping, dan membuat pasien dalam kondisi parah meninggal lebih cepat.
Dikutip dari Stat News, pada Kamis (23/4/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak sengaja mengunggah ringkasan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa remdesivir, tidak membantu menyembuhkan pasien Covid-19 dengan kasus parah.
Juru bicara WHO Daniela Bagozzi mengatakan, ringkasan hasil penelitian tersebut kemudian dihapus karena ada kesalahan penulisan.
Pihaknya masih akan meninjau kembali hasil dari penelitian remdesivir.
"Draf naskah diberikan oleh penulis kepada WHO dan secara tidak sengaja diunggah di laman resmi WHO, kemudian segera dihapus setelah mengetahui ada kesalahan."
"Naskah itu sekarang sedang menjalani tinjauan dari rekan-rekan, dan kami sedang menunggu hasil akhir," kata Daniela Bagozzi dikutip dari Stat News.
• Kritik PSBB Dilonggarkan di ILC, Mardani Ali Bela Habis Anies Baswedan, Kejadian Masa Lalu Diungkit
Meski demikian, dikutip dari Channel News Asia, perusahaan yang memproduksi remdesivir, Gilead Sciences sempat membantah hasil penelitian tersebut.
Dalam bantahan tersebut, Gilead Sciences menyebut remdesivir mempunyai potensi untuk menyembuhkan Covid-19.
Bantahan dari Gilead Sciences diunggah melalui media sosial, tetapi unggahan tersebut kini telah dihapus.
Juru bicara Gilead Sciences, Amy Flood pun mengatakan, hasil penelitian belum sepenuhnya valid karena uji coba dihentikan lebih awal.
Adapun ringkasan hasil penelitian yang diunggah WHO menyebut, uji coba dilakukan di China yang melibatkan 237 pasien.
Sebanyak 158 pasien diberikan remdesivir, sedangkan 79 pasien hanya mendapatkan pengawasan.
Kemudian, sebanyak 18 pasien diberhentikan dalam mengonsumsi remdesivir karena mengalami efek samping.
Setelah 28 hari, sebesar 13,19 persen pasien yang mengonsumsi remdesivir meninggal lebih cepat dibanding 12,8 persen pasien yang hanya mendapatkan pengawasan.
Perbedaan waktu meninggal dua kelompok itu tidak signifikan secara statistik.
"Dalam penelitian ini, pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan kasus Covid-19 parah dihentikan sebelum waktunya, remdesivir tidak memberikan manfaat klinis atau virologi," keterangan dalam hasil ringkasan yang diunggah WHO.
Sementara itu, Peneliti asal Liverpool, Andrew Hill mengatakan bahwa remdesivir kemungkinan hanya memiliki manfaat kecil dalam penyembuhan Covid-19.
"Jika tidak ada manfaat remdesivir dalam penelitian, ini menunjukkan bahwa manfaat keseluruhan dari remdesivir cenderung kecil dalam uji coba Gilead yang lebih besar," kata Andrew Hill dikutip dari Stat News.
• Bos ILC Karni Ilyas Beda Pendapat dari Mahfud MD, Sindir Beda Hasil PSBB di Wilayah Anies dan Risma
• Merinding, Asisten Pribadi Lihat Detik Terakhir Didi Kempot Teriak Allahuakbar Saat Sesak Nafas
• Walikota Solo Bocorkan Penyakit Mematikan Bersarang di Tubuh Didi Kempot, Terkuak Mirip Suami BCL
Andrew Hill mengatakan, hasil penelitian selanjutnya harus dikumpulkan dengan studi yang lebih besar oleh Gilead Sciences menggunakan teknik meta-analisis.
Lebih lanjut, banyak penelitian sedang dijalankan untuk menguji remdesivir.
Dari studi yang dilakukan Gilead Sciences pada pasien Covid-19 dengan kasus parah, pihaknya mengalami kesulitan dalam menafsirkan kinerja obat.
Hal itu lantaran tidak ada pembanding dengan pasien yang menerima pengobatan standar.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peneliti China: Senyawa pada Ekstrak Akar Manis Berpotensi Obati Virus Corona, https://www.tribunnews.com/corona/2020/05/06/peneliti-china-senyawa-pada-ekstrak-akar-manis-berpotensi-obati-virus-corona?page=all.