Polres Langsa Amankan 7 Perempuan Atas Tuduhan Prostitusi Online di Aceh, Alasan Ekonomi

Tuntutan hidup memaksa para perempuan dari berbagai usia untuk menjajakan diri. Kini prostitusi online marak terjadi, demi menghindari endusan aparat.

Editor: Mathias Masan Ola
Ilustrasi Canva
Ilustrasi. Menguak bisnis prostitusi online. 

TRIBUNKALTIM.CO, LANGSA – Tuntutan hidup memaksa para perempuan dari berbagai usia untuk menjajakan diri. Kini prostitusi online marak terjadi, demi menghindari endusan aparat.

Namun serapi apapun perbuatan bejad ini dibungkus, suatu saat akan terbongkar juga. Seperti yang terjadi di salah satu wilayah Aceh.

Tim Polres Langsa, Aceh, menangkap 7 perempuan atas dugaan sebagai pekerja seks di sebuah bisnis prostitusi online. Penangkapan berlangsung di sejumlah lokasi terpisah selama dua hari berturut-turut.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Langsa Iptu Arief S Wibowo dalam menyebutkan bahwa awalnya polisi menerima informasi dari masyarakat tentang prostitusi online di kota itu.

“Setelah didalami, kita temukan dua orang pada 9 Mei 2020, yaitu berinisial YN ( 47 ) dan HN ( 50 ). Keduanya mucikari dan warga Langsa,” kata Arief dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (12/5/2020).

Berdasarkan keterangan dua orang tersebut, polisi mengetahui ada lima orang lainnya yang juga bekerja sebagai pekerja seks. Polisi kemudian menangkap lima perempuan lainnya.

Kelima perempuan tersebut mulai dari perempuan muda hingga ibu rumah tangga. Semuanya warga Kota Langsa. Mereka kini ditahan di Mapolres Langsa.

Barang bukti yang disita yaitu 4 sepeda motor, 8 ponsel dan uang tunai Rp 450.000. Menurut Arief, semua perempuan yang ditangkap mengaku menjalankan praktik prostitusi.

Kasus Prostitusi Online di Kutai Timur, Mucikari Jajakan Teman Dekat

Pengungkapan Kasus Prostitusi Online di Kutim, Muncikari Pilih Pelanggan Muda dan Ganteng

Tawarkan Wanita Remaja Lewat Medsos, Praktik Prostitusi Online Diungkap Polres Kutim

“Polanya, mucikari yang menghubungkan antara pria hidung belang dengan wanita ini. Semua komunikasi lewat aplikasi WhatsApp dan telepon. Mereka mengaku sudah beberapa kali melakukan,” kata Arief.

Menurut Arief, ketujuh perempuan yang ditangkap mengaku terpaksa bekerja dalam prostitusi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Mereka mengaku terdesak karena butuh uang untuk biaya hidup sehari-hari. “Alasannya ekonomi ya, karena butuh uang buat sehari-hari,” kata Arief. 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved