Ramadhan

Tips dari Imam Al-Ghazali Beribadah di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan

Di fase akhir bulan Ramadhan umat muslim dianjurkan untuik memperbanyak ibadah.

ummi-online.com
Ilustrasi Tips dari Imam Al-Ghazali Beribadah di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan 

2. Tidak terlalu kecapean di siang hari dengan aktivitas-aktivitas yang menguras tenaga dan fisik. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab seseorang susah untuk bangun di malam hari.

3. Membiasakan diri tidur beberapa saat di siang hari (qailulah), sebab ini adalah amalan sunah sebagaimana hadis Nabi Saw.

اسْتَعِينُوا بِقَيْلُولَةِ النَّهَارِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ
kerjakanlah qailulah di siang hari untuk membantu kalian salat di malam hari (HR. Al-Hakim, Ibn Khuzaemah, Al-Baihaqi)

4. Tidak memperbanyak berbuat dosa di siang hari.

Persiapan rohani, meliputi:

1. Menjaga hati agar terhindar dari perbuatan dengki, penyakit hati lainnya dan berlebih-lebihan di dalam kegelisahan duniawi. Hal ini membuat seseorang memikirkan hal-hal tersebut sampai larut malam, meskipun dia bangkit untuk salat tetap saja kegelisahan dan kedengkian itu yang ia pikirkan.

2. Membiasakan hati untuk takut kapada hari akhir dan memperpendek angan-angan. Jika demikian maka seseorang akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah termasuk salat malam.

3. Menambah keyakinan tentang keutamaan salat malam , ini dilakukan dengan membaca ayat-ayat Alquran terkait, hadis-hadis, maupun kisah-kisah, sehingga seseorang rindu dan cinta serta berharap akan pahala.

4. Yang terakhir dan yang paling menentukan adalah, rasa cinta dan keimanan yang tinggi kepada Allah. Karena malam hari adalah waktu di mana seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya.

Itulah beberapa tips dan trik agar seseorang mampu bangun di malam hari, dan istiqamah dalam menjalankannya.

 Nuzulul Quran dan Kaitannya dengan Lailatul Qadar, Ada Perbedaan Peringatan di Indonesia dan Mesir

 Ini Niat, Doa dan Tata Cara Sholat Sunnah Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Keutamaannya

Kisah Rasulullah di 10 Malam Terakhir Ramadan

Keistimewaan sepuluh hari akhir Ramadhan itu ditunjukkan Rasulullah Saw melalui ibadah-ibadahnya. Beliau semakin meningkatkan ibadahnya melebihi bulan-bulan lainnya. Sebagaimana yang dikatakan Aisyah Ra:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ
“Rasulullah Saw meningkatkan kesungguhan (ibadahnya) di sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), hal yang tidak beliau lakukan pada (hari) lainnya (HR Muslim, Ibnu Majah, Khuzaimah dan Ahmad)

Pada sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah Saw memperbanyak ibadahnya dan menyedikitkan tidur. Bahkan beliau juga menjauhi istri-istrinya dan beritikaf di masjid. Beliau bersabda “Barangsiapa yang hendak beri’tikaf denganku, hendaklah beri’tikaf di sepuluh terakhir (Ramadhan), sesungguhnya aku telah diperlihatkan malam itu (lailatul qadar) tapi kemudian aku dilupakan (dibuat lupa) (HR Bukhari).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Dari Aisyah Ra berkata “Rasulullah Saw ketika memasuki sepuluh terakhir Ramadhan beliau menghidupkan malam itu, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya. (HR Muslim)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved