Ilmuwan Sebut Matahari dalam Fase Lockdown, Waspada, Berpotensi Timbulkan Sejumlah Bencana

Saat ini, menurut Ilmuwan, Matahari sedang dalam fase lockdown, masyarakat hendaknya waspada lantaran berpotensi timbulkan sejumlah bencana berikut

Editor: Amalia Husnul A
Ilustrasi canva/tribunkaltim
Ilustrasi. Saat ini, menurut Ilmuwan, Matahari sedang dalam fase lockdown, masyarakat hendaknya waspada lantaran berpotensi timbulkan sejumlah bencana. 

TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini, menurut Ilmuwan, Matahari sedang dalam fase lockdown, masyarakat hendaknya waspada lantaran berpotensi timbulkan sejumlah bencana 

Ketika Matahari memasuki periode lockdown, menurut ilmuwan berpotensi menimbulkan berbagai bencana, begini analisa dan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. 

Menurut para Ilmuwan, saat ini aktivitas permukaan matahari sedang turun drastis karena berada dalam periode solar minimum (minimum matahari).

Sejumlah potensi bencana di antaranya gempa bumi, cuaca beku dan kelaparan.

Akibatnya, sinar matahari mengalami penurunan drastis yang ditandai dengan bintik matahari yang menghilang.

“Solar minimum sedang berlangsung, dan ini parah,” ujar astronom Dr Tony Phillips dikutip dari The Sun (17/5/2020).

Puasa di Negara yang Alami Matahari Tak Terbenam Selama 24 Jam, Bagaimana Waktu Sahur dan Berbuka?

Bagaimana Matahari Bisa Bersinar di Siang Hari dan Bulan di Malam Hari? Jawaban Soal TVRI SMA, 8 Mei

Bagaimana Tanda-tanda Datangnya Lailatul Qadar? Cahaya Matahari Redup, Kalah dengan Cahaya Malaikat

Catat Tanggal Fenomena Langit Selama Mei 2020, dari Supermoon Terakhir hingga Matahari di Atas Kabah

Terparah dalam 1 abad terakhir

Menurut Philips dari jumlah bintik matahari yang ada, kondisi saat ini termasuk yang terparah dalam satu abad terakhir.

Akibatnya menurut dia, medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

"Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan perubahan udara kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer Bumi, dan dapat membantu memicu petir," ujarnya.

Dalton Minimum

Para ilmuwan NASA mengkhawatirkan ini bisa memicu kembali terjadinya Dalton Minimum yang pernah terjadi antara tahun 1790 dan 1830.

Pada saat Dalton Minimum terjadi, suhu menjadi sangat dingin, munculnya letusan besar gunung berapi, gagal panen dan timbulnya kelaparan.

Saat itu, suhu anjlok hingga 2 derajat celcius selama 20 tahun dan produksi pangan dunia merosot.

Letusan Gunung Tambora di Indonesia pada 10 April 1815, yang menewaskan sedikitnya 71.000 orang juga dianggap sebagai bagian dari efek Dalton Minimum saat itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved