Virus Kedua
Bukti Gelombang Kedua Covid-19 di China Setelah Wuhan, Muncul Klaster Baru Virus Corona di Jilin
Bukti gelombang kedua covid-19 di China setelah Wuhan, muncul klaster baru virus Corona di Jilin.
TRIBUNKALTIM.CO - Bukti gelombang kedua covid-19 di China setelah Wuhan, muncul klaster baru virus Corona di Jilin.
Tiba-tiba muncul kasus baru virus Corona di Jilin China, setelah Wuhan juga mengumumkan ada pasien baru positif.
Munculnya kasus baru positif Corona menjadi bukti adanya serangan gelombang kedua covid-19.
Mulanya kasus baru virus Corona di Jilin hanya sedikit, yang dikaitkan dengan kembalinya warga China dari perbatasan Rusia.
• Ramalan Zodiak Senin 18 Mei 2020 Gemini Promosi di Tempat Kerja, Aries Kencan yang Ditunggu-tunggu
• Dirampok 20 Orang Bawa Pedang, Rumah Mewah Orang Terkaya di Kuningan Pernah Dirampok 9 Tahun Lalu
• Amarah Refly Harun, Keras Sebut Jokowi dan Erick Thohir Tak Bela BUMN Dirampok Konglomerat Tambang
• Giliran China Serang Bisnis Negeri Donald Trump, Apple, Boeing dan Raksasa Teknologi AS Jadi Target
Kasus-kasus baru ini sebagian besar berpusat di kota Shulan, dan langsung menerapkan lockdown di kota berpenduduk 600.000 jiwa itu akhir pekan lalu.
Namun pada Sabtu (16/5/2020), provinsi Jilin melaporkan total 125 kasus baru virus Corona dari penularan lokal termasuk 2 kematian.
Media pemerintah mengabarkan, sekitar 28 pasien masih di rumah sakit, sedangkan 95 dipulangkan, dan hampir 1.000 orang yang ada kontak dengan pasien covid-19-19 sedang diamati.
Dalam upaya mencegah penyebaran virus, sebagian besar transportasi ke 1.205 desa dan daerah sekitarnya telah ditangguhkan, sebagaimana dilansir dari The Independent Minggu (17/5/2020).
Kebijakan itu diberitakan oleh NBC News, yang mengutip pernyataan pejabat setempat.
Wali Kota Shulan, Jin Hua, mengatakan pada konferensi pers Sabtu, bahwa langkah-langkah baru telah "diterapkan secara ketat sesuai dengan pengambilan keputusan pemerintah pusat serta persyaratan provinsi dan kota."
Wanita tersebut menambahkan, "Setelah kasus-kasus lokal muncul di kota kami, Komite Partai Kota Shulan dan pemerintah kota bertindak cepat, memasuki keadaan perang secara menyeluruh, mengambil langkah-langkah kontrol yang ketat, dan berusaha sekuat tenaga mencegah serta mengendalikan epidemi."
Tes asam nukleat akan dilakukan di seluruh kota, dengan fokus pada masyarakat perumahan dan daerah-daerah utama di mana kasus baru telah dikonfirmasi.
Media pemerintah China Xinhua melaporkan, 40.000 tes virus Corona telah dilakukan sejauh ini.
Lebih dari 500 staf medis dari kota-kota tetangga juga bergegas ke Jilin pada Minggu (17/5/2020), ketika tingkat siaga dinaikkan dari menengah ke tinggi.
Klaster baru virus Corona di Jilin telah menyebabkan 8.000 orang dikarantina, menurut pemberitaan Global Times.
• Di Awal Wabah, China Akui Hancurkan Sampel Virus Corona, tapi Alasannya Tak Seperti Tudingan Amerika
Lockdown parsial diberlakukan di wilayah itu pada Rabu, termasuk penangguhan transportasi umum jarak jauh, pelarangan pertemuan massa, dan tempat-tempat umum yang ditutup.
Wakil Perdana Menteri China Sun Chunlan mengunjungi provinsi itu akhir pekan ini, dan menuntut pemerintah setempat meningkatlan upaya untuk mengatasi gelombang baru penyebaran wabah.
Sebanyak lima pejabat dilengserkan dari jabatan mereka di Jilin akhir pekan ini, termasuk Liu Shijun wakil direktur Komisi Kesehatan Kota, menurut CGTN.
Ketua Partai Komunis Shulan, Li Pengfei, juga dicopot dari jabatannya.
Hal itu terjadi ketika China merayakan satu bulan tanpa ada laporan kematian virus Corona pada Jumat (15/5/2020), dengan rencana untuk lebih melonggarkan pembatasan.
Di Shanghai misalnya, para pelajar memiliki pilihan kembali ke sekolah pada 3 Juni atau tetap menghadiri kelas online.
Penerbangan domestik juga telah kembali ke 60 persen dari tingkat sebelum krisis, menurut regulator penerbangan sipil China.
Banyak situs wisata dibuka lagi, seperti Beijing Forbidden City dan Disneyland Shanghai.
Sementara itu Reuters mengabarkan, China dan Korea Selatan telah berkonsultasi dengan Jepang untuk melonggarkan kontrol perbatasan pada beberapa pelancong, guna menghidupkan kembali bisnis di antara ketiga negara tersebut.
• Du Wei, Dubes China untuk Israel Ditemukan Tewas di Apartemennya, Polisi Selidiki Penyebab Kematian
Gelombang Kedua di Wuhan
Sebelumnya, setelah sempat mencatatkan nihil kasus selama beberap waktu.
China kini mengumukan kembali tambahan kasus positif virus Corona di negaranya.
Tambahan kasus virus Corona itu salah satunya berada di Wuhan.
Otoritas seytempat mengumumkan klaster baru di Wuhan, 5 warga positif terinfeksi.
Negeri Panda, China telah selesai melakukan lockdown ketika penyebaran dan laporan terinfeksi virus Corona menurun drastis pada April kemarin.
Namun setelah sekitar satu bulan tidak ada kasus infeksi, Kota Wuhan, China, kembali mengumumkan adanya klaster baru covid-19-19.
Kasus itu memunculkan kekhawatiran bahwa China akan mengalami gelombang penularan baru.
Kekhawatiran ini muncul saat kelonggaran karantina di beberapa wilayah telah dilakukan.
Lima kasus infeksi baru ditemukan di satu distrik permukiman Wuhan, kota yang pertama kali mendeteksi adanya covid-19-19 sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Dilansir AFP, dikutip dari Kompas.com, Senin (11/5/2020), ibu kota Provinsi Hubei itu baru empat pekan "bebas" dari lockdown yang diterapkan pada Januari lalu.
Tidak hanya di Wuhan, infeksi baru sebanyak tiga kasus juga ditemukan di Shulan, kota yang berlokasi di kawasan timur laut China.
Otoritas kota berpenduduk 670.000 orang itu langsung menerapkan perintah tinggal di rumah dan larangan bepergian buntut temuan tersebut.
Virus Corona sendiri pertama kali ditemukan dan dilaporkan pada Desember 2019.
• Negeri Donald Trump Sudah Punya 100 Calon Vaksin Virus Corona, Sempat Khawatir Dokumen Dicuri China
Dan telah menjangkit daerah Wuhan sebelum menjalar ke kota di seluruh wilayah Provinsi Hubei dan menyebar ke seluruh dunia.
Pemerintah lokal menerapkan aturan draconian (diambil dari nama politisi kuno Athena, Draco) melalui lockdown, melarang bepergian dan keluar rumah, yang tampaknya dianggap sukses menangkal penyebaran.
Masa karantina selama 11 pekan itu kemudian diangkat pada awal April, setelah otoritas mengklaim jumlah kasus semakin sedikit dan menurun.
Namun pada Minggu (10/5/2020), pemerintah Wuhan mengakui ada satu orang yang positif, disusul lima orang lainnya keesokan harinya.
Dikatakan bahwa kasus baru itu berasal dari permukiman yang sama, di mana kebanyakan penderita merupakan warga berusia lanjut.
Dampaknya, pejabat setempat langsung dicopot karena dianggap "tidak becus" dalam memberikan instruksi pencegahan penularan.
Kemudian, terdapat juga 11 kasus orang tanpa gejala (OTG) di kawasan lainnya.
China disebut memisahkan OTG dengan penderita yang menunjukkan gejala.
Selain itu, kabar mengkhawatirkan lainnya, Shulan mencanangkan adanya klaster baru menyusul temuan tiga infeksi di sana.
Media pemerintah CCTV mengabarkan, segala layanan transportasi seperti taksi dan kereta yang meninggalkan kota langsung dibekukan.
• Tanda Awal Gelombang Kedua Virus Corona Sudah Muncul di Eropa, Ini Peringatan Ahli
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi Jilin langsung meningkatkan peringatan adanya kondisi darurat hingga ke level tertinggi.
Pemerintah setempat menerapkan 21 hari karantina dan kewajiban menjalani empat tes asam nuklead bagi mereka yang datang ke Shulan.
Kemudian, di kawasan timur laut dekat Korea Utara, otoritas mengumumkan adanya lima kasus setelah sebelumnya mengklaim tak menemukan infeksi.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)