Virus Corona
Arti Apa Itu Herd Immunity, Mengenal Dampaknya Versi WHO dan Strategi Pandemi Covid-19
Pandemi Corona atau covid-19 masih belum hilang di muka bumi ini, termasuk di Indonesia masih saja ditemukan kasus positif.
TRIBUNKALTIM.CO - Pandemi Corona atau covid-19 masih belum hilang di muka bumi ini, termasuk di Indonesia masih saja ditemukan kasus positif meski sudah ada beberapa pasien yang dinyatakan telah sembuh dari covid-19.
Di tengah wabah Corona muncul istilah herd immunity, apa yang dimaksud dengan herd immunity ini.
Pernah disinggung oleh lembaga kesehatan dunia seperti WHO soal herd immunity ini, apakah sesuatu yang positif, memberi dampak baik?
Kekebalan kelompok atau herd immunity masuk dalam daftar kata yang banyak dicari pengguna internet beberapa waktu belakangan ini.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Anggaran Dinas PUPR Penajam Paser Utara Terpangkas Rp 70 Miliar
Baca Juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri di Rumah Kala Pandemi Corona, Berikut Penjelasan dan Hukum Kutbah
Hal tersebut berkaitan dengan wabah virus Corona yang saat ini tengah melanda ratusan negara di dunia.
Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) sebelumnya telah memperingatkan bahwa teori herd immunity untuk mengatasi virus Corona atau covid-19 sangat berbahaya.
Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO Dr Mike Ryan menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.
"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," kata Dr Ryan diberitakan The Telegraph, 12 Mei 2020.
Apa itu herd immunity?
Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University menjelaskan, konsep awal herd immunity berasal dari kesehatan hewan yang mengutamakan kesehatan secara kelompok.
"Dengan arti lain tidak terlalu mengutamakan kesehatan individu," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/5/2020).
Dia menambahkan, terkait pada kesehatan manusia, herd immunity merupakan konsep yang dilakukan saat vaksin tersedia untuk mencegah penyakit menular.
Konsep herd immunity saat vaksin ada tersebut, lanjut Dicky, digunakan karena secara realita selalu ada kesulitan untuk mencapai cakupan imunisasi 100 persen.