Virus Corona
Dokter dan Perawat Surabaya Tumbang Karena Covid-19, Risma Janji Bakal Lakukan Ini di Rumah Sakit
Virus Corona bikin Dokter dan perawat di Surabaya meninggal dunia Tri Rismaharini alias Risma siapkan fasilitas bilik sterilisasi di rumah sakit
TRIBUNKALTIM.CO - Keganasan Virus Corona kini mulai menyerang Dokter dan perawat di Surabaya hingga ada yang meninggal dunia akibat covid-19.
Hal itu membuat Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma berjanji bakal bergerak cepat siapkan fasilitas baru di rumah sakit.
Dalam waktu dua hari, sudah 3 tenaga medis, Dokter dan perawat Surabaya yang meninggal dunia akibat covid-19.
Sebelumnya ada perawat RS Royal Surabaya, Ari Puspitasari meninggal dunia.
• Warga di Wilayah Anies Baswedan dan Risma Nekat Melanggar PSBB Jelang Lebaran, Bakal Kena sanksi?
• Polisi Akhirnya Bongkar Identitas Pria Gamis Putih yang Memaki Petugas saat PSBB Surabaya
• Di Surabaya, Suami Istri Dokter Positif Covid-19, dr Boedhi Harsono Meninggal Dunia, Istri Kritis
Kemudian Dokter Rumah Sakit National Hospital Surabaya, dr Boedhi Harsono dan perawat RSUD Dr Soewandhie, Suhartatik gugur lantaran Virus Corona.
Diketahui perawat yang gugur dalam tugas mulia menangani pandemi covid-19 itu adalah Suhartatik Amd, Kep.
Perawat RSUD Dr M Soewandhie ini meninggal dunia saat menjalani tugas kemanusiaannya, Rabu (20/5/2020).
Kabar meninggalnya perawat RSUD Dr Soewandhie langsung menjadi perbincangan hangat di jagad maya.
Selain postingan resmi atas nama Pemkot Surabaya juga beredar cuplikan video pendek yang memperlihatkan sebuah ambulance bertuliskan RSUD Dr M Soewandhie.
Dalam video tersebut nampak barisan orang yang menangis sembari memberikan hormat pada ambulance tersebut.
Captionnya, menyebutkan bahwa perawat bernama Suhartatik berpulang sebagai pahlawan kesehatan.
Saat dikonfirmasi, Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Dr M Soewandhie Surabaya, Rince Pangalila membenarkan hal itu.
Tenaga medis tersebut berposisi di bagian intensif struk unit.
Belum bisa dipastikan dari mana penularan virus tersebut.
"Terinfeksi covid-19 statusnya konfirmasi," katanya saat dihubungi.
Dia mengatakan, sebelum tutup usia, perawat tersebut sempat menjalani perawatan intensif
Selama beberapa hari terakhir menjalani perawatan di rumah sakit milik Pemkot Surabaya itu.
Kemudian, juga sempat dirujuk ke RS Husada Utama Surabaya.
Namun nahas, sang perawat harus tutup usia di tengah tugas kemanusiaannya.
"Tadi pagi meninggal," ujarnya.
Kabar ini menambah deretan kasus covid-19 yang menghantui tenaga medis di wilayah Risma.
Pasalnya, belum lama ini juga terdapat tenaga medis RS Royal Surabaya yang berposisi sebagai perawat harus tutup usia di tengah penanganan pandemi covid-19 di Surabaya.
• Setelah Viral Perawat Surabaya Meninggal, Jajaran Khofifah Beber Tenaga Medis Terpapar Covid-19
Dokter Boeddhi Harsono Gugur
Selain Suhartatik, dr Boedhi Harsono juga dikabarkan meninggal dunia karena terpapar virus yang menyerang paru-paru ini.
Kabar duka tersebut mulanya tersebar melalui akun Instagram resmi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Pada postingan itu, dijelaskan bahwa dr Boedhi Harsono, tutup usia Senin (18/5) pada pukul 22.06 WIB.
Saat dikonfirmasi, Sutrisno Ketua IDI Jawa Timur mengatakan, dr Boedhi menghembuskan nafas terakhir saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Surabaya.
Selain covid-19, Boedhi juga disebut memiliki penyakit penyerta.
"Infonya meninggal karena memang positif covid-19.
Namun beliau (dr Boedhi) juga ada penyakit lain.
Selain itu umurnya sudah lebih dari 60 tahun," kata Sutrisno, saat dikonfirmasi Rabu pagi (20/5/2020).
Kabar duka ini ditambah kondisi istri Dokter Boedhi yang juga seorang Dokter, Theresia Muktiwidjojo dikabarkan ikut tertular covid-19.
Informasinya, kini Theresia sedang menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit Surabaya karena kondisinya yang tengah kritis.
"Ya memang istrinya juga positif kena ( covid-19 )," ucapnya.
Namun saat ditanya, dirawat di rumah sakit mana, Sutrisno enggan bisa menjelaskan lebih detail.
"Saya gak bisa buka. Pokoknya di sebuah rumah sakit Surabaya," pungkasnya.
Perlu diketahui, dr Boedhi, sudah tak aktif lagi melakukan praktik setelah sadar menderita sakit.
Sedangkan dr Theresia merupakan Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang bertugas di Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.
• Kabar Duka, Perawat Surabaya Meninggal sedang Hamil, Status PDP, dr Tirta Hormat Setinggi-tingginya
Reaksi Risma
Gugurnya Dokter dan tenaga medis di Surabaya di tengah pandemi covid-19 mendapat perhatian khusus dan duka mendalam Pemkot Surabaya, terutama Wali Kota Tri Rismaharini.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya tengah memikirkan rencana pengembangan bilik sterilisasi khusus di rumah sakit dalam penanganan covid-19 di Surabaya.
Nantinya, bilik ini dapat digunakan ketika tenaga medis melepaskan pakaian APD agar tak terpapar virus corona.
"Bahwa kita pingin seperti itu, supaya amannya itu paripurna, bukan hanya saat dia lakukan (proses penanganan), tapi kemudian waktu dia lepas (APD)," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu (20/5/2020).
Menurut wali Kota Risma, diharapkan potensi penularan virus Corona terhadap tenaga medis dapat terus ditekan.
Tenaga medis yang menggunakan APD dalam bekerja juga perlu didukung fasilitas ketika harus melepaskan alat pelindung diri itu.
Pengembangan itu juga lantaran banyak rumah sakit kini mulai mengajukan permintaan kepada Pemkot Surabaya.
Rumah sakit di Surabaya butuh fasilitas macam itu agar memastikan keamanan para tenaga medis.
"Karena itu, kenapa kita buat bilik sterilisasi pakaian, ini lagi kita pikirkan terutama banyak rumah sakit yang minta itu," ungkapnya.
Tak cukup pemenuhan fasilitas.
Risma juga bakal berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memikirkan para tenaga medis yang terbilang beresiko tinggi atau rentan tertular.
Tenaga medis yang memiliki penyakit bawaan seperti asma, kemudian yang dalam kondisi hamil agar dipikirkan cara terbaik untuk memastikan mereka dalam kondisi aman.
Wali kota Risma menyadari betul kondisi tenaga medis yang memiliki faktor resiko tersebut.
"Jadi nanti mungkin yang kayak gitu sementara istirahat dulu, karena itu yang paling mudah terserang, saya berharap gitu.
Mungkin sementara diistirahatkan dulu, karena resikonya berat," ujar Risma.
(*)
Ikuti >>> Update virus Corona