Virus Corona

Bupati Tak Ambil Pusing, Nasib 109 Tenaga Medis Usai Mogok & Ogah Urus Corona, Ada 33 ASN & 11 Honor

Sebanyak 109 tenaga medis tersebut awalnya melakukan mogok kerja dan menolak saat diminta untuk menangani pasien Corona atau covid-19

Editor: Doan Pardede
HANDOUT/Kompas.com
TENAGA MEDIS MOGOK - Rumah Sakit Umum Daerah Ogan Ilir Sumatera Selatan 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebanyak 109 tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir, Sumatera Selatan dipecat.

Mereka dipecat karena telah melakukan mogok kerja dan menolak saat diminta untuk melakukan penanganan terhadap pasien Corona atau covid-19.

Para tenaga medis di RSUD Ogan Ilir tersebut melakukan protes karena berbagai alasan.

Di antaranya mulai APD minim, tidak jelasnya insentif, tidak ada rumah singgah, hingga gaji yang diterima tenaga medis honorer hanya Rp 750.000 per bulan.

• Polisi Akhirnya Bongkar Identitas Pria Gamis Putih yang Memaki Petugas saat PSBB Surabaya

• Lebaran Sabtu atau Minggu? Ini Tanggal Idul Fitri 2020 Versi Kalender, Pemerintah dan Muhammadiyah

• Raffi Ahmad Jujur Ingin Menikah Lagi, Nagita Slavina Akui Tak Keberatan, tapi Beri Satu Syarat

• Biodata Sarah Keihl yang Lelang Keperawanan Demi covid-19, Bukan Orang Biasa, Nilainya Tak Ma

Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam mengatakan, meski ratusan tenaga medis dipecat, tidak mempengaruhi pelayanan yang diberikan.

Sebagai penggantinya, ia akan melakukan perekrutan tenaga medis yang baru.

“Tidak usah masuk lagi, kita cari yang baru, dengan 109 ini diberhentikan dengan tidak hormat tidak mengganggu aktivitas rumah sakit,” kata dia saat dikonfirmasi di Kantor Badan Amil Zakat Nasional Ogan Ilir, Kamis (21/5/2020).

TENAGA MEDIS MOGOK - Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam
TENAGA MEDIS MOGOK - Bupati Ogan Ilir HM Ilyas Panji Alam (AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG)

Menurutnya, aksi protes yang dilakukan para tenaga medis tersebut dengan melakukan aksi mogok kerja dianggap tak berdasar.

Sebab, semua tuntutan mereka terkait dengan kebutuhan alat pelindung diri (APD) standar, rumah singgah, hingga insentif selama ini sudah tersedia.

“Insentif sudah ada, minta sediakan rumah singgah, sudah ada 34 kamar ada kasur dan pakai AC semua, bilang APD minim, APD ribuan ada di RSUD Ogan Ilir, silakan cek,” jelas Ilyas.

"Apa yang mereka tuntut, semua sudah ada, mereka kerja juga belum kok, baru datang pasien corona sudah bubar enggak masuk, gimana itu,” jelas Ilyas.

Karena itu, ia tidak ingin mengambil pusing.

• Jadikan Virus Corona Bahan Candaan, Klarifikasi Sarah Keihl Soal Sarkasme Lelang Keperawanan Rp 2 M

• Video Sarah Keihl Lelang Keperawanan untuk Donasi covid-19 Telanjur Viral, Ini Permintaan Maafnya

Dan para tenaga medis yang melakukan aksi protes dengan cara mogok kerja itu langsung dipecat secara tidak hormat.

“Ya sudah diberhentikan, saya yang menandatangani surat pemberhentiannya,” kata Ilyas.

Ia mengatakan, dari total 109 tenaga medis yang dipecat tersebut terdapat 14 Dokter spesialis, delapan Dokter umum, 33 perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN), dan 11 tenaga honorer di RSUD Ogan Ilir.

Bantahan RSUD

Direktur RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama membantah tudingan yang disampaikan para tenaga medis yang melakukan mogok kerja.

Menurutnya, tuntutan para tenaga medis terkait dengan rumah singgah dan insentif tambahan bagi yang menangani pasien corona sudah disediakan.

Karena itu, tudingan yang disampaikan itu hanya mengada-ada karena ketakutan semata.

“Mereka lari ketakutan saat melihat ada pasien yang positif covid-19," jelas Roretta

• Kapan Lebaran? Sidang Isbat Jumat 22 Mei 2020, Penentuan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H Live di TVRI

• Cara Cek Dapat Bantuan Tunai Rp 600 Ribu dan Bansos Lainnya atau Tidak, cekbansos.siks.kemsos.go.id

“Tidak ada tenaga dokter, mereka para tenaga medis seperti perawat dan sopir ambulans, mereka itu takut menangani pasien positif covid-19, itu saja, bukan karena soal lain,” tambah Roretta.

DPRD turun tangan

Menyikapi aksi protes dari para tenaga medis tersebut, DPRD Ogan Ilir turun tangan.

Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir Rizal Mustopa mengaku sudah mendesak bupati untuk melakukan evaluasi terhadap manajemen RSUD.

Sebab, ia menilai tuntutan yang disampaikan para tenaga medis berkaitan dengan kebutuhan dasar dan keselamatan tenaga medis itu sendiri.

Seperti kebutuhan APD standar, intensif tambahan, rumah singgah, dan sebagainya.

“Intinya pemenuhan apa yang dituntut oleh tenaga paramedis itu seharusnya sudah menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, sebab masalah itu sudah diajukan, termasuk masalah insentif juga sudah diajukan RSUD Ogan Ilir jauh hari sebelum kejadian ini, pertanyaanya kenapa tenaga kesehatan itu bisa mogok?“ tanya Rizal.

Karena itu, ia meminta Pemkab Ogan Ilir untuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Direktur dan manajemen RSUD.

Ikuti >>> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta 109 Tenaga Medis di RSUD Ogan Ilir Dipecat, Berawal dari Aksi Mogok Kerja" dan "109 Tenaga Medis Dipecat, Bupati Ogan Ilir: Tidak Usah Masuk Lagi, Kita Cari yang Baru

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved