Virus Corona

Masuk Jakarta Diperketat, Dua RS Balikpapan Kebanjiran Permintaan PCR Mandiri, Ini Biaya & Syaratnya

Dua rumah sakit di Kota Balikpapan yang memiliki alat itu pun mengaku kebanjiran permintaan masyarakat yang akan melakukan penerbangan ke Jakarta.

TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini
Ilustrasi TCM dan PCR yang berada di dua rumah sakit Balikpapan. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Baru satu hari aturan pengetatan masuk ke DKI Jakarta diberlakukan, permintaan surat keterangan bebas Corona atau covid-19 meningkat.

Surat keterangan itu bisa dikeluarkan dengan melakukan uji swab pada alat PCR atau TCM yang dimiliki setiap daerah.

Dua rumah sakit di Kota Balikpapan yang memiliki alat itu pun mengaku kebanjiran permintaan masyarakat yang akan melakukan penerbangan ke Jakarta.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur RS Kanujoso Djatiwibowo, Edi Iskandar.

• Kapolda Jabar Tak Main-main, Begini Nasib Oknum Polisi yang Marah Gara-gara Ditegur Tak Pakai Masker

• Dicecar Refly Harun, Terkuak Perasaan Sandi Habis Rp 1 Triliun di Pemilu, Menyesal & Ogah Maju Lagi?

Hingga Selasa (26/5/20) siang in, kata Edi, rumah sakit milik pemerintah Provinsi tersebut telah mendapat 10 permintaan swab test mandiri.

"Saya dapat informasi sudah ada 10 permintaan lebih untuk yang mandiri. Mungkin besok akan lebih meningkat permintaan itu," katanya

Mengantisipasi adanya lonjakan permintaan yang lebih tinggi, manajemen RSKD juga telah memesan 3.000 cartridge.

Namun karena permintaan cartridge saat ini cukup banyak, pihaknya masih menunggu distributor dalam masa pemesanan.

"Kita sedang berusaha untuk menambah cartridge, mudah-mudahan distributor bisa cepat. Tapi memang untuk test ini biayanya agak mahal sekira Rp 1,5 juta," sebutnya.

Senada dengan RSKD, Direktur RS Pertamina Balikpapan, Syamsul Bahri juga mengaku peningkatan permintaan pemeriksaan PCR akan terlihat pada esok hari.

Adapun pemeriksaan tersebut disarankan sebelum masyarakat membeli tiket penerbangan.

• Kabar Terkini Istri Anggota TNI yang Sebut Rezim Jokowi Akan Tumbang di Akhir 2020, Begini Nasibnya

• Tak Seperti Jakarta, Wilayah Ini Dipuji Pemerintah Masyarakatnya Patuh, Kasus covid-19 Melandai

Pasalnya, jadwal pengambilan swab dan hasilnya tak bisa dipastikan keluar pada hari dan jam yang sama.

"Pendaftaran juga maks H-1 itupun PIC yang akan menentukan jadwal pengambilan swabnya," pungkasnya.

Kisah Tenaga Medis di Balikpapan: Lebaran di RS, Tetes Air Mata Dokter di Balikpapan Lihat Teman Sholat Ied Bersama Keluarga

Melakoni profesi sebagai tenaga medis memang harus menyampingkan kepentingan pribadi demi tetap bertugas melayani kepentingan pasien.

Hal itu dirasakan juga oleh Elies Pitriani, seorang dokter spesialis paru di Balikpapan yang turut menangani pasien Corona atau covid-19 di salah satu rumah sakit terkemuka di Kota Minyak, julukan Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.

Dirinya menyadari keputusannya menjadi dokter itu bukanlah hal yang mudah. Ia harus rela tak merayakan momentum Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1441 H bersama keluarganya.

"Tahun ini memang berbeda, saya tidak bisa mudik dan bercengkrama dengan keluarga. Apalagi sebagai dokter paru, selama pandemi ini saya bertanggung jawab on call 24 jam," ujarnya, Senin (25/5/2020).

Dari ceritanya, sampai saat ini ia bahkan harus rela terpisah rumah dari anak dan suaminya meski dalam satu kawasan lingkungan kota.

Tak ada sungkeman, Elies pun hanya bisa melakukan komunikasi virtual dengan keluarganya. Suaranya pun berubah parau seolah menggambarkan rasa sedihnya.

• Istri Alm Didi Kempot Bongkar Penyebab Dory Harsa Keluar dari Band Lare Jawi, Masa Lalu Diungkap

• Jawaban Tegas Mendikbud Nadiem Makarim soal Jadwal Masuk Sekolah Juli 2020, Termasuk Wilayah Anies

Namun, ia kembali menguatkan dirinya dan menyadari bahwa pekerjaannya adalah sebuah pengabdian.

"Nangis juga kemarin. Jujur saya sedih juga melihat foto teman lain bisa sholat berjamaah dengan keluarga, tapi apa daya saat ini kita sedang berjuang merawat pasien demi bisa sembuh dari virus itu," katanya.

Sementara itu, ia pun turut merasakan kesedihan para pasien yang sedang dalam masa perawatan di ruang isolasi.

Pasalnya mereka pun harus turut merayakan hari raya yang fitrah 1 Syawal 1441 H, jauh dan tanpa keluarga.

Banyak dari mereka ( pasien covid-19 ) yang berharap bisa pulang, namun memang pihak rumah sakit belum bisa memberikan kesempatan itu saat ini.

"Saya lihat dari CCTV mereka sholat ied didalam ruang isolasi sendiri. Ada juga yang sampai nangis nelpon keluarganya karena tidak bisa kumpul," tuturnya.

Para tenaga medis di Kota Balikpapan Kalimantan Timur yang hanya bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1441 H di rumah sakit ditengah masa pandemi covid-19.
Para tenaga medis di Kota Balikpapan Kalimantan Timur yang hanya bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1441 H di rumah sakit ditengah masa pandemi covid-19. (HO/ELIES)

Masih Elies dalam ceritanya, para tenaga medis di rumah sakit hanya bisa merayakan kemenangan dengan cara yang sederhana.

Budaya saling memafkan dengan cara berpelukan dan berjabat tangan pun tak dilakoni mereka demi terhindar dari covid-19.

"Kalau di tim isolasi kita hanya masak, dan ada ketupat kiriman beberapa teman. Kita makan bersama dan selanjutnya makan kue sendiri-sendiri," terangnya.

Sebagai tenaga medis yang menangani Corona, ia pun merasa turut bertanggung jawab pada setiap hal yang terjadi.

Bahkan ia telah rela konsentrasi untuk keluarganya terpecah, demi merawat pasien covid-19 di tengah pandemi ini.

Elies pun mengaku para tenaga medis cukup was-was didalam momentum lebaran ini.

Pasalnya, disaat ini tidak ada yang bisa mengontrol orang untuk berkumpul sekalipun ada imbauan dari pemerintah.

Terakhir ia pun hanya bisa berdoa agar pasca lebaran tak ada angka kenaikan lonjakan kasus pasien covid-19 utamanya di Kota Balikpapan.

"Semakin mereka tidak mengindahkan anjuran akan selalu bertambah, banyak orang sebagai carrier. Saya hanya berharap setelah lebaran Idul Fitri tidak ada kenaikan kasus," pungkasnya.

(TribunKaltim.co/Miftah Aulia Anggraini)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved