Virus Corona
Sisi Lain Corona di Jakarta, Kualitas Udara saat Idul Fitri 2020 Jadi yang Terbaik 5 Tahun Terakhir
Disinyalir peningkatan Kualitas Udara ini merupakan imbas dari pengurangan aktivitas akibat adanya PSBB selama pandemi virus Corona.
TRIBUNKALTIM.CO - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa Kualitas Udara di Jakarta semakin membaik, Senin (25/5/2020).
Bahkan, disebutkan bahwa Kualitas Udara pada Hari Raya Idulfitri, Minggu (24/5/2020), dinilai paling baik dalam lima tahun terakhir.
Disinyalir peningkatan Kualitas Udara ini merupakan imbas dari pengurangan aktivitas akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama virus Corona.
Adapun PSBB tersebut diberlakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mencegah penyebaran virus Corona yang tengah merebak saat ini.
• Kapolda Jabar Tak Main-main, Begini Nasib Oknum Polisi yang Marah Gara-gara Ditegur Tak Pakai Masker
• Dicecar Refly Harun, Terkuak Perasaan Sandi Habis Rp 1 Triliun di Pemilu, Menyesal & Ogah Maju Lagi?
• Istri Alm Didi Kempot Bongkar Penyebab Dory Harsa Keluar dari Band Lare Jawi, Masa Lalu Diungkap
• Jawaban Tegas Mendikbud Nadiem Makarim soal Jadwal Masuk Sekolah Juli 2020, Termasuk Wilayah Anies
Dengan adanya pembatasan tersebut, kegiatan warga menjadi menurun sehingga mengurangi efek polusi yang dihasilkan bila warga bepergian dengan kendaraan.
Polusi yang terjadi akibat aktivitas industri juga dapat ditekan setelah adanya pembatasan bagi sejumlah sektor usaha.
Dilansir KompasTV, Senin (25/5/2020), Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyampaikan melalui keterangan tertulis mengenai hal tersebut.
"Selama libur hari raya, data menunjukkan Kualitas Udara semakin baik lagi," ujar Andono.
Menurutnya, polusi udara di Jakarta konsisten menurun setiap kali menjelang Idul Fitri selama 5 tahun terakhir.
Namun Kualitas Udara paling baik terjadi pada tahun 2020 ini, yang mana karena adanya pandemi covid-19, masyarakat terpaksa diam di rumah dan mengurangi aktivitas.
"Namun, tahun ini penurunan konsentrasi pencemar udara makin tinggi lagi. Disimpulkan, Kualitas Udara Lebaran 2020 paling baik dibandingkan Lebaran lima tahun ke belakang," ujar Andono.
• Kabar Terkini Istri Anggota TNI yang Sebut Rezim Jokowi Akan Tumbang di Akhir 2020, Begini Nasibnya
• Tak Seperti Jakarta, Wilayah Ini Dipuji Pemerintah Masyarakatnya Patuh, Kasus covid-19 Melandai
Sementara itu dilansir Kompas.com, Senin (25/5/2020), data tingkat polusi tersebut didapat dari pengukuran kadar polutan di udara.
Senyawa polutan yang diukur tersebut antara lain adalah CO (karbon monoksida), NO2 (nitrogen dioksida), SO2 (sulfur dioksida), PM 2,5 (debu ukuran 2,5 mikron), dan O3 (ozon).
Pemantauan tersebut dilaksanakan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta di enam stasiun, yaitu Bundaran HI untuk pinggir jalan, Kelapa Gading, Jagakarsa, Lubang Buaya, dan Kebon Jeruk untuk permukiman, ditambah tiga stasiun mobile.
Dari data yang telah dikumpulkan tersebut, didapatlah hasil bahwa pada hari lebaran tahun ini, kandungan debu ukuran 2,5 mikron dan karbon monoksida di udara telah memenuhi standar kualitas yang diharapkan.
"Dibandingkan dengan Lebaran 2019, konsentrasi PM 10, PM 2,5, CO, NO2, SO2 dan O3 Idul Fitri 2020 mengalami penurunan, yaitu sebesar 28 persen (PM2,5), 23 persen (PM10), 8 persen (CO), 13 persen (NO2), 4 persen (SO2) dan 41 persen (O3)," terang Andono.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:
• Ramalan Zodiak Selasa 26 Mei 2020, Cancer Sedang Tidak Beruntung, Sagitarius Menangkan Hati Kekasih
• Lama Bungkam, China Akhirnya Akui Simpan virus Corona, Pihak Laboratorium Bantah Terjadi Kebocoran
Anies Baswedan Khawatir Potensi Gelombang 2 Corona di Jakarta: Ini Bukan untuk Kepentingan Apa-apa
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kini tengah serius menghadapi potensi gelombang kedua virus Corona di wilayahnya.
Anies Baswedan mengaku tidak mau mengulangi kejadian di bulan Maret, di mana virus Corona mulai masuk DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat konferensi pers dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan covid-19 pada Senin (25/5/2020).
"Kita ingin memastikan ini tuntas, sekali lagi ini bukan untuk kepentingan apa-apa kecuali untuk melindungi ibu kota dari potensi gelombang kedua covid-19."
"Kita tidak ingin di tempat ini muncul lagi peristiwa-peristiwa seperti awal bulan Maret," jelas Anies seperti dikutip dari channel YouTube Kompas TV pada Selasa (26/5/2020).
Ia ingin kurva penyebaran virus Corona di wilayahnya terus melandai.
"Kita berharap melandai dan segera bisa tuntas," ujarnya.
Anies menjelaskan bahwa selama dua bulan lebih, semua komponen di DKI Jakarta telah berusaha keras mengurangi penyebaran virus Corona dengan mengurangi bahkan meniadakan pertemuan.
"Selama dua bulan lebih ini Jakarta menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan, ini adalah hasil kerja semua masyarakat di wilayah Jakarta dan Jabodetabek."
"Karena virusnya menular melalui pertemuan karena itu pertemuannya dikurangi, pertemuannya ditiadakan agar mengurangi penularan, agar meniadakan penularan," katanya.
Mereka menunda segala aspek pertemuan.

"Dan pertemuan ini adalah pertemuan ekonomi, pertemuan sosial, pertemuan budaya, termasuk pertemuan kebudayaan."
"Pembatasan yang dilakukan selama ini dilakukan di wilayah Jakarta, Jabodetabek yang dikerjakan oleh semua orang," jelas Anies.
Lalu, Anies mengungkap keberhasilan DKI Jakarta dalam membatasi mobilisasi masyarakat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat UI, mobilisasi masyarakat turun signifikan
"Bisa dibilang menurut catatan dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia hampir 60 persen masyarakat Jakarta tidak berpergian."
"Kendaraan pribadipun tinggal 45 persen, MRT penumpangnya tinggal lima persen, bahkan kalau bis penumpangnya tinggal 10 hingga 12 persen," ungkapnya.
"Artinya ada penurunan yang sangat signifikan," tambah Anies.
Lihat videonya sejak menit awal:
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Pandemi Buat Kualitas Udara Jakarta saat Idulfitri 2020 Jadi yang Terbaik selama 5 Tahun Terakhir