Tak Hanya dengan Amerika, Hubungan China - India Memanas, Militer Sudah Bentrok, Diambang Perang?

Tak hanya dengan Amerika Serikat, hubungan China - India kini memanas, Militer sudah bentrok, diambang perang?

Editor: Rafan Arif Dwinanto
xinhuanet.com
Ilustrasi militer China 

TRIBUNKALTIM.CO - Tak hanya dengan Amerika Serikat, hubungan China - India kini memanas, Militer sudah bentrok, diambang perang?

Pandemi Virus Corona atau covid-19 membuat hubungan China dan Amerika Serikat terus memanas.

Belum reda, kini China diambang perang dengan India setelah Militer kedua negara terlibat bentrok di awal Mei, lalu.

Kini, aksi pengerahan Militer di wilayah perbatasan China dan India pun terjadi.

Ketegangan di perbatasan antara India-China telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir di tengah kesibukan laporan media yang menunjuk pada serangkaian pertempuran kecil dan peningkatan Militer oleh kedua belah pihak.

Sejauh ini tidak ada pemimpin negara yang mengeluarkan komentar resmi tentang pertikaian tersebut, yang menurut para analis menunjukkan keinginan bersama untuk tidak meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Anies Baswedan Isyaratkan Perpanjang PSBB Jakarta, Bantah Mall Dibuka 5 Juni, Itu Imajinasi, Fiksi

 Tata Cara Sederhana Cek Arah Kiblat dengan Bayangan, 27-28 Mei Matahari Tepat di Atas Kabah

 Kasus Baru Corona Jatim Terus Naik, Khofifah Ungkap & Akui Kesalahan, Harusnya Bisa Tak Sebesar Ini

Dilansir dari South China Morning Post, media India melaporkan pasukan India dan China bentrok pada awal Mei di dua bagian berbeda dari Garis Kontrol Aktual yang memisahkan kedua negara.

Pertempuran di dekat danau Pangong di Ladakh India dan jalur gunung Naku La di Sikkim mengakibatkan kerusakan di kedua sisi.

Sementara tabloid milik pemerintah China, Global Times, telah mengkarakterisasi tindakan China di Line of Actual Control sebagai respons Militer yang kuat terhadap insiden pelanggaran ilegal India.

Media ini juga melaporkan bahwa Beijing kemungkinan akan menempatkan helikopter pengintai tak berawak pertama yang dikembangkan secara domestik di sepanjang perbatasan.

Hal ini dibalas oleh laporan media India yang mengklaim bahwa pasukan Tiongkoklah yang mengganggu mereka dengan mendirikan tenda dan menggali parit.

Namun, sulit untuk menilai sejauh mana apa yang telah terjadi, karena informasi terbatas dan sebagian besar laporan bergantung pada pemerintah atau sumber Militer yang tidak disebutkan namanya dari kedua belah pihak.

Narayani Basu, analis kebijakan luar negeri yang berfokus pada China mengatakan dia khawatir spekulasi media akan mengarah pada peningkatan nasionalisme dan jingoisme di kedua negara.

“Kami terus mendapatkan laporan media, tetapi sangat sedikit yang dikonfirmasi. Ini mengarah pada kurangnya kejelasan dan pada gilirannya memicu spekulasi tentang ke mana kita menuju vis-à-vis situasi di lapangan,” katanya.

Pada 14 Mei, panglima Angkatan Darat India MM Naravane dikutip mengatakan bahwa insiden di perbatasan itu tidak terhubung dan melibatkan perilaku agresif oleh pasukan China dan India.

Komentar ini datang pada hari yang sama dengan pernyataan dari Kementerian Luar Negeri India yang mengatakan kedua belah pihak sangat mementingkan pemeliharaan perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan.

Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan insiden itu sedang dibahas melalui saluran diplomatik.

 Kapolda Jabar Tak Main-main, Begini Nasib Oknum Polisi yang Marah Gara-gara Ditegur Tak Pakai Masker

 Masuk Jakarta Diperketat, Dua RS Balikpapan Kebanjiran Permintaan PCR Mandiri, Ini Biaya & Syaratnya 

Respon Tuduhan Donald Trump

Pemerintah China angkat bicara terkait tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pandemi Virus Corona atau covid-19.

Tudingan China melakukan "pembunuhan massal" lewat Virus Corona dibantah oleh Beijing.

 Anak Eks Bos Muhammadiyah Nyaris Bernasib Mirip Novel Baswedan, Amien Rais Curhat Turunnya Soeharto

 Cuti Bersama Idul Fitri Batal, Begini Jadwal Masuk Kerja PNS, Libur Pengganti Bukan Dekat Idul Adha

 Heboh, Jelang Idul Fitri 2020, Toko Ini Gratiskan Baju dan Perabotan, Warga Miskin Bebas Pilih

Melansir Kompas.com, tensi kedua negara ini meningkat sejak covid-19 mulai terdeteksi di ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan, pada akhir Desember 2019.

Sejak April, Trump menuding China berusaha menutupi Virus Corona ketika pertama kali merebak, tudingan yang dibantah oleh Beijing.

Kini, Negeri "Panda" bereaksi kembali setelah presiden ke-45 AS itu melontarkan kicauannya di Twitter, yang menuding mereka melakukan "pembunuhan massal".

Dalam kicauan bertanggal 20 Mei, Trump menyebut ada wacko (orang gila) di China yang merilis pernyataan menyalahkan semua orang atas virus yang membunuh ratusan ribu orang.

"Tolong, jelaskan bahwa ini merupakan 'ketidakmpuan China' dan bukan karena hal lain, yang menyebabkan pembunuhan massal!" ujar Trump gusar.

Dalam konferensi pers di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri Zhao Lijian menekankan negaranya sudah berusaha bersikap jujur.

"Kami berulang kali berusaha berkata jujur, memberikan bukti jujur, dan memberi penjelasan secara masuk akal," ujarnya dilansir AFP Kamis (21/5/2020).

Zhao menerangkan, pemerintahan Presiden Xi Jinping sudah berusaha yang terbaik untuk melindungi keselamatan dan kesehatan rakyatnya.

Dia menerangkan bahwa selama ini, mereka sudah berusaha bersikap transparan, terbuka, dan bertanggung jawab selama wabah berlangsung.

Sang juru bicara mengklaim bahwa negaranya juga berupaya mengajak negara lain bekerja sama untuk menanggulangi penyebaran virus.

Saat ini, Negeri "Panda" berada dalam tekanan setelah covid-19 menyebar dan membuuh lebih dari 329.000 di seluruh dunia.

Di tengah semakin banyaknya kasus infeksi, negara Barat seperti AS dan Australia menyerukan adanya penyelidikan mengungkap asal usul Virus Corona.

Seruan itu berangkat dari kecurigaan Washington, bahwa virus bernama resmi SARS-Cov-2 tersebut berasal dari laboratorium di Wuhan.

China melalui Persiden Xi Jinping menegaskan, dirinya mendukung adanya investigasi.

Namun, harus dilakukan setelah wabah terkendali.

Zhao pada awal pekan mengatakan, rancangan mosi yang saat ini tengah didiskusikan di Dewan Kesehatan Dunia menurutnya berbeda.

Dia menerangkan rancangan tersebut "sangat berbeda dengan dari apa yang disebut penyelidikan independen seperti yang didengungkan Australia".

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Giliran Perbatasan India-China Memanas, Dipicu Peningkatan Aktivitas Militer, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/05/26/giliran-perbatasan-india-china-memanas-dipicu-peningkatan-aktivitas-Militer.


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved