Banjir di Samarinda
Banjir di Samarinda Akibat Pendangkalan Waduk Benanga dan Penyempitan Sungai Karang Mumus
Permasalahan banjir sudah sangat akrab bagi publik Kota Tepian. Setiap kali hujan deras melanda, maka warga yang rumahnya masuk dalam kawasan rawan b
"Jadi air dari Waduk Benanga tidak sampai membanjiri wilayah sekitarnya," tutur Hendra.
Sementara itu, menurutnya, untuk Sungai Karang Mumus, perlu adanya normalisasi di seluruh alirannya.
Hal ini dilakukan karena adanya pendangkalan dan bottle neck sehingga kondisi tersebut sangat berkontribusi besar terjadinya musibah banjir di Kota Tepian.
"Sekarang kan aliran airnya tertahan. Sehingga terjadi penumpukan di wilayah Bengkuring, Griya Mukti Sejahtera dan Jalan Pemuda karena wilayah tersebut merupakan cekungan," ujarnya.
"Selebihnya dari pantauan kami, aliran di dekat Jembatan Kehewanan lancar-lancar saja. Berarti kan permasalahannya ada di sebagian aliran Sungai Karang Mumus yang mengalami penyempitan akibat adanya pemukiman warga, dan pendangkalan," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kepada masyarakat agar selalu waspada dalam beberapa hari kedepan.
Mengingat berdasarkan prediksi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda, puncak curah hujan tinggi akan terjadi pada akhir Mei ini.
"Jadi tanggal 3 Juni 2020 nanti itu sudah memasuki musim kemarau. Masih ada kemungkinan terjadinya banjir susulan, sehingga warga harus waspada," ucapnya. (*)