Virus Corona
Bukan Demam, Gejala Ini yang Paling Sering Dirasa Pasien Virus Corona di Indonesia
untuk pasien di Indoensia demam bukanlah gejala utama yang dirasakan oleh sebagian besar mereka yang tertular covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Pasien yang tertular virus Corona merasakan berbagai macam gejala.
Yang paling umum adalah demam dan sesak nafas
Namun untuk pasien di Indoensia demam bukanlah gejala utama yang dirasakan oleh sebagian besar mereka yang tertular covid-19
Apa saja gejala infeksi virus corona yang dirasakan oleh pasien virus corona di Indonesia? Belum ada data komprehensif soal ini.
Namun, jika melihat statistik yang ditampilkan pada laman covid19.go.id, sebagian besar pasien memiliki gejala yang umum seperti sering disampaikan oleh WHO, yaitu batuk, demam, dan sesak napas.
Akan tetapi, data yang ditampilkan pada laman Covid-19 baru merupakan data 7 persen pasien Covid-19 di Indonesia.
• Cocok di WhatsApp, Ucapan Selamat Hari Lahir Pancasila, Ada Pantun, Kata Bijak, Update di Instagram
• Biodata Ruslan Buton Pecatan TNI yang Minta Jokowi Mundur, Bukan Orang Sembarangan, Begini Nasibnya
Dari data di atas, sebanyak 76,7 persen pasien disebut mengalami batuk.
Pasien dengan gejala riwayat demam dan demam masing-masing sebanyak 52,4 persen dan 47,4 persen.
Sementara, 41,5 pasien Covid-19 di Indonesia menderita sesak napas dan 33,4 persen pasien memiliki gejala sesak napas.
Beberapa pasien juga merasakan gejala seperti sakit tenggorokan (32,1 persen), pilek (31,2 persen), dan sakit kepala (23,7 persen).
Selain itu, ada 19,7 pasien menderita gejala mual, 17 persen mengalami keram otot, 10,8 persen pasien memiliki gejala menggigil, 8,5 persen menderita diare, dan 7,3 pasien bergejala sakit perut.
Saat dikonfirmasi, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membenarkan bahwa data yang ditampilkan pada laman covid19.go.id baru data 7 persen pasien.
"Betul, itu gambaran penderita Covid-19 yang memiliki komorbid (penyakit penyerta), di mana datanya digambarkan dari 7 persen pasien positif Covid-19," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/5/2020).
• Drama Korea The King: Eternal Monarch Episode 13 tak Tayang Jumat 29 Mei 2020, Ini Jadwal Pengganti
Mengapa hanya data 7 persen pasien yang dikumpulkan?
Menurut Wiku, ada dua kemungkinan mengapa data tersebut hanya sebesar 7 persen.
Pertama, karena fasilitas kesehatan yang merawat pasien belum mengisi data pasien secara lengkap.
Kedua, pasien memang tidak memiliki komorbid.
Penyakit penyerta Berdasarkan data di atas, hipertensi menjadi penyakit penyerta pasien positif Covid-19 terbanyak yang diderita pasien, yaitu sebesar 52,8 persen.
Kemudian, diabetes dengan 33,3 persen, dan penyakit jantung sebesar 20,7 persen.
Beberapa pasien juga sebelumnya telah memiliki penyakit paru kronis (16,1 persen), gangguan napas lain (8,2 persen), ginjal (5,2 persen), dan asma (3,2 persen).
Sisanya, merupakan peserta yang telah memiliki penyakit bawaan, seperti kanker, TBC, penyakit hati, dan gangguan imun.
Namun, data grafik di atas hanya menunjukkan 2,5 persen data dari pasien Covid-19, sementara 97,5 persen tidak memiliki data atau kondisi penyerta.
"Grafik itu hanya khusus untuk menggambarkan keadaan penyakit penyerta dari kasus Covid-19," jelas Wiku.
Wiku mengatakan, pasien Covid-19 terdiri dari orang sehat dan orang yang memiliki penyakit sebelumnya.
Jika seseorang terinfeksi, maka dampak yang muncul akan berbeda jika tidak ditangani dengan baik.
• Anies Baswedan Isyaratkan Perpanjang PSBB Jakarta, Bantah Mall Dibuka 5 Juni, Itu Imajinasi, Fiksi
Gandeng Perusahaan Korea, Perusahaan BUMN Kalbe Farma Uji Coba Vaksin Virus Corona
Penyebaran virus Corona masih terus terjaid di berbagai negara di dunia.
Beberapa pihak terus mencoba mengembangkan vaksin penangkal covid-19.
Kabar baik datang dari salah satu BUMN Indonesia Kalbe Farma
Wabah virus Corona membuat berbagai negara dan lembaga riset kesehatan dunia melakukan uji coba pembuatan vaksin.
Mulai dari negara besar seperti Amerika Serikat, Jerman, China dan lembaga yang dibiayai oleh miliarder dunia, Bill Gates saat ini sedang berlomba membuat vaksin untuk meredam penularan Covid-19.
Bagaimana dengan Indonesia?
Setelah lembaga biomolekuler, Lembaga Eijkman menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) menguji plasma darah pasien sembuh untuk terapi di pasien positif Covid-19 yang masih dirawat, kali ini muncul kabar menyejukkan lagi.
BUMN di bidang obat-obatan, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan bioteknologi asal Korea Selatan, Genexine untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Vaksin ini dijadwalkan uji klinis di Indonesia pada Juni 2020.
Uji klinis vaksin dengan nama GX-19 mencakup pengembangan vaksin DNA terhadap virus corona baru oleh konsorsium Genexine, Binex, the International Vaccine Institute (IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), dan Pohang University of Science & Technology (POSTECH).
“Kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan kontribusi Kalbe untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia," kata Sie Djohan, Direktur Kalbe Farma melalui siaran media, Jumat (29/5/2020).
• Larang Warga Jateng Tak Kembali ke Wilayah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo: Jangan ke Jakarta
• Pantau Kesiapan New Normal, Jokowi & Anies Baswedan Datangi Stasiun MRT Bundaran HI dan Mall Bekasi
Sie Djohan berharap dengan penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 bisa membuahkan hasil, sehingga kebutuhan vaksin di Indonesia dapat terjamin ketersediaannya.
Riset vaksin ini sebelumnya telah dilakukan kepada primata, dan telah terbukti menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir virus Corona Baru, sehingga tahap berikutnya akan diuji kepada manusia.
Sie Djohan juga menambahkan, Kalbe akan menggandeng lembaga pemerintah untuk berkolaborasi mengembangkan vaksin Covid-19 ini sehinggga proses penelitiannya berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.
Sebagai informasi, PT Kalbe Farma Tbk Menjalin kerja sama dengan Genexine Inc, perusahaan obat biologi asal Korea Selatan, membentuk PT Kalbe Genexine Biologic (KGBio), sebuah perusahaan joint venture dalam mengembangkan dan membuat bahan baku obat-obatan bioteknologi di Indonesia.
IKUTI >>> Update virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gejala Apa yang Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 di Indonesia?", .