Virus Corona
Pasien Covid-19 Bisa Semakin Banyak, Andai Gagal dalam Pengendalian Interaksi Fisik Manusia
Sosiolog Imam B. Prasodjo menegaskan dalam memutus mata rantai penularan virus Corona atau covid-19, dibutuhkan transdisiplin.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Sosiolog Imam B. Prasodjo menegaskan dalam memutus mata rantai penularan virus Corona atau covid-19, dibutuhkan transdisiplin atau sikap disiplin kolektif yang melibatkan banyak orang.
Pencegahan penularan tidak bisa jika hanya satu dua orang saja yang patuh terhadap aturan.
"Interdisiplin saja tidak cukup tapi harus trans disiplin. Melibatkan banyak orang," kata Imam dalam diskusi virtual, Rabu (3/6/2020) malam.
Menyambut new normal, ia mengatakan pemerintah dan masyarakat harus mampu dan sadar untuk mengendalikan interaksi fisik antar warga.
Baca Juga: Permintaan Swab Mandiri Meningkat, RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Tambah Satu Alat Uji
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Tarakan, Ada Pertambahan PDP di Tarakan, Pasien Mengeluh Pilek Sesak Nafas
Sebab pengendalian jarak fisik adalah salah satu cara mencegah terjadinya penularan. "Pengendalian interaksi fisik, jadi bagaimana memutus mata rantai dengan mengendalikan interaksi fisik," paparnya.
Namun pengendalian individu dengan perilaku sosial punya bumerang tersendiri.
Kalau gagal mengendalikannya, maka berdampak pada penularan tak terkendali, dan pelayanan kesehatan harus menghadapi banjirnya pasien. Indonesia kata Imam harus belajar dari pengalaman pengendalian virus dari Wuhan, Italia, dan Amerika.
Baca Juga: Sudah 16 Sampel Swab Diperiksa Melalui Cartridge TCM TB RSUD Abdul Rivai Berau, Begini Hasilnya
Baca Juga: Pendatang ke Kota Balikpapan tak Kantongi Surat Swab Covid-19, Wajib Rapid Test Dua Kali
"Kita mengendalikan individu dengan perilaku sosial. Kalau kita gagal, maka dampaknya pada pelayanan kesehatan, ini yang mengerikan. Pengalaman Wuhan, Italia, Amerika, itu karena banjirnya pasien akibat mata rantai yang tidak bisa diatasi," kata dia.