Gubernur Kaltim Usulkan Kilang Minyak Bontang Jadi Proyek Strategis Nasional, Disiapkan 2 Opsi Lahan

Pembangunan kilang minyak Bontang sudah diusulkan Gubernur Kaltim sebagai proyek strategi nasional pada tahun 2021. Usulan tersebut sudah disampaikan

TRIBUNKALTIM.CO/M FACHRI RAMADHANI
Kepala DPM-PTSP Bontang Puguh Hardjanto menyampaikan proyek kilang minyak Bontang masuk program Pemprov yang dibahas dalam Musrenbangnas jadi proyek strategis nasional yang diusulkan di tahun 2021 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG- Pembangunan kilang minyak Bontang sudah diusulkan Gubernur Kaltim sebagai proyek strategi nasional pada tahun 2021.

Usulan tersebut sudah disampaikan di Musrenbangnas beberapa waktu lalu.

Hal itu diungkapkan Kepala DPM-PTSP Bontang Puguh Hardjanto saat diwawancarai TribunKaltim.co, Senin (8/6/2020) lewat sambungan telepon.

Dinas Penanaman Modal, Perizinan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) jadi leading sektor percepatan pembangunan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur.

"Sebetulnya sangat berharap bisa di sini. Sudah masuk program Pemrov kemarin (Musrenbangnas) jadi proyek strategi nasional diusulkan di tahun 2021. Sekaligus dengan Tol Samarinda-Bontang," ucapnya.

Baca juga: Kepergok Pemilik Rumah Mau Curi Motor, Pria di Samarinda Diamuk Massa Hingga Muka Bonyok

Baca juga: Mantan Pimpinan Intelejen Inggris Sebut Virus Corona Sengaja Dibuat Manusia

Kendati Pertamina telah menyatakan mengunci sementara pembangunan kilang minyak di Bontang, namun pihaknya tetap berjuang agar mega proyek tersebut tetap dibangun di Bontang.

Disinggung soal isu pemindahan proyek tersebut, pihaknya mengaku tak berani berkomentar banyak terkait hal tersebut. Sebab itu jadi kewenangan level atas, Pertamina dan Pemerintah Pusat.

"Kami melihat perkembangan karena isunya macam-macam beredar, ya, seperti pemindahan ke Kuala Tanjung dan Arun Aceh. Sekarang di hold, kita tentu bakal menganalisa lebih jauh," tuturnya.

Namun penundaan yang diputuskan Pertamina, ditegaskan Puguh, bukan karena pemerintah daerah tak siap.

"Salah satu faktanya partner dari awal 2017-2019, untuk OOG (Overseas Oil and Gas LLC) sudah habis masa kontraknya, akhirnya belum bisa lanjut," ujarnya.

Lebih lanjut, dari awal pihaknya telah menyiapkan 2 opsi lahan sebagai kebutuhan pembangunan kilang minyak Bontang.

Pertama, lahan milik Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), yang sekarang digunakan PT Badak LNG.

Apabila menggunakan lahan tersebut, maka Pertamina tidak perlu merogoh anggaran lagi lantaran sudah ada pelabuhan dan bandara khusus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved