Korea Utara Ancam Amerika Serikat, Jangan Ikut Campur Urusan AntarKorea Jika Ingin Pilpres Lancar
Pyongyang memperingatkan Washington agar tidak ikut campur dalam hubungan Korea Utara - Korea Selatan jika ingin Pemilu Presiden AS berjalan lancar.
Seoul dan Washington sendiri memang merupakan sekutu dalam keamanan dan AS sendiri menempatkan 28.500 tentaranya di perbatasan Korea Selatan untuk melindungi negara itu dari tetangganya.
Pyongyang dikenai beberapa sanksi dari Dewan Keamanan PBB atas program senjata yang dilarang tapi justru malah melakukan serangan uji senjata pada beberapa bulan terakhir.
Uji senjata Pyongyang dikatakan pihak mereka sendiri sebagai sistem peluncuran roket ganda meski Jepang dan AS menyebut senjata itu sebagai rudal balistik.
Konflik China dan Amerika Serikat Jadi Keuntungan Korea Selatan, Dubes Sesumbar Hal Ini
Diberitakan sebelumnya, konflik China dan Amerika Serikat jadi Keuntungan Korea Selatan, Dubes Lee Soo-hyuck sesumbar bebas dari paksaan untuk memilih.
Tak cuma soal Virus Corona, hubungan China dan Amerika Serikat terus memanas.
Kini Amerika Serikat dan China mulai saling ikut campur urusan negera satu sama lain.
Termasuk Amerika Serikat yang menyoroti kebebasan sipil di Hong Kong yang tengah ditangani China.
Kendati demikian, konflik Amerika Serikat dan China justru menjadi keuntungan bagi Korea Selatan.
Duta Besar Korea Selatan untuk Amerika Serikat (AS) mengatakan, negaranya sekarang berada dalam posisi untuk "memilih" antara negara Donald Trump dan China di tengah persaingan yang semakin ketat.
"Sudah jelas, dalam tatanan internasional baru era pasca-corona, persaingan Amerika Serikat China akan memegang tempat yang signifikan," kata Duta Besar Korea Selatan untuk Amerika Serikat Lee Soo-hyuck dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/6/2020).
Menurutnya, kini Korea Selatan dalam posisi bebas tak ada paksaan.
Sebelumnya, posisi Korea Selatan cukup sulit lantaran berada di tengah-tengah Amerika Serikat dan China dalam hubungan luar negeri.
Korea Selatan dainggap sebagai sekutu Amerika Serikat, namun di sisi lain, Negeri Ginseng juga mitra bisnis China.
"Saya merasa bangga, kami sekarang adalah negara yang bisa memilih (antara Amerika Serikat dan China ), tidak dipaksa untuk memilih," ujarnya seperti dikutip Yonhap.