Virus Corona
PSBB Jawa Barat Diperpanjang hingga 26 Juni 2020, Ridwan Kamil Ingatkan Walikota/Bupati Soal Ini
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil perpanjang PSBB Jawa Barat hingga 26 Juni 2020, alasan dan penjelasannya, Ridwan Kamil ingatkan Walikota/Bupati soal ini
"Mudah-mudahan di dua minggu lagi ada yang masuk ke zona hijau karena banyak yang di zona biru di Jawa Barat ini angkanya sudah mendekati angka indeks zona hijau.
Salah satunya di Pangandaran misalkan, kemudian di KBB, dan lain-lain, sehingga kita harapkan ini bisa naik kelas," tutur Emil.
Pembagian zona dikategorikan melalui sembilan kriteria atau indikator yang harus diukur yaitu angka laju ODP, laju PDP, laju kasus positif, laju kematian, laju kesembuhan, laju reproduksi covid-19, laju transmisi, laju pergerakan lalu lintas dan manusia, dan risiko geografis, yang memang beda-beda di setiap daerahnya.
Zona kuning artinya ditemukan kasus covid-19 pada kluster tunggal dan bisa dilakukan PSBB proporsional, sementara zona biru berarti ditemukan kasus covid-19 secara sporadis baik kasus impor ( imported case ) atau penularan lokal, di mana daerah dengan zona ini perlu dilakukan physical distancing.
Peringatan Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta bupati dan Wali Kota di Jawa Barat untuk berhati-hati dalam menghadapi potensi peningkatan kasus covid-19 di masing-masing daerahnya.
Gubernur yang akrab disapa Emil ini pun memberi tanda lampu kuning untuk bupati dan Wali Kota di Jabar.
Kemudian, terjadi temuan-temuan covid-19 di tempat-tempat yang sebelumnya kurang diwaspadai.
"Kami juga melaporkan angka reproduksi covid-19 di Jawa Barat dinamis. Sempat di angka 0,68, kemudian di 0,72, sekarang naik ke 0,82.
Jadi walau masih dalam rentang kendali di bawah 1, saya sampaikan ini sudah lampu kuning. Lampu kuning kepada walikota dan bupati di Jawa Barat untuk tidak melonggarkan pengawasan," katanya di Gedung Pakuan, Jumat (12/6/2020).
Untuk mengatasinya, sebanyak 627 kendaraan mobile test covid-19 sudah beredar di Jawa Barat untuk melacak dan melalukan pemeriksaan di sejumlah tempat keramaian, untuk tahap pertama diprioritaskan dilakukan di 700 pasar tradisional di Jabar.
"Ada dinamika seperti di Cileungsi dan di berbagai pasar, tapi saya sudah titip kepada Kepolisian dan TNI untuk mengawal mobil-mobil pengetesan ini sehingga tidak ada penolakan di masyarakat karena kurang sosialisasi.
Pasar-pasar inilah yang totalnya 700 pasar yang akan kita lakukan pengetesan sehingga diharapkan tidak ada pedagang pasar yang terkena dan mengakibatkan kerugian berupa penutupan pasar," ujarnya.
Rata-rata jumlah pasien positif di Jabar pun, katanya, bisa dimonitor dalam rentang per dua mingguan.
Pada pertengahan Mei sampai akhir Mei, katanya, penambahan kasusnya rata-rata 42 pasien per hari dan sekarang dari awal Juni sampai periode 10 Juni sudah turun di rata-rata 25 pasien per hari.