Virus Corona

Ikut Rapid Test Saat Diisolasi, Hasil Pemeriksaan Pria Ini Reaktif Hamil, Keluarga Bingung dan Marah

Pasalnya bukan reaktif terhadap virus Corona, namun pria ini justru disebut reaktif hamil.

Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi. Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap pedagang di Pasar Genteng, Surabaya, Kamis (14/5/2020). Tampak dalam peta sebaran covid-19 Jatim, Surabaya jadi zona hitam, Doni Monardo ungkap penyebab sebenarnya, Menkes Terawan puji Risma 

TRIBUNKALTIM.CO - Hasil rapid test dari salah seorang pria asal Nusa Tenggara Timur ( NTT ) membingungkan keluarga.

Pasalnya bukan reaktif terhadap virus Corona, namun pria ini justru disebut reaktif hamil.

Hal tersebut langsung membuat pihak keluarga marah

Keluarga di Nusa Tenggara Timur mempertanyakan hasil rapid test salah satu anggotanya.

Pasalnya, anggota keluarga mereka yang berjenis kelamin laki-laki malah reaktif hamil.

Hal itu terjadi pada Ariyanto Boik, pria asal Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjalani rapid test.

 Peneliti Unair Temukan Potensi Obat Covid-19, Ada Lima Kombinasi Obat yang Efektif Tangkal Corona

 Unair Klaim Temukan Obat Covid-19, Masih Berstatus Obat Program, Penjelasan dan Rencana Uji Klinis

 Saat itu, Ariyanto sedang diisolasi di rumah susun setempat.

Sebab, Ariyanto merupakan pelaku perjalanan dari area risiko.

Hasil yang dikeluarkan petugas menyatakan Ariyanto reaktif hamil.

Keluarga besar Ariyanto pun murka dan mendatangi lokasi karantina di Rusun Ne'e, Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao.

Keluarga marah lantaran hasil laporan yang dikeluarkan oleh laboratorium rumah sakit setempat, bukanlah hasil tes Covid-19, melainkan hasil tes kehamilan.

"Tadi kami protes dengan hasil ini dan kami langsung ke tempat karantina dan bertemu dengan penanggung jawabnya," ungkap kakak kandung Ariyanto, Ferdinan Boik, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Sabtu (13/6/2020).

Ferdinan menyebutkan, hasil rapid test itu terasa aneh dan membuat keluarga bingung.

Ferdinan pun mengaku, saat ini masih berada di lokasi karantina dan belum ada jawaban dari pihak pengelola karantina terhadap hasil tersebut.

"Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja di mana pun," ujar dia.

 WHO Lanjutkan Uji Coba Obat Covid-19 yang Dikonsumsi Donald Trump, Sempat Khawatir Risiko Kematian

Hal senada juga disampaikan keluarga lainnya, Naomi Toulasik, yang menyebut bahwa keluarga meragukan hasil rapid test itu.

Naomi menduga, petugas kesehatan yang menangani pasien orang dalam pemantauan maupun pelaku perjalanan dari area risiko di Rusun Ne'e tidak menjalankan tugas secara baik.

Sehingga hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan tujuan pemeriksaannya.

Dia pun meminta para petugas medis tidak main-main dengan virus yang mematikan itu.

"Kami minta petugas jangan main-main dengan penyakit ini, karena sudah memakan banyak korban," tegas dia.

Dia berharap, para petugas medis bisa bekerja secara profesional.

Wakil Bupati Rote Ndao Stefanus M Saek mengaku belum mengetahui hal itu.

"Saya belum dapat laporannya, jadi bisa langsung dengan (hubungi) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rote Ndao," ujar dia singkat.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Rote Ndao, Widianto Adhy, hingga saat ini belum merespons telepon dari Kompas.com.

 Pemicu Klaster Baru Pasein Covid-19 di Balikpapan, Waktu Dekat Ini Kampung Baru akan Disterilkan

Kejadian Lain

Ibu Hamil Tolak Diperiksa

Tes swab untuk 76 ibu hamil (bumil) warga tiga RW zona merah Kelurahan Tengah yang digelar Puskesmas Kecamatan Kramat Jati tak sepenuhnya mulus.

Tidak hanya karena lebih 20 bumil sempat menolak diperiksa sehingga petugas Puskesmas harus mendatangi dan melakukan tes swab di rumah.

Dalam pemeriksaan pada Jumat (12/6/2020), Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Inda Mutiara mengatakan sejumlah bumil sempat menolak membukakan pintu.

"Petugas dari Satpol PP, TNI-Polri, Lurah juga ikut ketok pintu rumah karena pintu tadinya enggak dibuka-buka. Jadi kita harus menunggu di luar," kata Inda saat dikonfirmasi Sabtu (13/6/2020).

Meski akhirnya target swab 76 bumil warga RW 01, 02, dan 04 yang menerapkan pengendalian ketat berskala lokal (PKBL) terpenuhi.

Namun sikap sejumlah warga membuat pemeriksaan yang harusnya berlangsung di RPTRA Dahlia Kelurahan Tengah makan waktu lama.

"Kita mulai pemeriksaan pukul 09.00 WIB, selesai pukul sekira pukul 15.00 WIB. Di Krmat Jati belum ada yang hamil muda terus positif. Adanya yang lahiran baru ketahuan positif," ujarnya.

Selain 76 bumil, sejumlah warga yang pada pemeriksaan swab sebelumnya mangkir 'dipaksa' petugas gabungan agar mau diperiksa.

Inda menuturkan total warga mengikuti pemeriksaan swab pada Jumat (12/6/2020) tercatat 108, lebih dari target yang ditetapkan.

"Nanti sebelum melahirkan juga kita skrining lagi untuk memastikan. Bumil yang dari hasil swab positif kita rujuk ke RS yang menangani pasien Covid-19," tuturnya.

 Imbauan Terbaru Dokter Reisa, Cara Lindungi Lansia dan Anak dari Virus Corona, Bayangkan OTG Dekat

Inda berharap tidak ada lagi warga yang menolak pemeriksaan agar jumlah pasien terkonfirmasi tak bertambah, khususnya di zona merah.

Nahas upaya petugas gabungan dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 tingkat RT/RW setempat masih belum sepenuhnya disambut baik warga.

"Kita turun langsung ke rumah warga karena karena kalau duduk manis saja kita enggak dapat hasil dan tidak tahu mana warga yang terpapar covid atau tidak," lanjut Inda.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Rapid Test Pria Ini Reaktif Hamil, Keluarga Marah Datangi Tempat Karantina", https://regional.kompas.com/read/2020/06/13/16270081/hasil-rapid-test-pria-ini-reaktif-hamil-keluarga-marah-datangi-tempat?page=all#page2.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved