Guna Kurangi Sampah, DLH Samarinda Canangkan Lagi Program Bank Sampah
Program Bank Sampah yang dicanangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Kalimantan Timur belum terlaksana.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM. CO, SAMARINDA - Program Bank Sampah yang dicanangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda, Kalimantan Timur belum terlaksana.
Kepala DLH Samarinda Nurrahmani menyebutkan, seharusnya kemarin pihaknya sudah berangkat ke Kota Balikpapan untuk belajar secara detail soal pengelolaan Bank Sampah.
Namun akibat pandemi covid-19 yang terjadi di Balikpapan dan menyebabkan kota tersebut berada di zona hitam, sehingga hanya mengizinkan stafnya saja untuk mengambil alat di sana.
"Cuma mengambil alat pencacah sampah plastik. Alat itu diberikan Badan Wilayah Sungai (BWS). Staf yang ke sana saya larang bertemu siapapun dulu karena pandemi," ucapnya Jumat (3/7/2020).
Baca juga: Ketua KPK Benarkan Ada OTT Kamis Malam, Rumah Bupati Kutai Timur Dikabarkan Disegel
Baca juga: KPK Pastikan OTT Amankan Kepala Daerah di Kaltim, Kantor Pemerintahan di Kutim Dijaga Polisi
Baca juga: Rumah Jabatan Bupati Kutim Dikabarkan Disegel KPK, Wakil Bupati Kutai Timur Mengaku Belum Tahu
Baca juga: Ismunandar Menghilang saat Rumah Jabatan Bupati Kutai Timur Disegel, KPK Akui OTT di Kaltim
Sistem kerja Bank Sampah kata Yama sama seperti sistem bank lainnya, di mana ada penyetor yang merupakan masyarakat alias nasabah.
Lalu kelompok yang bertugas menerima dan kemudian mengolah sampah dari penyetor dan menjualnya kepada pihak-pihak yang bisa memanfaatkan sampah.
Dan yang terakhir pembeli, yang membeli sampah lalu dikelola oleh sebuah bank sampah.
"Pembeli bisa perorangan dan bisa juga sebuah perusahaan," ucapnya.
Untuk secara lebih detailnya Yama masih belum bisa menjelaskan karena seharusnya lagi DLH Samarinda sudah bertemu dengan DLH Balikpapan, untuk belajar mendetail soal bank sampah, tetapi tidak dilakukan karena pandemi Corona.
Jika benar bisa diterapkan, bank sampah indung di Samarinda nantinya akan bisa berani berbisnis dan mengekspor hasil sampah olahan ke Jawa. Namun bank sampah indung masih baru dibentuk di tahun 2021 nanti.
"Kita sudah rintis (bank sampah indung), akan berbeda dengan teman-teman lainnya karena kita pakai website dengan nama 'storeplastik.com'," beber Yama.