Virus Corona di Balikpapan

Dampak Pandemi Covid-19, UMKM Dominasi Restrukturisasi BNI Balikpapan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI menyiapkan program restrukturisasi kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ).

Penulis: Heriani AM | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/HERIANI AMIR
Pimpinan Cabang Kantor BNI Balikpapan, Bintara menyebut pihaknya menjalankan kebijakan pemerintah sesuai stimulus perekonomian nasional yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11 Tahun 2020. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI menyiapkan program restrukturisasi kredit bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) binaannya yang terdampak pandemi covid-19 atau Corona senilai Rp 24 triliun.

Upaya ini dilakukan guna segera membangkitkan kembali ekonomi serta memperbaiki usaha pelaku UMKM di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur

Di Balikpapan, penyaluran restrukturisasi ini berjalan dengan dengan baik, utamanya ke pelaku UMKM.

Pimpinan Cabang Kantor BNI Balikpapan, Bintara menyebut pihaknya menjalankan kebijakan pemerintah sesuai stimulus perekonomian nasional yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11 Tahun 2020.

Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Kalimantan Timur, Balikpapan Dominasi Pasien Sembuh dari Covid-19

Baca Juga: UPDATE Kaltim Bertambah 10 Kasus Covid-19, Terbanyak di Balikpapan, Salah Satunya Warga Inggris

"Kami menjalankan kebijakan pemerintah, restrukturisasi berupa relaksasi yang diberikan ke debitur-debitur kita semua sektor. Khususnya sektor kreatif UMKM," ungkap Bintara kepada TribunKaltim.co pada Senin (6/7/2020).

Ada tiga program relaksasi yang bakal diberikan perseroan, yakni penundaan pokok angsuran, pembebasan bunga hingga enam bulan ke depan, dan perpanjangan jangka waktu kredit.

Sesuai dengan aturan yang berlaku, kelonggaran ini bakal diterapkan dengan jangka waktu pendek.

Restrukturisasi yang diberikan berjalan dengan baik. Kita wajib sesuai instruksi dari pemerintah pusat untuk memberi relaksasi bagi seluruh debitur BNI yang terdampak pandemi Corona atau covid-19.

"Kita bahkan membebaskan bunga, juga penundaan kredit selama 6 bulan," jelasnya.

Ia menjelaskan, ditengah kondisi yang serba terjepit saat ini, pemerintah dan lembaga keuangan harus memahami pelaku ekonomi banyak sekali yang terdampak. Khususnya UMKM yang menggerakkan roda ekonomi dari bawah.

Baca Juga: Terima 18 Hasil Swab, Skrining Satu Pedagang Pasar Pandasari Balikpapan Positif Covid-19

Baca Juga: Hasil Swab Pedagang di Pandansari Positif Covid-19, Walikota Balikpapan Bimbang Tutup Pasar

Debitur tidak bisa dipaksa untuk membayar angsuran kreditnya. Maka dari itu diberi relaksasi. Harapannya setelah pandemi berakhir, pelaku usaha tetap bertahan dan usahanya tetap eksis. Tanpa ada relaksasi, mereka akan kalang kabut memulai usaha lagi dengan kondisi keuangan yang tidak stabil.

"Alhamdulillah, saat ini kami lihat ekonomi mulai bergerak naik dengan diberlakukannya fase II new normal. Partner kita di UMKM sudah bergerak, seperti rumah makan, toko industri, sudah perlahan berjalan," jelasnya.

Ia mengungkapkan, total debitur yang diberikan relaksasi per 5 Juli 2020 adalah 1.300 debitur, nilainya lebih kurang Rp350 milyar.

Paling besar UMKM, yang menerima restrukturisasi dengan outstanding Rp 200 miliar.

Gandeng GoFood Bantu UMKM di Indonesia

 Cara bantu UMKM bangkitkan usaha kala pandemi covid-19 atau Corona, Kemenkop UKM mengajak GoFood.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI ( Kemenkop UKM ) terus membuat sejumlah terobosan untuk membantu memulihkan kondisi usaha UMKM yang merupakan kelompok usaha yang paling terdampak oleh krisis pandemi Corona atau covid-19.

Menteri Koperasi & UKM RI Teten Masduki menyatakan, lebih dari 236.980 pengusaha skala kecil dan menengah telah melaporkan kondisi usaha mereka yang terpuruk di tengah situasi pandemi ini.

Pelaku usaha kecil dan menengah ini mengaku telah kehilangan pendapatan dikarenakan mengalami penurunan permintaan atas produk dan jasa yang ditawarkan.

Baca Juga: Inilah Deretan Harga-harga Sepeda Lipat Merek Pacifik dan Brompton, Ada Tipe E-Bike Rp 35.000.000

Baca Juga: Kisah Dosen IAIN Samarinda Mengajar di Tengah Pandemi Corona, Cara Buat Es Krim Andalkan Garam

Dia menjelaskan, kehilangan pendapatan ini menjadikan kondisi UMKM semakin terhimpit oleh masalah kredit perbankan, di mana mereka pada akhirnya tidak lagi memiliki kemampuan membayar cicilan pembiayaannya.

“Saat ini pemerintah sudah mencoba membantu masalah cashflow ini dengan memberikan restrukturisasi utang mereka selama enam bulan di mana mereka tidak perlu mencicil, lalu subsidi kreditnya dari pemerintah termasuk menghapuskan pajak untuk UMKM,” ungkap Menteri Teten Masduki dalam acara dialog "Resep UMKM Bangkit Bersama GoFood” yang digelar hari ini.

Teten mengaku sudsh turun langsung memantau kondisi UKM di berbagai wilayah di Indonesia.

Dia menegaskan, pemberian kelonggaran atau relaksasi pembayaran, yaitu berupa restrukturisasi pinjaman/pembiayaan kepada mitra penerima dana bergulir program pembiayaan Kemenkop UKM, merupakan salah satu strategi penting untuk menggerakkan kembali roda perekonomian rakyat dengan menghidupkan kembali koperasi dan UMKM di sektor riil.

Teten melihat sejumlah UMKM telah mampu memanfaatkan peluang pertumbuhan e-commerce sebagai marketplace online bagi penjualan produk dan jasanya.

“Data penjualan e-commerce dalam catatan Bank Indonesia, menunjukkan peningkatan 18 persen bulan lalu. Penjualan secara online itu meningkat antara lain karena memang ada kebijakan social distancing, kebijakan PSBB, lalu work from home, sehingga orang cenderung belanja lewat online,” ujarnya.

Baca Juga: Hubungan Peppermint dengan Produksi ASI pada Ibu yang Sedang Menyusui, Beginilah Dampaknya

Baca Juga: Hari Ini Rabu 1 Juli 2020, Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Mulai Berlaku, Beginilah Cara Turun Kelas

Namun dia menyayangkan UMKM yang terhubung ke marketplace online ini baru 13 persen atau setara 8 juta. Oleh karenanya, transformasi digitalisasi UMKM sekarang menjadi salah satu prioritas untuk membuka akses-akses pemasaran produk UMKM.

Strategi Kemenkop UKM antara lain adalah menjalin sejumlah kemitraan strategis, seperti dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengakomodir produk-produk hasil UKM ke dalam e-katalog dan masuk dalam pengadaan belanja pemerintah.

Kemudian, dengan pihak swasta, kerja sama juga dibangun dengan platform digital, seperti GoFood dan Gojek untuk membangkitkan kembali UMKM sektor makanan dan minuman di Indonesia.

Digitalisasi, menurut Teten, juga mendorong proses bisnis mereka lebih efisien dan bisa bersaing, serta bisa mengakses pembiayaan yang lebih besar.

"Ke depannya, digital record kesehatan usaha itu jauh lebih dipertimbangkan dalam memberikan referensi pembiayaan dibandingkan dengan aset," jelasnya.

Apalagi mengingat kalau UMKM tidak punya aset, jadi kalau masih model lama, itu akan sulit. Tapi kalau seperti GoFood, mitranya kan UMKM, dari cashflownya mereka bisa ketahuan, mana anggota UMKM yang sudah bergabung dengan GoFood yang sehat.

"Jadi, nanti bank tinggal tanya GoFood mana perusahaan yang sehat dari segi bisnis. Itu akan mempermudah bank dalam memberikan pembiayaan,” ujar Teten.

Selain solusi di atas, lanjut Teten, Kemenkop UKM juga mendorong UMKM untuk terus berinovasi dan melakukan adaptasi bisnis, di mana UMKM dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkembang saat ini.

Sementara itu, Gojek dan GoFood telah menawarkan solusi komprehensif untuk usaha UMKM kuliner maupun non-kuliner, dari hulu ke hilir, mulai dari otomasi pengelolaan bisnis hingga pengantaran.

Baca Juga: Berikut 40 Kumpulan Ucapan Hari Bhayangkara, Cocok Buat Status di Media Sosial WhatsApp Facebook

Gojek juga membuka akses bagi UMKM melalui penyediaan dapur bersama ( cloud kitchen ) yang dapat membantu UMKM mengurangi biaya sewa dan operasional serta mendukung kebutuhan infrastruktur.

"Pandemi Corona ini mengajarkan kami banyak hal. Dari awal berdiri, GoFood berkomitmen untuk meningkatkan skala bisnis para pelaku usaha UMKM kuliner - dan kini kami mengambil satu langkah lebih maju dengan menyediakan ekosistem terlengkap yang lebih dari sekadar teknologi," ungkap Catherine Hindra Sutjahyo, Chief Food Officer Gojek Group.

Salah satunya, pihaknya menambahkan keterampilan para pelaku UMKM kuliner lewat platform edukasi dan berjejaring (networking) sehingga mereka memperoleh pengetahuan lebih dalam tentang berbisnis langsung dari sesama pelaku usaha.

"Kami juga terus menghimpun arus permintaan dengan ekspansi layanan dan kategori makanan yang disesuaikan dengan perilaku baru masyarakat saat ini," ungkap Catherine.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gandeng GoFood, Kementerian Koperasi UKM Bantu UKM Bangkit di Masa Pandemi, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/06/30/gandeng-gofood-kementerian-koperasi-ukm-bantu-ukm-bangkit-di-masa-pandemi?page=all.

( TribunKaltim.co )

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved