Warga Hadang Pembongkaran di Samarinda
Tunggu Hasil Negosiasi, Warga Bantaran SKM Samarinda Duduk di Jalan untuk Hadang Petugas
Ratusan massa yang menolak pembongkaran rumah di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Kalimantan Timur, memilih untuk beristirahat di jalan,
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Ratusan massa yang menolak pembongkaran rumah di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Kalimantan Timur, memilih untuk beristirahat di jalan, sembari menunggu negosiasi pada Selasa (7/7/2020).
Dari pantauan awak media terlihat masih tidak putus asa menghadang aparat keamanan, namun karena lantaran perwakilan mereka sedang melakukan audiensi bersama aparat yang bertugas.
Massa memilih beristirahat duduk di jalanan, dan tidak meninggalkan tempat mereka.
Menurut Rusnaini (45) warga RT 27, mengaku duduk karena menunggu hasil audiensi dari perwakilannya.
Baca Juga
Pembongkaran Rumah Warga RT 28 Bantaran SKM Kota Samarinda Bakal Terhambat. Berikut Penjelasannya
Meski Masih Banyak Rumah di Bantaran SKM Proses Relokasi dan Normalisasi akan Kembali Dilanjutkan
Bendungan Benanga Samarinda Sempat Status Siaga, Air Mulai Merendam Pemukiman di Bantaran SKM
"Lagi nunggu hasil negosiasi di kantor lurah makanya duduk untuk beristirahat," ucapnya.
Ibu Rusnaini tinggal di RT 27 sudah sekitar 45 tahun sejak ia dilahirkan.
"Sudah 45 tahun mas, satu keluarga ada 4 orang," sambungnya.
Sebelumnya, penertiban bangunan di bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda, Kalimantan Timur dihadang warga pada Selasa (7/7/2020).
Dari pantauan awak media Tribunkaltim.co, dari pukul 08.00 Wita ratusan massa sudah mulai ramai menghadang aparat yang bertugas, tepatnya di pertengahan jalan Dr. Soetomo, Pasar Segiri Samarinda.
Namun, hadangan warga tidak membuat para petugas Satpol PP tetap melakukan pembongkaran bangunan yang ada di pinggir jalan Dr. Soetumo.
Terpantau juga Sekretaris Daerah Sugeng Chairuddin, ikut serta turun tangan bersama aparat, mencoba untuk negosiasi bersama massa yang menghadang.
Sugeng menyuarakan agar masyarakat jangan berteriak - teriak dan mendengarkan apa yang disampaikan.
"Pertama saya sampaikan salam karena beliau tidak bisa datang pada hari ini, saya diutus oleh walikota. Saya sekda.
Dan ini dilakukan sesuai dengan jadwal, melalui tahapan -tahapan yang sudah benar dan program ini hanya meneruskan saja.
Yang perlu diingat yang dibongkar ini adalah tanah yang atas sertifikat milik pemkot, ini digunakan untuk ruang terbuka hijau dan menangani banjir," ujarnya.
Saat berita ini diterbitkan, massa masih belum meninggalkan lokasi. (*)
Baca Juga
Warga SKM Pertanyakan Ganti Rugi Hingga Patok Penertiban, Begini Penjelasan Sekkot Samarinda
FKMPS Datangi DPRD Samarinda Tepis Isu Penolakan Pembongkaran Rumah Warga di SKM
Bongkar Hunian di Bantaran SKM, Satpol PP Samarinda Bakal Kerahkan 300 Personel, Dibantu TNI-Polri