PDIP dan Demokrat Ribut Usai Gibran Direstui Maju Pilkada Solo, Ini Sindiran Menohok Partai Megawati
Setelah Gibran Rakabuming dapat rekomendasi maju di Pilkada Solo, Demokrat dan PDIP ribut di medsos, ini sindiran menohok partai pimpinan Megawati
Ujang menilai dengan peta politik seperti itu, sulit untuk memunculkan calon lain.
"Apalagi partai-partai lain juga mulai merapat dan mendukung Gibran," kata Ujang.
Sesuai mekanisme KPU, jika hanya ada calon tunggal, maka calon tersebut akan bertarung dengan kotak kosong.
Ujang meyakini skenario Gibran-Teguh melawan kotak kosong ini kemungkinan besar terjadi. "Atau ada lawan, tapi cuma boneka. Diumunculkan hanya untuk meramaikan," kata dia.
Ujang menilai sulit untuk memunculkan calon yang memang nekat ingin melawan Gibran-Teguh.
Sebab, selain menguasai mayoritas kursi parlemen lokal, Gibran juga merupakan putra Presiden Joko Widodo yang dua periode menjadi wali kota Solo.
"Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden," kata dia.
Ponakan JK Kalah kawan kotak kosong
Adapun kemenangan kotak kosong pernah terjadi di Pilkada Kota Makasar.
Pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) yang mendapat dukungan dari 10 partai besar justru kalah.
Sebelumnya, pasangan Appi-Cicu menjadi calon tunggal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Dalam surat suara, gambar Appi-Cicu melawan kotak kosong.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung, Rabu (27/6/2018), kotak kosong mengungguli perolehan suara calon tunggal berdasarkan perhitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei dan real count yang dilakukan Wali Kota Makassar yang mengawasi jalannya Pilkada Makassar.
Munafri Arifuddin merupakan CEO PSM Makassar dan sekaligus menantu mantan Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud. Adapun Aksa Mahmud adalah ipar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono menyebut kemenangan kotak kosong dalam Pilkada serentak 2019 adalah peringatan kepada penguasa.