Yodi Prabowo Sempat Cek HIV ke Dokter Kelamin, Hasil Tes Belum Diketahui, Ini Penjelasan Polisi
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa adanya tranksaksi rekening Yodi pada ke RSCM.
TRIBUNKALTIM.CO - Yodi Prabowo diketahu sempat konsultasi dan cek HIV ke Dokter Kulit dan Kelamin di RSCM beberapa hari sebelum ditemukan tewas.
Namun, hasil tes HIV belum keluar, Yodi Prabowo sudah ditemukan tewas pada 10 Juli 2020.
Polisi pun melakukan konferensi pers terkait teka-teki kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Dalam kesempatan itu, polisi mengungkap fakta-fakta terkait kejadian tersebut.
Dikutip dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (25/7/2020), polisi mengungkap bahwa almarhum sempat cek ke dokter kelamin sebelum kematian.
• Yodi Prabowo Jalani Tes di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM, Polisi Duga Ada Masalah Kesehatan
• Polisi Ungkap 4 Tusukan di Dada Yodi Prabowo, Kedalaman Luka Beda-beda, Penjelasan Dokter Forensik
• Fakta-fakta Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri, Pesan untuk Pacar, Beli Pisau, hingga Positif Narkoba
• UPDATE Terbaru Kematian Editor Metro TV, Polisi Duga Yodi Prabowo Bunuh Diri karena Depresi
Mulanya, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menjelaskan bahwa adanya tranksaksi rekening Yodi pada ke Rumah Sakit dokter Cipto Mangunkusumo.
"Pertanyaan pertama tentang analisa keungan korban dengan menggunakan debit BCA yang ada pada pemiliknya melakukan pembayaran di RSCM."
"Uang itu dilakukan untuk pemeriksaan laboratorium dan juga pemeriksaan konsultasi dokter," ujar Tubagus.
Tubagus berasumsi orang yang berkonsultasi ke dokter tentunya awalnya mengalami keluhan.
Setelah melakukan konsultasi, Yodi disebut melakukan pengecekan penyakit HIV.
"Dokter Ahli Penyakit Kelamin dan Kulit apa yang dilakukan adalah pengecekan, kenapa dia melakukan itu pasti ada keluhan."
"Pasti ada keluhan kemudian dia melakukan konsultasi, dokternya ahli kulit dan kelamin setelah itu dia melakukan konsultasi dan disarankan untuk melakukan pengecekan," jelas Tubagus.
Namun, belum diketahui hasil dari pengecekan tersebut apakah Yodi Prabowo positif HIV atau tidak.
"Ada beberapa pengecekan salah satunya atas kehendaknya sendiri positif atau tidaknya HIV tapi hasil itu sampai dengan korban meninggal dunia belum sempat diambil."

"Tapi faktanya dia melakukan konsultasi di dokter penyakit dan kelamin," ungkap Tubagus.
Tubagus mengatakan bahwa hal itu ada kaitannya dengan dugaan bunuh diri.
Pasalnya setelah pengecekan ada dugaan depresi pada Yodi.
"Apakah ini terkait dengan adanya kemudian dugaan bunuh diri, sangat terkait kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus.
Ia menjelaskan bahwa bukti-bukti tersebut juga didiskusikan pada sejumlah ahli misalnya psikologi forensik
"Tapi ini dijelaskan oleh ahli di bidang psikologi forensik walaupuan ada beberapa yang sudah kita mintai keterangan dalam kapasitas sebagai keterangan ahli keterkaitan antara faktor-faktor tersebut dengan ada fakta penyeldiikan."
"Kita sudha lakukan pemeriksaan psikologi forensik memungkinkan tidak itu terkait dengan sana," kata Tubagus.
Lihat videonya berikut:
Fakta-fakta Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri, Pesan untuk Pacar, Beli Pisau, hingga Positif Narkoba
Polisi mengungkapkan misteri kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo tepat 15 hari saat jenazahnya ditemukan di pinggir jalan tol Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Polisi mengungkapkan sejumlah fakta baru terkait kasus kematian.
Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Sabtu (25/7/2020) Yodi Prabowo diduga kuat meninggal karena bunuh diri.
Polisi mengatakan hal demikian didasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan.
Pertama, motor Yodi yang ditemukan di sekitar TKP menunjukkan tidak ada ceceran darah.
Bahkan ceceran darah itu tidak ditemukan di motor sampai tempat Tempat Kejadian Perkara ( TKP) di mana mayat Yodi ditemukan di pinggir jalan Tol Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Darah yang ditemukannya hanya di badan korban.
"Maka perkiraan kejadian jam 12.00 -02.00 terpakir di sisi kiri. Tidak ditemukan ceceran darah."
"Kecuali ada yang di badan milik korban," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.
Lalu, jenazah korban ditemukan dalam posisi tertelungkup.
Tangan korban bahkan tertindih di bawah.
"Jenazah ditemukan tertelungkup, di balik ditemukan pisau di bawah badan korban."
"Asumsinya tangan korban tertindih di bawah," jelas Tubagus.
Tubagus kembali mengatakan bahwa tak ada tanda-tanda perkelahian di sekitar TKP Yodi.
"TKP rapi dan tidak ada tanda-tanda perkelahian (beserta keterangan saksi)," katanya
DNA dan Sidik Jari Korban
Lalu, polisi mengatakan bahwa rambut dan sidik jari pada pisau yang ditemukan rupanya milik korban sendiri.
Saksi-saksi lain juga sempat diperiksa untuk dicocokan dengan sidik jari pada pisau.
Namun, tidak ada sidik jari saksi sesuai dengan sidik jari pada pisau.
Dari penyelidikan laboratorium forensik tidak menemukan DNA selain DNA almarhum.
"Tidak ditemukan sidik jari orang lain, hasilnya tidak ada yang identik dengan apa yang tertinggal di TKP, semuanya adalah milik korban."
"Tidak melihat ada kehadiran orang lain," kata Tubagus.

Yodi Prabowo Beli Pisau di ACE Hardware Rempoa
Lalu, DNA yang ditemukan pada pisau menunjukkan hanya ada DNA korban.
"Pisau itulah yang digunakan untuk melukai korban, DNAnya baik depannya maupun gagangnya," katanya,
Pisau itu bahkan hanya ditemukan di ACE Hardware Rempoa.
Dari rekaman CCTV ACE Hardware Rempoa menunjukkan bahwa korban membeli pisau itu sendiri.
Polisi bahkan turut menunjukkan barang bukti parkir korban sempat ke sana hanya dalam delapan menit.
"Di ACE Hardware Rempoa dilakukan yang menjual hanya toko itu," ujar polisi.
Polisi Tak Temukan Ancaman di HP Korban
Lalu, dari penyelidikan ponsel maupun tranksaksi tak ada ancaman mencurigakan dari pihak lain.
"WA tidak ada yang mencurigakan tidak ada ancaman atau lain-lain."
"Transaksi BCA dan Mandiri tidak ada yang mencurigakan," kata dia.
Kemudian, polisi membenarkan ada dua konflik yang dialami Yodi.

Dua Konflik
Pertama terkait kisah cintanya dengan sang kekasih Suci Fitri serta wanita berinisial L meski sudah diselesaikan.
Sedangkan, satu konflik lain masih dirahasiakan oleh polisi.
Bahkan polisi juga mengungkit soal ungkapan Yodi Prabowo berulang kali pada Suci Fitri tentang bagaimana jika dirinya meninggal dunia.
"Korban pernah menyatakan berulang-ulang ke S, kalau saya tidak ada, bagaimana? Menurut tafsiran kami tidak ada, meninggal," ujar Tubagus.
• Polisi: Yodi Prabowo Editor Metro TV Bunuh Diri, Siapa 2 Pria yang Dilihat Saksi di Malam Kejadian?
• Polisi Ungkap 4 Tusukan di Dada Yodi Prabowo, Kedalaman Luka Beda-beda, Penjelasan Dokter Forensik
• Bukan Bunuh Diri, Kriminolog Yakin Editor Metro TV Yodi Prabowo Dibunuh, Bahkan Pelaku Lebih 1 Orang
• UPDATE Terbaru Kematian Editor Metro TV, Polisi Duga Yodi Prabowo Bunuh Diri karena Depresi

Luka Tusukan di Dada dan Leher
Sementara itu, Dokter Forensik dokter Arif menyebut Yodi meninggal karena luka tusuk di leher dan dada.
Tidak ada bukti penganiayaan lainnya dalam tubuh korban.
Gunakan amphetamine
Selain itu dokter Arif menyebut dari hasil pemeriksaan urine Yodi, korban positif ampethamine.
"Kami lakukan screening pada narkoba di dalam urinenya kami temukan kandungan amphetamine positif," kata dokter Arif.
Dalam kesempatan tersebut, polisi menjelaskan bahwa narkoba jenis amphetamine membuat korbannya melakukan hal-hal berani di luar nalar manusia.
"Apakah ada hubungannya penggunaan amphetamine dengan dugaan bunuh diri, ada. Untuk meningkatkan keberanian," kata Tubagus.
Yodi Jalani Tes di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM
Sebelum ditemukan tewas pada 10 Juli 2020, Editor Metro TV Yodi Prabowo diketahui jalani tes di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM.
Hal ini diketahui dari penelusuran polisi dari catatan perbankan milik Yodi Prabowo.
Polisi pun menduga ada masalah kesehatan yang dialami Yodi Prabowo.
Polisi mengambil kesimpulan editor video Metro TV, Yodi Prabowo tewas karena tindakan bunuh diri.
Motif bunuh diri itu disebut polisi karena korban tengah dilanda depresi.
Yodi Prabowo diduga kuat depresi setelah polisi menemukan catatan perbankan milik korban.
Polisi menemukan transaksi keuangan di RSCM Kencana.
Di sana, Yodi Prabowo membayar biaya tes dan konsul beberapa hari sebelum dia tewas.

"Tim menemukan adanya catatan transaksi keuangan di RSCM Kencana. Di sana yang bersangkutan melakukan tes dan konsul di RSCM," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7/2020).
Yodi Prabowo menjalani tes dan konsul di Poli Penyakit Kulit dan Kelamin RSCM Kendana.
Polisi menduga kuat adanya gangguan kesehatan yang membuat Yodi Prabowo memeriksakan dirinya ke rumah sakit sebagai motif korban bunuh diri.
"Ini bisa jadi berkaitan," kata Tubagus.
Namun, Yodi tidak pernah mengambil hasil tes kesehatan yang dijalaninya di RSCM Kencana hingga akhirnya dilaporkan hilang dan ditemukan tewas di pinggir jalan Tol JORR Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada 10 Juli 2020.
Dugaan bunuh diri Tubagus mengungkapkan dugaan bunuh diri ini juga diperkuat dengan berbagai barang bukti yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian.
Seluruhnya sudah diperiksa dan tak ditemukan adanya DNA atau sidik jari selain milik Yodi Prabowo.

• Mata Najwa, Beredar di WhatsApp Djoko Tjandra Bagi Duit ke Beberapa Institusi, Pengacara Klarifikasi
• Berita Terbaru Pembunuhan Anjani Bee, Gadis Bandung Bertato Burung Hantu yang Tewas di Saluran Air
• TERBARU Ada 3 Bocoran Lanjutan Kode Redeem Free Fire FF4M, Sisa 5 Karakter, Hadiah Incubator Voucher
• Dimakzulkan DPRD, Bupati Jember Faida Bukan Orang Sembarangan, Dokter Berprestasi, Lihat Hartanya
Kesaksian pacar Yodi yakni S juga diungkap polisi menguatkan dugaan itu. Sebelum tewas, Yodi disebut berkali-kali bertanya hal yang janggal.
Yodi bertanya kepada pacarnya bagaimana jika dia sudah meninggal dunia.
"Kepada S, korban bilang berkali-kali bilang kalau saya enggak ada.. Penafsiran kami, kalau korban meninggal. Ini disampaikan berulang-ulang kepada S," ucap Tubagus.
Polisi juga menemukan adanya rekaman CCTV di toko Ace Hardware. Di dalam rekaman itu, Yodi diketahui membeli pisau yang kemudian ditemukan berlumuran darah di bawah jasadnya.
"Penyidik berkesimpulan bahwa diduga kuat bunuh diri. Fakta yang kami himpun dari pemeriksaan diTKP, dari pemeriksaan saksi, keterangan ahli, bukti pendukung dan dokumen lain, maka kami berkesimpulan diduga kuat yang bersangkutan melakukan bunuh diri," ujar Tubagus.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
>>https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Anda juga bisa menghubungi Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Diduga Kuat Bunuh Diri, Yodi Prabowo Sempat Cek HIV ke Dokter Kelamin, Polisi: Mungkin Depresi, https://wow.tribunnews.com/2020/07/25/diduga-kuat-bunuh-diri-yodi-prabowo-sempat-cek-hiv-ke-dokter-kelamin-polisi-mungkin-depresi?page=all.