Virus Corona
WHO Peringatkan Kemungkinan Tidak Akan Pernah Ada Obat Untuk Virus Corona
Sejumlah negara yang sempat mereda, kini kembali mengalami lonjakan kasus covid-19.
Lebih dari 27 juta orang - termasuk di ibukota negara itu, Manila, kembali harus diam di rumah selama dua minggu mulai Selasa.
Iran, negara yang paling terimbas pandemi di Timur Tengah, melaporkan jumlah penularan tertinggi dalam satu hari dalam hampir sebulan.
Pemerintah memperingatkan, sebagian besar provinsi di sana menghadapi perebakan kembali virus corona.
Tetapi, Amerika masih menjadi negara yang paling terimbas pandemi. Sejauh ini, dilaporkan 4,6 juta kasus dan hampir 155.000 kematian di Amerika.
Deborah Birx, kepala gugus tugas virus corona Gedung Putih, memperingatkan negara itu telah memasuki "fase baru".
"Apa yang kita saksikan sekarang berbeda dari apa yang terjadi pada Maret dan April," kata Birx kepada stasiun televisi CNN. Ia menambahkan, virus ini "menyebar sangat luas."
Kepala teknis WHO untuk tanggap COVID-19 Maria Van Kerkhove mengatakan kajian baru-baru ini memperkirakan tingkat kematian akibat virus corona adalah 0,6 persen.
"Mungkin angka itu terdengar tidak besar, tetapi cukup tinggi jika memperhitungkan virus yang mudah menular, yang bisa menular dengan cepat," katanya.
Pandemi mendorong banyak pihak bergegas membuat vaksin.
Rusia hari Senin menyatakan akan meluncurkan vaksin secara massal pada September dan memproduksi "jutaan" dosis vaksin setiap bulan sebelum tahun depan.
• Alasan Risma Sebut Surabaya Sudah Masuk Zona Hijau Penyebaran Virus Corona
• FATAL Kepala Daerah Sombong Ini Ogah Tes Massal Corona Biar Dikira Sukses, Ganjar Yakin Kasus Banyak
• Satgas Covid-19 Beber Cara Patahkan Prediksi WHO Soal Lama Virus Corona, Penularan Bisa Terhenti
Pernyataan Resmi WHO, Virus Corona Bisa Menyebar di Udara
Pernyataan resmi terbaru Badan Kesehatan Dunia resmi menyatakan bahwa penularan virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 bisa terjadi melalui udara. Dalam brief ilmiah yang dikeluarkan Kamis (9/7/2020);
WHO menjelaskan berbagai moda penyebaran virus corona SARS-CoV-2 yang di antaranya adalah kontak dan percikan (droplet), udara (airborne) dan permukaan yang terkontaminasi ( fomite ).
WHO menulis, berdasarkan pemahaman kami, virus ini utamanya menular melalui kontak dan droplet pernapasan.
"( Namun ) dalam beberapa situasi, penularan lewat udara bisa terjadi ( misalnya dalam prosedur yang menghasilkan aerosol di lingkungan kesehatan atau kemungkinan, dalam lingkungan tertutup yang padat dan berventilasi buruk )" tulis mereka.