Fenomena Alam Terjadi di Agustus 2020, Hujan Meteor Perseid hingga Bulan di Titik Terjauh dari Bumi
Memasuki bulan Agustus ini, ada beberapa peristiwa atau fenomena astronomi angkasa yang terjadi di langit angkasa.
TRIBUNKALTIM.CO - Sedikitnya ada enam fenomena alam berupa fenomena astronomi yang diprediksi akan terjadi sepanjang pekan kedua Agustus 2020.
Mulai dari puncak hujan meteor Perseid hingga posisi Bulan berada di titik terjauh dari Bumi.
Memasuki bulan Agustus ini, ada beberapa peristiwa atau fenomena astronomi angkasa yang terjadi di langit angkasa.
Pada pekan pertama Agustus kemarin, Bulan telah mencapai fase purnamanya tepatnya pada 3 Agustus kemarin.
Selain itu, seperti dikutip dari space.com, terjadi pula perihelion atau titik terdekat planet Mars serta Merkurius dengan Matahari.
Perhelion Mars terjadi pada 3 Agustus lalu perhelion Merkurius terjadi pada 6 Agustus kemarin.
• Muncul 19-23 Juli 2020 Fenomena Komet NEOWISE, 9 Daerah di Indonesia Bisa Lihat dengan Kasat Mata
• Sabtu Ini Bulan Terlihat di Siang Hari, Sejajar dengan Planet Mars, Apa Arti Fenomena Alam Ini?
• Tahukah Anda, Inilah Fenomena-fenomena Langit Bulan Juni 2020, 6 Juni Gerhana Bulan Penumbra
• Fenomena Bulan Purnama Strawberry Akan Terjadi di Bulan Juni, Catat Tanggal dan Simak Keunikannya
Kini memasuki pekan kedua, masih ada beberapa fenomena yang terjadi di langit angkasa.
Pusat Sains Antariksa Lapan mengumumkan setidaknya ada enam fenomena astronomi yang terjadi di langit angkasa.
Di antaranya yakni Bulan berada di titik terjauh dari Bumi, kemudian konjungsi Bulan-Mars hingga hujan meteor perseid.
Berikut 6 Fenomena Astronomi pekan kedua Agustus 2020 berdasar catatan Pusat Sains Antariksa Lapan:
1. Bulan di Titik Terjauh dari Bumi
Bulan akan berada pada titik terjauh dari bumi pada Minggu (9/8/2020) pukul 20.46 WIB.
Jarak terjauh tersebut yakni 407.076 kilometer dengan iluminasi 69,8 % pada fase benjol akhir.
Ketika apogee ini, bulan akan berada di konstelasi rasi bintang pisces.
Pada hari itu, bulan akan mulai terlihat dari timur pada pukul 22.30 dan akan terbenam esok harinya pada pukul 10.00 WIB.
• Akhirnya Nadiem Makarim-Doni Monardo Akan Umumkan Sekolah Tatap Muka Hari Ini, Tak Hanya Zona Hijau
• Karni Ilyas Kaget, Sosok Orang Kuat Beking Djoko Tjandra Blak-blakan Diungkap di ILC, Bukan Jenderal
• Kabar Gembira Jelang SKB CPNS: Peserta Gagal Bisa Isi 17 Ribu Formasi Berpotensi Kosong, Cek Syarat
• Jaksa Agung Burhanuddin Pesan Kepada Jaksa di Kaltim; Jangan Pidanakan Warga yang Curi Ranting Kayu
2. Konjungsi Bulan-Mars
Konjungsi Bulan-Mars juga akan terjadi pada Minggu (9/8/2020).
Konjungsi Bulan-Mars ini dapat disaksikan sejak pukul 22.30 yang mana adalah waktu terbit bulan pada malam itu di arah timur.
Konjungsi ini akan berakhir ketika senja bahari/nautika berakhir, yakni 24 menit sebelum matahari terbit.
Ketika konjungsi Bulan-Mars ini, bulan akan terpisah sejauh 4,3 derajat terhadap Mars.
3. Bulan di Fase Perbani
Pada 11 Agustus nanti, bulan akhir berada di puncak fase perbani akhir, tepatnya pada pukul 23.44 WIB.
Saat itu, bulan berjarak 401.942 km dari bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 29,7 menit busur.
Letak bulan saat perbani akhir ini berada di arah timur-timur laur dan berkulminasi di arah utara ketika matahari terbit.
Bulan berada di Manzilah Botein (Delta Arietis) di konstelasi rasi bintang Aries.
Pada hari itu, bulan terbit pada waktu tengah malam dan akan terbenam pada siang/tengah hari.

4. Puncak Hujan Meteor Perseid
Fenomena astronomi yang menarik lainnya yakni terjadinya puncak hujan meteor perseid.
Hujan meteor Perseid yang terjadi sejak 17 Juli 2020 lalu akan mencapai puncaknya pada 12-13 Agustus 2020.
Hujan meteor perseid ini akan berakhir pada 24 Agustus mendatang.
Menurut Lapan, intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jamnya dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 km/jam.
Hujan meteor ini berasal dari sisa-sia debu komet 109P/Swift-Tuttle dan dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir, yakni 24 menit sebelum matahari terbit.
Dinamai hujan meteor perseid, hal ini berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan metero) yang terletak di konstelasi rasi bintang Perseus.
5. Venus di Elongasi Barat Maksimum
Planet Venus akan mencapai elongasi maksimum di arah barat pada 13 Agustus 2020 pukul 07.21 WIB sebesar 46 derajat.
Elongasi maksimum barat Venus ini merupakan hal yang biasa terjadi, rata-rata setiap 19 bulan sekali.
Terakhir kali Venus di Elongasi Barat terjadi pada 6 Januari 2019 dan akan terjadi lagi pada 21 Maret 2022, bertepatan dengan Ekuinoks Aries.
Pada 13 Agustus nanti, Venus terletak di 20 derajat utara Matahari dengan ketinggian 41,3 derajat dan berada di Manzilah Alhena (Gamma GeminoriumI) konstelasi rasi bintang gemini.
Saat itu, Venus akan dapat diamati dengan mata telanjang karena magnitudonya mencapai -4,3 dan lebar sudut 23,8 detik busur.
• LENGKAP Daftar Jawaban Soal Terkait Penerapan Pengamalan Sila Pancasila yang Sering Keluar Tes CPNS
• Di ILC, MAKI Bocorkan Aliran Dana Diduga dari Djoko Tjandra ke Jaksa Pinangki, Jumlahnya Fantastis
• Terkuak Hal Mengejutkan di Balik Dahsyatnya Ledakan Lebanon, Dugaan Penyebab, Musuh Besar Ikut Bantu
• Aktor Film India Sameer Sharma Tewas Gantung Diri, Pernah Komentari Sushant Singh yang Bunuh Diri

6. Fase Dikotomi Venus
Selain berada di Elongasi maksimum barat, Venus juga akan mencapai fase dikotomi pada 13 Agustus nanti.
Terjadinya dikotomi Venus hanya berselisih beberapa jam dengan waktu elongasi maksimum Venus.
Dikotomi merupakan nama lain dari fase perbani ataur kuartir atau kuadratur.
Dikotomi juga dapat disebut konfigurasi ketika bumi, planet dan matahari membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat.
Hal ini membuat bagian planet yang teramati dari bumi akan tampak bercahaya 50% dari luas piringan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fenomena Astronomi Pekan Kedua Agustus 2020: Puncak Hujan Meteor Perseid hingga Konjungsi Bulan-Mars, https://www.tribunnews.com/sains/2020/08/07/fenomena-astronomi-pekan-kedua-agustus-2020-puncak-hujan-meteor-perseid-hingga-konjungsi-bulan-mars?page=all.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah