Tak Lagi Dukung Prabowo, Pengamat Politik Sebut Sikap PA 212 Wajar & Patut Kecewa, Sering Disalahkan
Presidium Alumni 212 menyatakan deklarasi untuk berhenti mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"PKS juga patut kecewa soal posisi Wagub di DKI dan hal-hal lain sekalipun Prabowo di atas Ganjar di atas Anies, tapi tren penurunan dalam logika survei sebenarnya ancaman jika ingin maju ke 2024."
"Karena pada saat yang bersamaan dan Ridwan Kamil tidak langsung melesat tapi trennya naik,' kata dia.
Lihat videonya mulai menit ke-5:15:
• Ketua PA 212 Sebut Masa Prabowo Sudah Habis di Pilpres, PKS Justru Sarankan Lakukan Ini
• Hadiah Alok, Magic Cube dan Diamond, Tukar Sebelum Kadaluarsa, Kode Redeem Free Fire Terbaru Agustus
• Fadli Zon dan Fahri Hamzah Bakal Dapat Penghargaan Tanda Jasa dari Jokowi di HUT Proklamasi RI ke 75
• Kombes Pol Berliando Jadi Kabid Pemberantasan BNNP Riau, Ini Pengalamannya Tugas di Kaltara
Alasan 212 Tidak Dukung Prabowo Lagi
Presidium Alumni 212 atau akrab dikenal dengan nama PA 212 adalah satu dari beberapa kelompok pendukung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada masa Pemilihan Presiden tahun 2019 lalu.
PA 212 terkenal santer menyuarakan dukungannya terhadap paslon Prabowo dan Sandiaga Uno.
Namun pada masa Pilpres 2024 nanti, PA 212 resmi menyatakan tak akan lagi mendukung Prabowo jika Ketua Umum Partai Gerindra itu maju mencalonkan diri sebagai presiden.
Dikutip dari YouTube Kompastv, Senin (10/8/2020), pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketum PA 212 Slamet Maarif.
"Bagi kami PA 212 urusan dukungan terhadap Pak Prabowo dan Mas Sandiaga Uno adalah karena adanya ijtima ulama I dan II untuk capres dan cawapres 2019," ujar Maarif.
Maarif menegaskan berakhirnya masa pilpres 2019 lalu berarti menandakan selesainya dukungan PA 212 terhadap Prabowo.
"Kan sudah selesai, sudah finish, maka urusan kami dengan Pak Prabowo, dukungan kami terhadap Pak Prabowo ya sudah selesai," kata dia.
"Karena sudah selesai Pilpresnya."

Di kesempatan yang sama, Maarif juga menyindir halus Prabowo agar memberikan ruang bagi para generasi muda untuk bertarung di Pilpres 2024 nanti.
"Ke depan saya pikir, jika Pak Prabowo seorang negarawan dan memiliki etika politik. Pasti tidak akan menutup pintu untuk generasi muda memimpin bangsa ini," ujar Maarif.