Virus Corona
Waspada Virus Corona Menyebar Lewat Asap Rokok, Wilayah Ini Resmi Terapkan UU Larangan Merokok
Waspada Virus Corona menyebar lewat asap rokok, wilayah di Galicia, Spanyol resmi terapkan UU larangan merokok
TRIBUNKALTIM.CO - Waspada Virus Corona menyebar lewat asap rokok, wilayah di Galicia, Spanyol resmi terapkan UU larangan merokok.
Wilayah Galicia di Spanyol resmi memberlakukan UU larangan merokok di tempat umum terbuka guna pengendalian penyebaran Virus Corona.
Melansir Daily Mail pada Kamis (13/8/2020), larangan merokok itu mulai di berlakukan pada Kamis kemarin.
Berdasarkan UU yang disetujui oleh pemerintah daerah Galicia pada Rabu malam dan mulai berlaku tengah malam, menyebutkan bahwa melepas masker untuk merokok di depan umum tidak diperbolehkan.
• Minum Air Putih yang Cukup hingga Berhenti Merokok, 5 Cara Mudah Agar Terhindar dari Sakit Ginjal
• Makanan dan Minuman ini Bisa Membantu Seseorang Berhenti Merokok, Salah Satunya Permen Karet
• Ternyata ini 5 Masalah Kesehatan yang Mengintai Tubuhmu Jika Langsung Merokok Saat Berbuka Puasa
Langkah tersebut didukung oleh penelitian dari kementerian kesehatan Spanyol, yang bulan lalu menemukan fakta bahwa merokok dapat menyebarkan Virus Corona, karena orang mengeluarkan droplet ketika mereka menghembuskan asap.
Selain itu, virus dapat menyebar ketika seseorang membuka masker untuk menghisap rokok, dan dengan menyentuh rokok sebelum membawanya ke mulut.
Di seluruh Spanyol, kecuali di Kepulauan Canary, diwajibkan menggunakan masker di semua ruang publik di luar dan dalam ruangan.
Larangan merokok di Galicia menjadi pertama di Spanyol dalam upayaca pencegahan covid-19.
Selain itu, otoritas Galicia juga telah memerintahkan penutupan bar dan klub malam dan membatasi jumlah orang yang dapat mengunjungi toko pada saat bersamaan.
Perokok dan Sisha Rentan Terinfeksi covid-19
Perokok tembakau dan sisha, sama-sama berisiko tinggi terpapar covid-19.
Penelitian menunjukkan perokok berisiko tinggi mengalami gejala yang parah jika terpapar SARS-CoV-2, Virus Corona penyebab covid-19.
Dilansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), perokok dalam bentuk apapun, baik itu rokok tembakau maupun shisha memiliki risiko yang sama terhadap infeksi covid-19.
Shisha atau hookah adalah tabung berisikan air yang digunakan untuk merokok ala Timur Tengah.
Shisha umumnya dinikmati di kafe dan restoran, juga di rumah.
Segala jenis rokok tembakau berbahaya bagi kesehatan tubuh, terutama pada sistem pernapasan.
Diketahui, rokok merupakan penyebab penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), peradangan paru yang menghalangi aliran udara dari paru-paru akibat adanya pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga menyebabkan sulit bernapas.
Selain itu, tembakau juga dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular, yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan melibatkan jantung dan pembuluh darah.
• Akui Kenal Tembakau Sejak Kecil, Ternyata Momen Ini yang Membuat Mahfud MD Berhenti Merokok
Jika sistem ini terganggu maka menimbulkan penyakit kardiovaskular, diantaranya gangguan jantung dan stroke.
Sistem kardiovaskular yang lebih lemah di antara pasien covid-19 dengan riwayat penggunaan tembakau, dapat membuat pasien tersebut lebih rentan terhadap gejala parah, sehingga meningkatkan risiko kematian.
Tak hanya itu, rokok juga menyebabkan penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, kanker, hingga hipertensi.
Penelitian pada 55.924 kasus covid-19 yang dikonfirmasi di laboratorium menunjukkan, bahwa angka kematian kasar (crude death rate) pada pasien covid-19 yang memiliki penyakit bawaan akibat rokok jauh lebih tinggi, ketimbang non-perokok.
Perokok yang terinfeksi covid-19 dapat berujung dengan perawatan di ICU dan menggunakan ventilator. Ini menunjukkan bahwa kondisi yang sudah ada sebelumnya dapat meningkatkan kerentanan individu tersebut terhadap covid-19.
Bahaya sisha terhadap covid-19 Bagaimanapun, bahan utama shisha adalah tembakau, yang artinya memiliki efek berbahaya pada sistem pernapasan dan kardiovaskular.
Risikonya sama terhadap infeksi covid-19. Di sisi lain, kebiasaan menghisap sisha dapat bersifat komunal, itu berarti bahwa satu corong dan selang sering dipakai bergantian antar pengguna.
Selain itu, kebanyakan kafe shisha cenderung tidak membersihkan peralatannya ketika sesi merokok selesai, lantaran membutuhkan banyak tenaga dan waktu.
Hal tersebut meningkatkan potensi penularan penyakit antar pengguna.
Sejalan dengan kebisaan itu, terbukti sisha dikaitkan dengan peningkatan risiko penularan virus pernapasan, virus hepatitis C, virus Epstein Barr, hingga virus tuberkulosis.
Pada masa pandemi covid-19, kebiasaan pertemuan sosial saat menghisap shisha juga memberikan peluang besar untuk virus menyebar.
Terlebih ketika dilakukan di ruang tertutup maka risiko penularan menjadi lebih tinggi.
Merokok tembakau di rumah tetap berbahaya Pandemi covid-19 membuat sejumlah negara yang terdampak melakukan kebijakan pembatasan wilayah (lockdown) dan jarak sosial (social distancing) untuk menekan rantai penularan.
Ini membuat sebagian besar orang hampir menghabiskan seluruh waktunya di dalam rumah, termasuk saat melakukan kebiasaan mengisap rokok atau sisha.
Meski demikian, tetap saja tidak aman menggunakan tembakau di rumah, karena ini malah lebih berisiko bagi anggota keluarga lainnya untuk menjadi perokok pasif.
Seperti pada anak-anak, mereka sangat rentan terhadap paparan asap rokok, yang telah terbukti meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, asma, hingga infeksi telinga bagian tengah.
Di sisi lain, kemungkinan adanya peningkatan bahaya paparan asap rokok selama pandemi covid-19 karena lebih banyak orang menghabiskan waktu di tempat yang sama, termasuk diantaranya perokok.
Selain itu, perokok aktif juga dapat meningkatkan risiko paparan pada perokok pihak ketiga (third hand smoker) di rumah.
Jika perokok pasif terpapar langsung dari asap rokok, perokok pihak ketiga adalah orang yang terkena zat sisa dari asap rokok yang menempel pada permukaan benda di sekitarnya.
Zat beracun dari asap rokok itu bisa tertinggal di dalam debu, benda, dan pada permukaan di rumah tempat tembakau telah digunakan, juga pada air dalam tabung shisha.
Anak-anak terpapar melalui penghirupan, konsumsi, dan transfer kulit.
(*)