150 Perwira dan Bintara TNI AD di Jajaran Kodam VI/Mlw Dapat Pembekalan Pencegahan Radikalisme

Sebanyak 150 Prajurit Perwira dan Bintara di Jajaran Kodam VI/Mulawarman menerima pembekalan tentang pencegahan radikalisme di lingkungan TNI AD pada

Penulis: Zainul |
HO/TRIBUNKALTIM.CO
Sebanyak 150 Prajurit Perwira dan Bintara di Jajaran Kodam VI/Mulawarman menerima pembekalan tentang pencegahan radikalisme di lingkungan TNI AD pada Kamis (28/8/2020). Acara ini dihadiri Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Sebanyak 150 Prajurit Perwira dan Bintara di Jajaran Kodam VI/Mulawarman menerima pembekalan tentang pencegahan radikalisme di lingkungan TNI AD pada Kamis kemarin (28/8/2020).

Pembekalan radikalisme itu disampaikan oleh Tim Sintelad dan disaksikan langsung oleh Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto didampingi Waasintel Kasad Bid Manajemen Intel, Brigjen TNI Edy Sutrisno selaku Ketua Tim dari Sintelad, Kasdam VI/Mulawarman, Brigjen TNI Tri Nugraha Hartanta serta Para Asisten Kasdam VI/Mulawarman.

Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan agar keluarga besar satuan jajaran Kodam VI/Mulawarman memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan radikalisme dan terorisme termasuk di dalamnya kontra radikalisasi maupun deradikalisasi.

"Secara umum tujuan dilakukan kegiatan ini untuk mewujudkan pemahaman tentang bahaya penyebaran paham radikalisme bagi personel TNI AD.

Sehingga memberikan pengetahuan yang benar guna menangkal penyebaran paham radikalisme dan personel Kodam VI/Mulawarman baik Prajurit maupun PNS akan terbebas dari kemungkinan terpapar radikalisme jika mengikuti kegiatan ini sebaik baiknya”, katanya Jumat (28/8/2020).

Baca juga: Teroris yang Bantai 51 Jemaah Muslim di Selandia Baru Divonis Seumur Hidup, Keluarga Korban Lega

Baca juga: 12 Khasiat Penting Daun Kelor bagi Kesehatan, Hingga Jadi Resep Awet Muda Artis Sophia Latjuba

Sementara itu, Asintel Kasad, Brigjen TNI Edy Sutrisno selaku Ketua Tim dari Sintelad juga mengatakan, penyebaran radikalisme di Indonesia perlu menjadi kewaspadaan bersama.

“Penyebaran paham radikal tidak hanya menyasar kepada masyarakat biasa, pegawai lembaga negara, bahkan juga dapat menyusup dalam diri personel TNI AD maupun keluarganya.

Oleh karena itu pengetahuan tentang bahaya paham radikal mutlak dibutuhkan sehingga dapat menjadi penangkal bagi diri sendiri maupun keluarga,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved