Sempat Ditutup karena Covid-19, Wisata Konservasi Mangrove dan Bekantan Tarakan Berangsur Normal
Wisata kawasan konservasi mangrove dan bekantan kota Tarakan telah dibuka meski sempat ditutup akibat pandemi covid-19 atau virus Corona.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Wisata kawasan konservasi mangrove dan bekantan kota Tarakan telah dibuka meski sempat ditutup akibat pandemi covid-19 atau virus Corona.
Petugas Lapangan wisata kawasan konservasi mangrove dan bekantan Tarakan, Sujatmiko, mengatakan salah satu wisata yang hits di kota Tarakan ini baru dibuka selama 3 minggu pasca tutup beberapa bulan.
"Sebenarnya belum begitu normal sih untuk tingkat pengunjungnya tapi sudah berangsur-angsur mulai normal seperti dulu lagi. Kalau untuk sekarang belum begitu normal," jelasnya, Minggu (30/8/2020).
Melalui pantuan Tribunkaltim.co, wisata kawasan konservasi mangrove dan bekantan kota Tarakan ini cukup ramai dikunjungi pengunjung.
• Belum Selesai Diuji, Erick Thohir Ungkap Harga Vaksin Corona dari China, Tak Cukup Sekali Disuntik
• Rombongan Pendam VI Mulawarman Silaturahmi ke Manajemen Tribunkaltim.co, Ini yang Dibahas
Serupa dengan yang disampaikan pria yang akrab disapa Miko ini bahwa wisata ini dipadati pengunjung pada akhir pekan.
Sementara itu, untuk jam makan bekantan sendiri, ia sampaikan hanya diberi sekali saja yakni pada pagi hari sekitar pukul 09.00 Wita.
Mengapa sekali saja? Karena untuk pakan bekantan sendiri boleh dikata cukup mudah para bekantan dapatkan. Lagi pula para Bekantan ini lebih suka mencari makan sendiri karena sifatnya yang pemalu dan penakut.
• Jadi Kluster Penyebaran Corona, Disdag Ballkpapan Gencar Sosialisasi Protokol Kesehatan di 11 Pasar
"Untuk pakan itu kita beri khusus untuk bekantan saja dan itu sebenarnya makanan tambahan saja buat bekantan. Karena untuk komposisi makannya itu, hampir 50 persennya dia hanya makan daunan, pucuk-pucuk daun," sebutnya.
• Kabar Terbaru Penyidik KPK Novel Baswedan Usai Positif Virus Corona, Berharap Perlindungan Tuhan
Makanya di areal perluasan itu, vegetasi yang ada, sebagiannya merupakan hasil penanaman dan jenis vegetasi yang dipilih di lokasi itu adalah vegetasi jenis perpat untuk ketahanan makan bekantan itu sendiri.
Hal ini dikarenakan hewan endemik Kalimantan ini lebih menyukai makan daun-daun jenis perpat.
(TribunKaltim.co)