Sempat Dituding Pekerjakan WNA Pengelola PLTU Muara Jawa Tegaskan Karyawannya 100 Persen Warga Lokal

awal berdiri PLTU Muara Jawa sempat terjadi selisih paham di kalangan masyarakat perihal banyaknya pekerja dari China yang bekerja di PLTU tersebut.

Penulis: Aris Joni | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, ARIS JONI
President Direktor PT Indo Ridlatama Power, Makmur Marzuki yang mengelola PLTU Muara Jawa, Kukar 

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Muara Jawa yang dibangun PT. Indo Ridlatama Power di Kawasan Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara ( Kukar ) yang mulai aktif sejak dua tahun belakangan memiliki sekitar 150 karyawan yang seluruhnya merupakan masyarakat lokal di sekitar kawasan PLTU Muara Jawa.

Hal itu diungkapkan President Direktor PT Indo Ridlatama Power, Makmur Marzuki kepada Tribunkaltim.co, saat ditemui di kantornya. Kamis, (3/9/2020).

Dikatakan Makmur, awal berdiri PLTU Muara Jawa sempat terjadi selisih paham di kalangan masyarakat perihal banyaknya pekerja dari China yang bekerja di PLTU tersebut.

Padahal ucap dia, kedatangan pekerja China tersebut hanya sementara untuk melakukan pembangunan awal PLTU tersebut. Pasalnya, alat-alat yang dipesan dari China tersebut juga perlu menyertakan teknisinya, sehingga manifaktur yang dipesan dari China tersebut hanya untuk menyelesaikan tugasnya sesuai masa kerja.

“Ibaratnya kita beli alat sekaligus dengan tukang pasangnya. Gak berani kita masang sendiri, karena kalau rusak kita gak mau nanggung kalau pasang sendiri,” ujarnya.

Baca juga; Ramalan Zodiak Jumat 4 September 2020, Capricorn jadi Sosok Pemberani, Aries Dapat Kejutan

Baca juga;  Ramalan Zodiak Terbaru Jumat 4 September 2020, Scorpio Kebingungan Besar, Aquarius Jadi Pemberontak

Kedatangan tenaga kerja China ucap dia, hanya sebatas manufaktur yang dipesan dari negara tersebut. Bahkan, pihaknya membatasi visa para pekerja tersebut sesuai masa kerjanya.

“Kita batasi visanya sesuai kerjanya, kalau masa kerjanya 2 atau 3 bulan ya kita batasi segitu. Tapi maksimum 3 bulan,” ungkapnya.

Namun, pekerja China tersebut hanya sementara saja untuk memasang unit pada pembangunan awal, setelah itu pihaknya merekrut para pekerja lokal. Bahkan saat ini, para pekerja di perusahaannya 100 persen warga lokal yang direkrut melalui penilaian pemerintah setempat seperti dari kecamatan setempat.

“Pekerja kita semua warga lokal, ada 150 pekerja teknis, kalau non teknis juga ada, tapi saya gak hapal jumlahnya,” tuturnya.

Makmur menerangkan, setiap perekrutan pihaknya selalu menginformasikan ke pihak kecamatan, dan pihaknya merekrut warga lokal yang kebanyakan lukusan SMK dengan domisili sekitar PLTU yakni sekitar Muara Jawa, Samboja dan Sanga-Sanga.

Ia menambahkan, perekrutan warga lokal tersebut juga diakuinya sebagai komitmen kepada Gubernur Kaltim terdahulu yakni Awang Faroek Ishak yang meminta agar memaksimalkan pekerja lokal, minimal dari warga Kalimantan.

“Kita bukan tingkat Kalimantan, tapi lebih lokal lagi, warga setempat malah yang kita rekrut,” tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved