Menata Kota Balikpapan tanpa Macet dan Banjir, Pengamat: Perlu Sinergi Antara Pemkot dan Masyarakat

Program talkshow online Tribun on Focus melalui Youtube Channel Tribun Kaltim Official mengangkat tema “Menata Kota Balikpapan tanpa banjir dan macet.

Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Sumarsono
tribunkaltim/cahyo
Program talkshow online Tribun on Focus melalui Youtube Channel Tribun Kaltim Official bersama Radio Smart FM Balikpapan mengangkat tema “Menata Kota Balikpapan tanpa Macet dan Banjir, Senin (7/9/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN – Program talkshow online Tribun on Focus melalui Youtube Channel Tribun Kaltim Official bersama Radio Smart FM Balikpapan mengangkat tema “Menata Kota Balikpapan tanpa Macet dan Banjir, Senin (7/9/2020).

Spesial narasumber yang hadir kali ini pengamat perkotaan, Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas Balikpapan Dr Ir Isradi Zainal , MT, MH bersama Andi Arif Agung, politisi Partai Golkar, mewakili Wakil Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud dipandu host Sumarsono, Manajer Produksi Tribun Kaltim.

Dalam paparannya, Isradi Zainal mengatakan,  persoalan banjir di Kota Balikpapan hampir sama dialami semua kota besar di Indonesia.

“Sampai sekarang masalah banjir memang susah, inilah yang akan kita urai hari ini terkait dengan Kota Balikpapan. Kita belajar dari Kota Makassar yang memiliki arsitek hebat tidak mampu melakukan itu,” katanya.

NEWS VIDEO Kawasan Simpang Lembuswana Samarinda Tergenang Banjir, Beberapa Motor Mengalami Mogok

Reses di Balikpapan, Mimi Pane Terima Keluhan Warga Soal Banjir Berulang dan Jalan Amblas

UPDATE Virus Corona di Kaltara, Kasus Covid-19 Bertambah di Malinau dan Tarakan, 1 Nakes Sembuh

Isradi menyebutkan, tidak bisa dipungkiri banjir disebabkan orang yang membuang sampah di sembarang tempat, atau kalau dibahasakan tidak disiplin, dan pohon-pohon yang ditebang tidak sebagaimana mustinya.

“Bisa kita pahami kita belajar dari banjir, contohnya di Jakarta selalu dikatakan banjir kiriman, sama dengan Balikpapan.

Kalau kita lihat sejak dulu sudah mengupayakan masalah banjir, salah satu yang menjadi alasan yakni DAS Sungai Ampal, dan sampai saat ini pun tidak tuntas,” ungkap Isradi Zainal yang juga menjabat Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kota Balikpapan ini.

Menurutnya, mungkin ini karena masalah penuntasan lahan yang tidak pernah kelar, dan juga faktor pendekatan dan faktor orang yang mungkin bisa dikatakan tidak menemukan titik temu untuk kepentingan umum.

“Sehingga kalau itu dijadikan alasan sampai kapan pun Balikpapan akan tetap banjir,”ujarnya.

Disampaikan Isradi, masalah banjir ini tidak fokusnya atau tidak ada sinerginya pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi banjir tersebut.

“Di sini saya tekankan sampai kapan pun pemerintah menanggani banjir Balikpapan tanpa keterlibatkan aktif masyarakat itu tidak akan bisa,” ungkapnya.

Dia menegaskan, solusi mengatasi banjir harus adanya partisipasi masyarakat, sebab banjir ada di beberapa titik harus dikaji masalahnya didaerah tersebut.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di Kawasan titik banjir mesti menyampaikan ke pemeriintah apa yang disampaikan ke Pemerintah sehingga disinergikan.

Politisi Partai Golkar yang juga mantan Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan Andi Arif Agung mengatakan dari RPJMD visi-misi kepala daerah sampai 2021 , penanganan masalah banjir memang menjadi isu-krusial, sehingga dituangkan dalam RPJMD Kota Balikpapan.

“Jadi memang selama 2016 sampai 2021 itu proyeksinya untuk penyelesaian titik banjir yang telah teridentifikasi ada 47 titik. Dan saat ini berdasarkan data teman-teman Pemkot sudah berkurang tinggal 35 titik,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved