Gaya Hidup
Hari Aksara 8 September, Ini Kisah Roelyta Aminuddin Rintis TBM An-Nisaa Demi Tumbuhkan Minat Baca
Hari Aksara 8 September, ini kisah Roelyta Aminuddin Rintis TBM An-Nisaa demi tumbuhkan minat baca masyarakat.
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Hari Aksara 8 September, ini kisah Roelyta Aminuddin Rintis TBM An-Nisaa demi tumbuhkan minat baca masyarakat.
Taman Baca An-Nisaa, terletak diantara banyak gedung menjulang tinggi di pusat kota. Yakni Jalan Gajah Mada, No 19, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota.
Sekitar 100 meter dari Klenteng Guang De Miao. Sepanjang jalan menuju Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tersebut, di samping kanan kiri, pemandangan mural dengan berbagai motif akan memanjakan mata telanjang.
Bangunan satu lantai ini, adalah milik Roelyta Aminuddin. Selain TBM, ia juga mengelola wadah belajar dan bermain anak usia dini yang ia namai PAUD An-Nisaa. Berkesinambungan dengan lokasi rumah tempat tinggalnya.
Kepada Tribunkaltim.co, Roelyta Aminuddin menyebut sudah mengelola TBM sejak 9 tahun lalu. Tepatnya pada tahun 2011.
Kecintaannya pada buku, membuatnya terjebak dengan manis di lembaran kata-kata. Ia susun dengan rapi, dan berbagai genre. Dengan harapan, generasi semakin cerdas, membangun bangsa.
"Saya gemar membaca. Punya lumayan banyak koleksi buku. Rasanya sayang, jika dibiarkan usang dimakan waktu. Akhirnya saya mulai bangun TBM An-Nisaa," ujar Roelyta Aminuddin.
Bermula dari 300 buku koleksi pribadinya, ia mulai merintis perpustakaan kecil untuk umum. Perempuan berhijab ini juga mulai membangun jaringan.
Hingga akhirnya, bantuan terus mengalir. Saat ini, sekira 7.000 koleksi buku ada di sana.
Kendati sibuk mengurus rumah tangga, ibu dari 2 anak ini ingin hidupnya berguna. Untuk dirinya, orang sekitar, bangsa dan negara. Ia bahkan tidak menyangka, TBM An-Nisaa sudah ia kenalkan di lingkup nasional.
Ia pernah membawa pegiat literasi seluruh Indonesia ke kota Minyak. Mengenalkan sekaligus sebagai wadah pembelajaran, bagi masyarakat untuk membiasakan tradisi ini.
Roelyta Aminuddin bersama tim juga sering menggelar lapak baca di sekitar pesisir Balikpapan. Kotak baca pun ia bangun disekitar lorong RT 9 tempatnya tinggal yang diisi buku-buku.
Ia berprinsip, taman baca bukan hanya wadah untuk meminjam dan mengembalikan buku.
"Lebih dari itu, kami ingin jadi simbol inspirasi, edukasi, dari minat masyarakat untuk menyukai buku. Selanjutnya mereka akan tahu bagaimana menapaki jalannya masing-masing," jelasnya.
Langkah yang ia ambil, adalah salah satu upaya membantu pemerintah membangun budaya literasi. Ia memandang, literasi sudah menjadi gaya hidup abad 21. Ada 6 literasi dasar yang harus dikembangkan. Termasuk didalamnya membaca dan menulis.