Tahap Awal Dirancang 4 Lantai, Rumah Sakit Jantung Pertama di Balikpapan Bakal Dibangun

Rumah Sakit Jantung bakal dibangun di Balikpapan, pada tahap awal dirancang 4 lantai. Keberadaan rumah sakit jantung di Balikpapan menjadi kebutuhan

TRIBUNKALTIM.CO/MIFTAH AULIA ANGGRAINI
Direktur RS Pertamina Balikpapan (RSPB), M Noor Khairuddin mengatakan, tahun depan proses pembangunan Rumah Sakit Jantung bakal dimulai, pada tahap awal akan dirancang 4 lantai. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Rumah Sakit Jantung bakal dibangun di Balikpapan, pada tahap awal dirancang 4 lantai.

Keberadaan rumah sakit jantung di Balikpapan menjadi kebutuhan yang mendesak, mengingat kasus jantung di Balikpapan lumayan tinggi.

Sedangkan selama ini penderita jantung di Balikpapan harus ke Samarinda untuk berobat.

Dalam kurun waktu dua tahun, Kota Balikpapan bakal memiliki rumah sakit khusus jantung sendiri.

Kabar gembira bagi masyarakat Kota Minyak ini disampaikan Direktur RS Pertamina Balikpapan ( RSPB ), M Noor Khairuddin.

Pasalnya, proyek garapan RSPB ini dijadwalkan mulai berjalan pada pertengahan tahun 2021, dengan waktu pengerjaan selama 12 bulan.

"Tahun depan sudah proses pembangunan. Dan saat ini sedang menyiapkan syarat-syaratnya," ujarnya kepada awak media.

Saat ini, pihaknya tengah mengurus dan mempersiapkan izin prinsip, izin Amdal, perencanaan konstruksi dan lainnya.

"Gambar atau design engineering detail (DED) juga sudah ada," katanya.

Rumah sakit khusus jantung tersebut nantinya menjadi yang pertama di Kota Balikpapan, tentu ini juga bakal menjadi yang terbesar di Kalimantan.

Sebagai gambaran, tahap awal pembangunan gedung rumah sakit ini dirancang empat lantai, untuk tujuh lantai pun masih sanggup.

Latar belakang didirikannya rumah sakit tersebut, lanjut Khairuddin, dikarenakan jumlah kasus jantung di Balikpapan cukup tinggi.

Bahkan dalam sehari, poliklinik khusus jantung di RSPB bisa menerima kunjungan 80 sampai 90 pasien, belum rumah sakit lainnya.

“Dari jumlah itu ada berapa persen yang perlu tindakan. Kemudian selama ini kita kirim ke Samarinda. Sementara kapasitas rumah sakit di sana tidak mencukupi," kata Khairuddin.

"Banyak pasien dari Balikpapan yang tertunda penanganannya dan menunggu giliran sampai berbulan-bulan,” ujarnya.

Pihaknya khawatir jika dalam waktu tersebut penyakit akan terus berkembang.

"Kondisinya tidak akan sama pada saat dia ditemukan dan pada saat dia diambil tindakan. Kalau bisa lebih awal, lebih baik,” katanya.

Sementara saat disinggung terkait kebutuhan tenaga medis untuk rumah khusus jantung, Khairuddin menyebutkan jika nantinya yang diperlukan cukup banyak sehingga diperlukan perekrutan tenaga medis, baik tenaga yang sudah ahli, juga akan menyekolahkan para tenaga medis yang akan bergabung.

Baca juga: Satu Unit Mobil Terbakar di Samping SPBU Sengkawit Tanjung Selor

Baca juga: Kasus Covid-19 Lebih 200 Ribu, Indonesia Dikucilkan 59 Negara, Masukan Demokrat Dicueki Pemerintah

“Yang dibutuhkan banyak. Bisa ratusan orang. Nanti dokter bedahnya beda, dokter anastesinya beda, perawatnya juga khusus, hingga ICU juga,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty menilai Kota Balikpapan memang sudah selayaknya memiliki rumah sakit itu.

Mengingat penyakit jantung dan hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit terbanyak di Balikpapan.

"Memang sudah selayaknya ada, karena tingkat rujukan tinggi ke Samarinda dan antrean lama, perjalanan juga butuh waktu,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved