Tak Hanya Polisi, Densus 88,BIN, BNPT Hingga BAIS TNI Turut Selidiki Kasus Penusukan Syekh Ali Jaber

Tim Densus 88 Anti Teror juga menyambangi rumah tersangka penikam Syekh Ali Jaber, yang berada tak jauh dari masjid, lokasi penusukan Syekh Ali Jaber.

Tribunlampung.co.id/Joviter Muhammad
Kediaman tersangka penusuk Syekh Ali Jaber masih diberi garis polisi, dikabarkan Tim Densus 88 Anti Teror mengecek TKP dan rumah pelaku, Selasa (15/9/2020). Rumah Kediaman Penusuk Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung, Disambangi Tim Densus 88 Anti Teror. 

Kondisi kejiwaan tersangka, lanjut sang kakek, terbilang labil.

Meski terlihat seperti orang normal, tak jarang Alfin menunjukkan perilaku gangguan kejiwaannya.

"Kalau lagi waras ya biasa, tapi pas kumatnya diajak ngobrol gak nyambung," kata kakek tersangka.

Ia membenarkan, jika tersangka pernah dirujuk ke RSJ Lampung selama 7 hari.

Namun, karena kasihan pihak keluarga menjemput Alfin untuk pulang ke rumah.

"Tanda-tandanya itu mulai ada saat bapak sama ibunya cerai dan (ibunya) pergi TKW, dari situ dia sering ngurung diri," katanya.

Sosok Pengganti Ibrahimovic, Bukan Brahim Diaz atau Sandro Tonali, Jebolan Akademi AC Milan

LENGKAP Ramalan Zodiak Rabu 16 September 2020, Pesona Taurus Memancar, Aries Dapat Diandalkan

Kartu Prakerja Gelombang 9 Segera Dibuka, Wajib Baca Ini agar Tak Gagal, Gelombang 8 Sudah Diumumkan

Densus 88, BIN, BNPT Hingga BAIS TNI Dikerahkan

Selain memerintahkan Kepolisian untuk menyelidiki kasus penikaman pendakwah Syekh Ali Jaber di Bandar Lampung kemarin Minggu (13/9/2020), Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD juga memerintahkan BNPT, Densus 88, BIN, hingga BAIS TNI untuk menyelidiki kasus tersebut.

Ia meminta seluruh aparat menyelidiki latar belakang tersangka penusukan hingga kemungkinan jaringan yang ada di belakang tersangka tersebut.

Menkopolhukam Mahfud MD menjenguk Syekh Ali Jaber
Menkopolhukam Mahfud MD menjenguk Syekh Ali Jaber (Twitter/@mohmahfudmd)

Hal itu disampaikan Mahfud dalam video yang diunggah lewat akun Instagram resminya, @mohmahfudmd, pada Senin (14/9/2020).

"Sampai saat ini, kami, pihak aparat terus akan menyelidiki bagaimana latar belakang dan apa jaringan yang ada di belakangnya anak ini (tersangka). Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat baik itu aparat keamanan, aparat intelejen. Bahkan saya sudah minta BNPT kemudian Densus (88) bahkan BAIS, BIN, Kabaintelkam. Saya minta seldiiki kasus ini dengan sebaik-baiknya, setransparan mungkin," kata Mahfud.

Terkait dengan adanya spekulasi di masyarakat yang mengatakan tersangka pelaku penusukan menderita sakit jiwa, Mahfud menegaskan dirinya belum percaya dengan hal itu sebelum proses penyelidikan selesai.

"Kita akan tahu dia sakit jiwa betulan atau tidak setelah diselediki. Kan ada tetangganya, ada jejak digitalnya. Kalau orang sakit jiwa jejak digitalnya kayak apa, keluarganya melihatnya kayak apa, tetangganya melihat kayak apa, teman-temannya melihatnya kayak apa. Baru kita dapat menyimpulkan dia sakit jiwa," kata Mahfud.

Selain itu ia juga memerintahkan seluruh aparat yang disebutkannya untuk melakukan pemetaan, pemantauan, dan memberikan perlindungan penuh kepada pendakwah khususnya para ulama.

Menurut Mahfud, apapun pandangan politik pendakwah tersebut, mereka harus diberikan perlindungan jika sedang berdakwah.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved