Virus Corona
Penjelasan Sains Mengapa Masker Scuba dan Buff Sebaiknya Dihindari, Jumlah Droplet Jadi Meningkat
Ini penjelasan dari sisi sains mengapa sebaiknya masker scuba dan buff dihindari, salah satunya adalah membuat jumlah droplet meningkat.
TRIBUNKALTIM.CO - Ini penjelasan dari sisi sains mengapa sebaiknya masker scuba dan buff dihindari, salah satunya adalah membuat jumlah droplet meningkat.
Penggunaan masker scuba dan buff sebaiknya dihindari imbauan ini disampaikan VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba kepada penumpang KRL.
Berikut ini penjelasan sains mengenai masker scuba dan buff hingga alasan sebaiknya dihindari, salah satunya adalah membuat jumlah droplet meningkat.
Seperti dikutip dari kompas.com, PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) telah menerapkan protokol kesehatan dengan mewajibkan penumpang mengenakan masker selama naik kereta rel listrik ( KRL ).
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan menggunakan masker yang efektif menahan droplet atau tetesan cairan.
"Hindari penggunaan jenis scuba maupun hanya menggunakan buff atau kain untuk menutupi mulut dan hidung," ujar Anne dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (15/9/2020).
• Lawan Corona, Polres Kukar Bagi 20 Ribu Masker Bersama Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI
• Video 12 Detik Itu Sudah Ditonton 103.000 Kali, Pria Tanpa Masker Adu Fisik dengan Petugas Protokol
• Masker Buff dan Scuba Kurang Maksimal Tangkal Covid-19, Satgas Penanganan Corona Angkat Bicara
• Tak Pakai Masker Siap-siap Kerja Sosial, Perbup Tentang Protokol Kesehatan Diberlakukan di Kutim
"Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata Anne.
Kualitas buff dan masker scuba
Buff
Dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan Duke University, buff tak dapat mencegah droplet (tetesan pernapasan) keluar dari mulut saat berbicara.
Seperti kita tahu, droplet yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin adalah jalur masuk penularan virus corona Covid-19.
Pemimpin studi sekaligus spesialis pencitraan molekuler Martin Fischer memastikan, ketika orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, artinya risiko penularan penyakit tetap tinggi.
Hasil riset yang terbit di jurnal Science Advances edisi 7 Agustus 2020 menunjukkan, buff adalah jenis masker yang paling tidak efektif mencegah transmisi.
Bahkan dalam riset itu disebutkan, orang yang memakai buff jauh lebih buruk dibanding orang yang tidak memakai masker sama sekali.
• Penyaluran BLT UMKM Rp 2,4 Juta Terbanyak di Jawa Barat, Cara Daftar dan Cek Penerima Bantuan UMKM
• UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Waspada Klaster Keluarga, Peningkatan Kasus Usia Balita Meningkat
Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.
"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding tidak memakainya sama sekali.
Akan tetapi, hal itu salah," kata Fischer.
"Kami mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff.
Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil.
Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," paparnya.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.
Masker scuba
Dilansir Kompas.com edisi 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.
Setidaknya ada tiga tahapan dalam pengujian kinerja masker, yaitu:
- Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
- Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
- Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)
Menurut dia, masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba akan melar atau merenggang saat dipakai.
Hal ini membuat kerapatan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.
Akibatnya, peluang partikular virus untuk menembus masker pun disebutnya semakin besar.
• Heboh Ospek Online Unesa, Kabar Terkini Mahasiswa Senior, Diterapi, Mental Drop Ditekan di Medsos
• NASIB Pendaki di Lawu, TERJAWAB Kenapa Bunga Edelweis Tidak Boleh Dipetik, Apa Mitos Bunga Edelweis?
"Jika pori kain makin besar maka peluang virus masuk akan besar," ungkapnya.
Inilah masker terbaik hingga terburuk
Hasil penelitian yang terbit di Science Advances, Jumat (7/8/2020) menunjukkan bahwa masker N95 efektif memblokir sebagian besar tetesan atau droplets yang dilepaskan saat orang berbicara.
Kemudian peringkat kedua yang efektif adalah masker bedah dan diikuti masker dari bahan polipropilen.
Sementara masker kain dari katun dan rajutan, sebenarnya mampu memblokir sejumlah droplets tapi tidak seefektif masker N95.
"Dengan kata lain, masker tersebut efektif melindungi pemakainya dari lingkungan luar, tapi tidak melindungi orang lain dari pemakainya. Dan itu adalah peran kedua yang penting dalam mengurangi penyebaran Covid-19," kata Fischer.
Hasil mengejutkan adalah masker bandana atau yang dikenal dengan buff.
Lihat Foto 14 jenis masker yang digunakan dalam penelitian.

Dalam eksperimen tersebut, buff dinilai sebagai masker yang paling tidak efektif. Bahkan lebih buruk dibanding ornag yang tidak memakai masker sama sekali.
Para peneliti berpikir, ini karena buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.
"Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibanding tidak memakainya sama sekali. Tapi, hal itu salah," kata Fischer.
"Kami mengamati bahwa jumlah droplets meningkat saat orang memakai buff. Kami yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplets menjadi partikel berukuran lebih kecil.
Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar," paparnya.
Penelitian ini kembali menyoroti bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.
Jika Anda benar-benar ingin melindungi orang lain dan membantu mengurangi penyebaran virus corona, Anda perlu berpikir masker mana yang paling tepat dipakai.
• Lesty Kejora Ditanya Jika Diajak Kerja Sama dengan Mantan, Rizky Billar: Kalau Gitu Saya di Depan
• Laga Perdana AC Milan di Kualifikasi Liga Eropa, Dua Masalah Rossoneri Jelang Lawan Shamrock Rovers
• Cara Cek Bansos Tunai Rp 500 Ribu, Login https://cekbansos.siks.kemsos.go.id atau via SIKS-Dataku
• MASIH Belum Lolos hingga Kartu Prakerja Gelombang 8, Penjelasan Pelaksana soal Peluang & Algoritma
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inilah Masker Terbaik dan Terburuk Cegah Corona, dari N95 sampai Buff" dan "Masker Scuba dan Buff Dilarang di KRL, Begini Penjelasan Sains"