Virus Corona

Sembuh dari Corona, Banyak Pasien Masih Merasakan Gejala Aneh, Pelupa Sampai Rasa Lelah Berlebihan

ada beberapa gejala yang masih dirasakan oleh pasien setelah sembuh dari serangan virus Corona,

STR/AFP/China OUT) (AFP/STR
Ilustrasi Foto ini diambil pada Selasa (18/02/2020) Seorang dokter sedang menangani pasien yang telah pulih dari infeksi virus corona (COVID-19) menyumbangkan plasma di Wuhan di Hubei, China. 

"Rasanya seperti aku pertama kali melakukannya. Aku menangis di perjalanan pulang dan berpikir, mengapa ini bisa terjadi padaku?" katanya.

Kini, ia hanya bisa bekerja beberapa hari dalam satu waktu dan merasa tidak aman tentang masa depannya.

Lengkap, Daftar 38 Daerah Zona Merah Virus Corona Baru di Indonesia, Wiku: Jangan Saling Menyalahkan

UPDATE, Virus Corona Ternyata Menular Lebih Mudah dari yang Disangka, Bisa Menyebar Lewat Udara

7 Gejala Baru Virus Corona, Bikin Tim Medis Kebingungan, Pasien Alami Kebingungan Parah

Kurang diperhatikan

Sayangnya, gejala akibat virus korona yang menetap ini masih belum menjadi perhatian serius, seperti perlombaan untuk menemukan vaksin.

Namun, setidaknya beberapa dokter menyadari hal itu. Ahli saraf Svetlana Blitshteyn, misalnya, mengatakan pernah merawat beberapa pasien dengan kasus seperti Martinez.

Beberapa pasien datang ke kliniknya dengan gejala baru seperti kelelahan, pusing, kesulitan berdiri, jantung berdebar, sesak napas, hingga tidak mampu berolahraga seperti sebelumnya.

"Atau mereka juga mengalami sakit kepala, mati rasa, gangguan tidur, masalah kognitif, serta masalah suasana hati," ungkapnya.

Sementara ahli jantung Saiya Khan mengatakan, pasien dengan gejala kelelahan adalah salah satu gejala pasca-Covid yang sering ditemui pada pasiennya.

"Yang kami temukan adalah mereka merasa lelah luar biasa beberapa minggu atau bulan setelahnya," kata Khan.

Sebuah studi tentang gejala virus corona yang menetap menemukan bahwa pada 87 persen pasien setidaknya mereka mengalami satu gejala menetap.

Pada awal pandemi, otoritas kesehatan mengatakan bahwa pemulihan Covid-19 biasanya membutuhkan waktu sekitar dua minggu dan orang tua lebih berisiko tinggi.

Namun pada Juli, jelas bahwa 20 persen dewasa muda tanpa penyakit penyerta tetap menderita gejala, bahkan hingga tiga minggu setelah dites positif.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kini menyadari bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan. Elissa Miolene (27), warga New York City yang pernah terinfeksi Covid-19, juga merasakannya.

Ini sudah lebih dari 115 hari setelah ia dites positif, namun Elissa masih merasakan gejala-gejala yang sama.

"Bagiku, hidup saat ini adalah tentang bangun di tengah malam dan menangis karena aku merasakan sangat sakit tetapi tidak tahu kenapa," katanya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved