Ternyata Ini 5 Alasan Sebaiknya Mi Instan Tidak Dimakan Saat Mendaki Gunung, Hanya 188 Gram Kalori

Ternyata Ini 5 alasan sebaiknya mi instan Tidak dimakan Saat mendaki gunung, Hanya 188 Gram kalori

Editor: Nur Pratama
Health Fitness
Ilustrasi Mi Instan 

TRIBUNKALTIM.CO - Ternyata Ini 5 alasan sebaiknya mi instan Tidak dimakan Saat mendaki gunung, Hanya 188 Gram kalori

Aktivitas mendaki gunung tentunya membutuhkan fisik dan energi yang prima.

Namun, seringkali pendaki gunung membawa mi instan sebagai bekal utama karena dinilai lebih praktis.

Nyatanya, mi instan ternyata tidak disarankan untuk dibawa sebagai bekal makan selama pendakian.

Menurut Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen, mi instan memiliki kadar garam yang tinggi dan membuat seseorang bisa cepat haus.

"Kandungan garam yang tinggi membuat lekas haus dan malah bisa menimbulkan dehidrasi. Dalam satu bungkus mi instan memiliki kandungan garam 37 persen," kata dr Tan, dikutip TribunTravel dari Kompas.com.

Tak hanya karena mengandung garam yang tinggi, dr Tan juga membeberkan empat alasan lain agar mi instan tidak lagi menjadi bekal makanan ketika pendakian.

 PENTING! Cara Agar Lolos Kartu Prakerja Gelombang 10, Cara Mendaftar dengan Login www.prakerja.go.id

 Istana Tak Tinggal Diam Saat Eks Panglima TNI Beber Alasan Pencopotannya Akibat Nobar Film G30S/PKI

 Kontak Senjata dengan TNI dan Polri, Kapolda Bocorkan KKB Papua Mau Jadikan Intan Jaya Medan Perang

 LENGKAP Syarat, Cara Daftar Kartu Pra Kerja Gelombang 10 di www.prakerja.go.id, Buruan daftar online

Berikut lima alasan sebaiknya mi instan tidak dimakan saat mendaki gunung:

1. Kandungan garam yang tinggi

Satu bungkus mi instan, seperti penjelasan dr Tan, memiliki 37 persen kandungan garam.

Angka tersebut termasuk tinggi dalam produk makanan.

Kandungan garam yang tinggi itu mampu membuat seseorang atau pendaki merasa cepat haus.

Bahaya yang ditimbulkan jika manusia merasa cepat haus adalah dehidrasi.

Ia melanjutkan, konsumsi garam yang berlebih juga dapat menyebabkan kalium atau potasium menjadi rendah. Hal ini menimbulkan tekanan darah seseorang naik dan berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Mengonsumsi garam berlebih juga mampu menimbulkan kerusakan pembuluh darah yang bisa berisiko pikun, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke hingga penyakit ginjal kronik.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved