Kapal Pengangkut Pasir Tenggelam di Berau, 1 ABK Ditemukan Tewas dan Nahkoda Masih Pencarian
Sebuah kapal pengangkut pasir dilaporkan tenggelam, di perairan Sungai Semurut sekitar 1 kilometer dari Dermaga Semurut, Berau
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Sebuah kapal pengangkut pasir dilaporkan tenggelam, di perairan Sungai Semurut sekitar 1 kilometer dari Dermaga Semurut, RT 01, Kampung Semurut, Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 Wita, Minggu (27/9/2020).
Kapal dengan nomor lambung KM Winda 01 ini, mengangkut pasir dengan berat 30 meter kubit, berangkat dari Sambaliung, pada Sabtu (26/9) sekitar pukul 16.00 Wita kemarin.
Setibanya di Kampung Tabalar, Nakhoda kapal bernama Kahar (35) memutuskan untuk istirahat.
Baca Juga:Polsek Samarinda Ulu Beber Kronologi Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Gerbang Unmul
Baca Juga:Kronologi Bocah 9 Tahun Tenggelam di Kolam Universitas Mulawarman Samarinda, Sempat Ditegur Security
Namun, pada pukul 04.00 Wita, anak buah kapal (ABK) yakni Alimudin (25) terbangun karena merasakan kapal sudah mulai tenggelam. Kemudian pria 25 tahun itu memutuskan untuk menyelam dan keluar dari kapal.
Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning melalui Kasat Polair, Iptu Amin Maulani ke awak media mengatakan, dugaan sementara penyebab kapal tenggelam, karena ada bagian kapal yang bocor.
Ia menjelaskan masih ada dua orang dilaporkan hilang, yakni nakhoda kapal dan satu orang ABK bernama Ujang (30).
"Dalam kapal tersebut, terdapat 3 orang yakni Kahar, selaku nakhoda, Ujang dan juga Alimudin yang berprofesi sebagai ABK," katanya
Posisi kapal yang sudah tenggelam, membuat para warga dan juga pihak kepolisian melakukan penyelaman ke dalam kapal tersebut, untuk mencari keberadaan Ujang dan Kahar.
"Untuk arus cukup tenang. Kami akan menyelam ke dalam dahulu, memastikan apakah ada korban atau tidak di dalam kapal tersebut,” bebernya.
Selain melakukan pencarian, pihaknya juga meminta keterangan saksi mata yakni Alimudin.
Ia mengaku tertidur pada saat kejadian, sehingga tidak mengetahui secara pasti kronologinya. Ia terbangun, pada saat air sudah masuk ke dalam kapal.
"Dari pengakuan saksi yakni Alimudin, air sudah cukup tinggi di kapal. Ia terbangun, kemudian menyelam untuk bisa keluar dari kapal tersebut. Ia juga tidak melihat kedua rekannya,” imbuhnya.