Kisah Sepasang Lansia Samarinda Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam, 23 Tahun Hidup Tanpa Listrik
Di ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda, zaman sekarang ini masih saja ada orang yang tinggal di tempat yang kecil.
Penulis: Nevrianto | Editor: Budi Susilo
Menindaklanjuti permasalan ini, tim respon kasus melakukan kunjungan ke tempat lanjut usia dan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Sosial Kabupaten Samarinda, Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU) Harapan Borneo, LKS-LU Sitti Walidah untuk menentukan alternatif layanan terbaik untuk kakek Darwani dan Keluarga.
Kegiatan respon kasus ini merupakan salah satu bentuk hadirnya Kementerian Sosial melalui Balai Lansia “Gau Mabaji” di Gowa dengan membantu menyelesaikan permasalahan lansia untuk mendapatkan layanan rehabilitasi sosial yang lebih baik.
Baca Juga: Pria di Tulungagung yang Dikenal Sering Membuat Resah, Dikeroyok Warga Hingga Tewas
Baca Juga: Hasil Rapat Pleno, Inilah Nomor Urut Peserta Cabup Cawabup Kutim dalam Pilkada Serentak 2020
Sisi lainnya, Ketua RT 08, Rimbawan Dalam Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara Muhammad Hamsuni Effendi ditemui TribunKaltim.co di kediamannya membenarkan kondisi warganya yang hidup serba kekurangan.
"Saya sudah klarifikasi dari Kelurahan sampai ke pusat.Kebetulan dari Goa meninjau saat hujan-hujan sampai ke wartawan, sebenarnya Dawari tinggal di sini sudah duluan dari saya yang baru sekitar 14 tahun tinggal di Jalan Rimbawan Dalam," ungkapnya.
Keberadaannya difasilitas mantan pejabat Pemkot yang sudah meninggal Helmi Yahya untuk menunggu kebun.
Karena kasihan, awalnya Dawari mau kerja tapi karena umur gak sanggup lagi bekerja. Dan datang disini sudah memboyong pasangan istrinya.
"Saya kurang tahu awalnya tahun berapa dibuatkan pondokan. Awalnya sifatnya untuk sementara karena mungkin kalau cara kerjanya bagus menjaga tanah ukuran 100x50 meter dia mau dibikinkan rumah dan ditinggali Dawari dan istrinya," sebutnya.
Hamsuni dan warganya di RT 08 sebenernya sudah membantu Dawari dan istrinya. Mereka sangat diperhatikan oleh keluarganya istrinya juga.
Hanya saja, Dawari, suaminya maunya hidup mandiri tidak mau membebankan orang lain, berdiri sendiri, usaha sendiri.
"Warga juga membantu keperluannya, kemarin ada bantuan dari Dinsos, Kemensos dan dari Gowa, serta tadi mahasiswa juga ada yang membantu lanngsung kerumahnya," jelasnya.
(TribunKaltim.co/Nevrianto)